pengakuan 2

2.1K 150 4
                                    

Chanyeol berangkat sekolah sangat pagi untuk mengambil gitarnya yang dua hari lalu dipinjam oleh temannya untuk melakukan pentas seni. Teman chanyeol menyimpan gitarnya itu di tempat sarana prasarana aula. Setelah sampai di dalam ia segera membawa gitar tersebut keluar. Chanyeol keluar dari tempat sarana prasarana  melewati pintu informasi aula dan menuju ruang penonton bagian belakang. Tak sengaja matanya menangkap sesosok perempuan sedang diam di kursi penonton seorang diri. Chanyeol mengenal wanita tersebut. Chanyeol mendekati wanita itu dan duduk tepat dibelakangnya.
“baek.” Chanyeol bersuara.
“hmm” jawabnya tanpa menoleh ataupun berbalik.
“sedang apa kau disini?” chanyeol mulai bertanya.
“aku sedang sendiri chan.” Terlihat wanita yang dipanggil baekhyun ini menundukan kepalanya. Entah untuk apa. Chanyeol berdiri berniat untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika baekhyun kembali mengeluarkan suaranya.
“jangan katakan aku ada disini pada orang lain termasuk kyungsoo. Jangan berkata apa-apa padanya chan.” Suara baekhyun terdengar berbisik menahan tangis. Sebenarnya chanyeol sangat penasaran tentang keadaan baekhyun saat ini. Dia terlalu bingung untuk berfikir maupun bertindak.
“apa kau terluka baek?” chanyeol bertanya bodoh.”emm maksudku, tak biasanya kau sendirian di tempat sepi seperti ini. Apa kau punya masalah? Jika kau mau, aku bisa mendengar ceritamu baek.” Lanjut chanyeol akhirnya. Lama tak direspon baekhyun, chanyeol kembali bersuara.”tapi jika itu masalah yang besar kau tak harus menceritakannya baek.” Sekarang baik chanyeol maupun baekhyun tak ada yang melanjutkan percakapan. ‘aishh sekarang aku harus bagaimana? Apa aku pergi saja? Toh dianya juga tidak mau berbicara. Akhh kenapa aku jadi bingung begini sih?’
“emm baek aku pergi ke kelas dulu yah. Aku lupa belum mengerjakan pr hehe. Apa kau mau ikut?” lagi-lagi chanyeol tak mendapat tanggapan dari lawan bicaranya. Chanyeol menghelakan nafas ringan.”aku pergi sekarang baek. Jika ada apa-apa kau harus hubungi aku. Harus, mengerti? Baiklah aku pergi.” Chanyeol pun melangkahkan kakinya keluar aula meninggalkan baekhyun yang tengah menangis. Perlu kalian ketahui bahwa baekhyun menangis tanpa mengeluarkan suara atau menggetarkan badannya. Baekhyun hanya memandang lurus ke arah panggung pentas dan air matanya mengalir tanpa beban menuruni pipi mulus baekhyun.

Untuk hari ini baik kyungsoo maupun chanyeol dibuat gelisah oleh pikirannya sendiri. Mereka tidak bisa konsen pada pelajaran yang sedang berlangsung dikelas. Chanyeol mengelurkan handphonenya dan mulai mengetik sesuatu. ‘Apa kau baik-baik saja?’ chanyeol berfikir sejenak sebelum menghapus pesannya. Kemudian menulis kalimat lain ‘apa kau sendirian?’ “akhh kau bodoh chanyeol. Jelas-jelas dia sendirian, hapus” gerutunya sambil menghapus lagi pesannya. “ada apa chanyeol-ssi?” tanya min seongsaengnim. “aaani saem. Emm aku hanya lupa tidak membawa pulpen. Bolehkah aku keluar untuk membeli pulpen?” chanyeol beralasan. “tidak. Kau bisa pakai pulpenku. Kemarilah, ambil pulpen kedepan.” Ujar min saem merespon alasan chanyeol yang kuno. Chanyeolpun melangkahkan kaki panjangnya menuju meja min saem didepan. Kyungsoo yang sama sekali tidak memperhatikan aktivitas disekitarnya hanya diam memandang papan tulis yang ramai oleh tulisan tangan min seongsaengnim. Entah kenapa saat ini kyungsoo sangat ingin melihat wajah cantik baekhyun. Ada sesuatu yang sedari tadi ingin ia pastikan dengan melihat keadaan baekhyun.

