Setelah pernikahan, Fellis dan Nathalie memutuskan untuk tinggal di Tokyo.
Itu sesuai rencana Fellis, sehingga saat dikantor dia tidak terlalu khawatir dengan Nathalie.
Nathalie juga merindukan teman lamanya yang pernah bersamanya di Tokyo dahulu. Ia masih memiliki kontaknya. Dan memutuskan untuk menelponnya.
"ナタリー?これは本当にあなたですか?"(Natarī? Kore wa hontou ni anata desu ka?)
(Nathalie? Benarkah ini kau?)
"もちろん。お元気ですか?"(Mochiron. Ogenki desu ka?)
(Tentu saja. Bagaimana kabarmu?)
"私は良いですよ。あなたはありますか?"(Watashi wa yoidesu yo. Anata wa arimasu ka?)
(Aku baik. Bagaimana kabarmu?)
"私も。今、あなたはどこですか?"(Watashi mo. Ima, anata wa doko desu ka?)
(Aku juga. Saat ini kau berada dimana?)
"渋谷、あなたは、私たちが見たいですか?"(Shibuya, anata wa, watashi-tachi ga mitai desu ka?)
(Shibuya, kau mau kita bertemu?)
"もちろん。私たちが会う場所はどこですか?"(Mochiron. Watashitachi ga au basho wa doko desu ka?)
(Tentu saja. Dimana tempat kita bertemu?)
"単独フム.. トロピカルランド。どうやって?"(Tandoku fumu.. Toropika rurando. Dou yatte?)
(Hm.. Tropical Land saja. Bagaimana?)
"いいねぇ。私たちは何時間を満たす必要がありますか?"(Ī nē. Watashi-tachi ha nanji-gan o mitasu hitsuyou ga arimasu ka?)
(Ide bagus. Jam berapa kita bertemu?)
"14.25. 同意しますか?(14.25, Doui shimasu ka?)
(14.25. Kau setuju?)
"はい、私のために待ってください。"(Hai, watashi no tame ni matte kudasai)
(Baiklah. Tunggu aku ya.)
"確かに"(Tashikani)
(Tentu.)
"-----"
Selesai menemui sahabatnya saat di Jepang dulu Nathalie pun pulang menuju kediamannya yang sekarang berada di Jepang.
Saat dia memasuki kediamannya nampak tidak ada siapapun sampai dirinya berada diruang keluarga.
"Fellis, kau disini?" seru Nathalie.
Dia melangkah pelan menuju ruang tamu. Namun, hanya ada keheningan didapatnya.'Apa dia pergi ke kantor?' pikir Nathalie. Tapi, dia menggeleng sendiri. 'Tidak. Tadi dia terlihat santai saat aku hendak pergi.'
Nathalie pun berbalik arah, segera didapati Fellis yang menatapnya tersenyum kecil dengan kedua tangannya telah dirasakan Nathalie berada dipinggangnya.
Dia masih tersenyum lembut dengan beberapa jarak wajah mereka, "Kau sudah pulang rupanya?"
Nathalie merasakan pipinya memanas ketika hembusan napas menerpa wajahnya lembut, "Y-ya, sudah Fellis. Kiraku kau kerja tadi." Jawab Nathalie lalu terdiam.
Fellis mengeratkan pelukannya dipinggang dan satu tangan berpindah ke leher Nathalie. "Tidak, sedari tadi dirumah. Menunggumu." Ucapnya meneliti mata Nathalie yang tampak memandangnya.
Nathalie merasa suasana diruangan tersebut agak panas, pipinya dijalari warna merah karena mendengar ucapan indah suaminya. Beberapa detik kemudian dia tersenyum pelan, "Terima kasih sudah menunggu... diriku." Ucapnya pelan.
Fellis mengangguk dan mencium keningnya. Padahal Nathalie sudah tegang dihadapannya. merasa wanita tersebut tegang dia mengerutkan kening, "Kau mengira aku akan melakukan apa? Menciummu?" Tanya dia sambil terkikik, sudah menaruh kedua tangan disakunya.
Merasa dibodohi Nathalie kesal, "Tidak, kau saja yang terlalu mengharap." Ucapnya akan melangkah menjauhi suaminya.
Namun, dengan cepat Fellis menarik lengan dan menciumnya.
Tepat dibibir kecilnya.
Dia segera melebarkan mata melihatnya. Namun, karena Nathalie merindukan ciumannya membuat Nathalie menangkup wajahnya.
Merasakan tangan Nathalie diwajahnya, Fellis segera melepas ciuman mereka. Lalu mengangkatnya bridal ke kamar.
-----
Selesai make in love mereka berdua berbaring dikasur dengan Fellis memeluk Nathalie yang sedang tidur didadanya.
"Apa Nadien sudah pulang?" Tanya Nathalie menatapnya.
Fellis menatap arah lain, "Sudah, setengah jam sebelum kau pulang." Jawabnya menatap Nathalie dengan penuh cinta.
Merasa tatapannya membuat Nathalie memanas, "Ada apa dengan wajahku?"
Fellis menggeleng menatapnya, "Tidak ada apa-apa." Ucapnya tersenyum kecil masih menatap istrinya.
Dia merasa pria paling beruntung mendapatkan wanita idamannya.
Dia sangat memuja semua yang ada pada Nathalie.
Nathalie lagi-lagi menerima ciuman, namun untuk saat ini dirasa kasar.
Lama Fellis menciumnya membuat dia berusaha melepas, "Fellis, pelan... pelan." Ucapnya lambat dengan pipinya yang memerah.
"Maaf, Nath." Ucapnya menyentuh bibir Nathalie dengan tangannya secara lambat.
Nathalie tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya."Aku sangat senang dengan sikapmu dengan orang tuamu yang tidak membantah lagi." Ucap Fellis menatapnya, menyelipkan rambut Nathalie yang jatuh ke telinga.
Nathalie terdiam mendengarnya. Ibunya juga mengatakan hal yang sama dengan Fellis, "Apa... dulu aku selalu membantah orang tuaku?"
Dia mengangguk, "Ya, Nath. Masih ingat perkataan saat aku melarangmu masuk ke kolam ikan?" Tanya Fellis.
"Aku ingat, Fellis. Patuhi perintah orang tuamu dan perintahku. Ketika aku bertanya kenapa, kau menjawab karena aku tidak ingin kau kenapa-kenapa. Itulah yang membuatku sadar." Ucap Nathalie menurunkan tetesan bening dari matanya.
Hal itu membuat Fellis menarik Nathalie pelan ke pelukannya, Nathalie menangis dipelukannya.
Tetapi, setelah dirasakan Nathalie tidak bergerak membuat dia menatap Nathalie yang sudah tertidur dengan air mata yang masih tertinggal dimatanya.Fellis pun menghapus air mata dimatanya dan menidurkannya.
Dia menarik selimut untuk menutupi mereka dan mencium keningnya, lalu memeluk diri Nathalie yang terlihat menggeliat nyaman dalam tidurnya.
Fellis tertawa pelan menatapnya dan menutup mata, bergabung dengan Nathalie yang sudah berada didunia mimpi.
***
Ceritanya terlalu agak gimana gitu. Maaf ya readers, janji cuma di chapter ini. Oke sampai jumpa di chapter berikutnya.
17/05/2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopes Be Realized ✅
Romance3⃣⚫ The Third Stories. Nathalie Ronald. Itulah nama lengkapnya. Sosok perempuan yang memiliki harapan pada teman masa kecilnya. Cerita ini mengkisahkan kehidupan sehari-hari dirinya sebagai putri dari bangsawan, dan kisah cintanya. ... Ikuti terus...