Chanyeol berjalan tak tentu arah dengan wajah datarnya dan entah mengapa kaki panjangnya membawa tubuh chanyeol memasuki ruang seni. Dia melihat jimin yang terlihat sedang sibuk sendiri dan bergumam tak jelas. Chanyeol mencari tempat duduk tanpa mengalihkan matanya dari jimin.
“kau sedang apa?” tanya chanyeol sedetik setelah dia duduk.
“oh kau mengagetkanku. Sejak kapan kau ada disitu?” tanya jimin balik.
“baru saja.” Jawab chanyeol singkat.
“apa ada masalah?” jimin melihat ekspresi chanyeol yang tak bersemangat.
“entahlah. Aku hanya sedang khawatir saja.” Ujar chanyeol yang tak sadar akan kata-katanya tadi.
“pada siapa?” jimin penasaran.
“akhh tidak, lupakan saja. Aku tanya kau sedang apa?” chanyeol mengulang pertanyaan pertanyaannya tadi.
“aku sedang mengabsen mereka.” Jimin menunjuk deretan alat musik dan perlengkapan seni lainya.
“ckk mereka tidak bisa menggerakan kakinya jadi benda itu tak akan kabur jim.” Chanyeol berusaha melucu.
“aku tahu. Hanya saja aku sedikit khawatir mereka akan hilang. Kau tahu? Sekarang yoongi sedikit sensi karena beberapa bola basket dan futsal raib entah kemana. Aku jadi tidak bisa mengajaknya pergi ke festival karena dia terlalu sibuk mencari bola-bola itu.” Ujar jimin lebih tepatnya curhat jimin pada chanyeol dan mulai mendudukan dirinya pada kursi disamping chanyeol.
“kenapa kau tidak membantunya mencari bola itu?” tanya chanyeol mendengar keluhan jimin.
“dia tidak ingin ada orang luar mengetahui masalah klubnya.” Jimin sedikit tersenyum sambil menunduk.
“orang luar? Kau kan kekashinya jadi tak akan ada yang curiga kalaupun kalian sedang mencari bola bersama.” Chanyeol mulai berpendapat.
“aku juga sudah mengatakan itu padanya tapi dia tidak mau mendengarkanku.” Jimin menatap chanyeol.
“lalu kenapa dia memberitahumu?” chanyeol menatap balik jimin.
“dia tidak memberitahuku. Aku yang mencari tahu kesibukan yoongi pada teman satu klubnya.” Jimin menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi.
“hmm apa semua wanita yang terkena masalah akan seperti itu?” tanya chanyeol lirih bermaksud bertanya pada dirinya sendiri.
“aku tidak tahu. Aku hanya memperhatikan yoongi jadi aku tidak bisa memberi jawaban atas pertanyaanmu chan.”
“yahh kau benar. Setidaknya kau bisa memahami satu diantara mereka.”
“heyyy apa ini masalahanya? Beritahu aku, kau sedang menyukai seseorang?” jimin mulai mengintrogasi chanyeol.
“tak ada. Aku hanya tidak tahu makanya aku bertanya.” Chanyeol tersenyum ke arah jimin tanda bahwa dia tak punya hal semacam itu.

“ssshhh sebenarnya kau dimana baek? Kenapa kau menghilang sejak pagi?” kyungsoo terus mencari baekhyun ke kantin, ruang penyiaran, aula bahkan kamar mandi tak luput dari tempat pencarian kyungsoo. Dia benar-benar frustasi tak tahu harus kemana lagi untuknya mencari baekhyun.
“kyung.” Kai memanggil kyungsoo sambil menepuk pelan bahu wanita itu.
“oh kai.” Kyungsoo hanya merespon kai seadanya.
“kau sedang apa? Kau terlihat sedang mencari sesuatu.”
“aku sedang mencari baekhyun. Dia menghilang sejak pagi.” Adu kyungsoo pada kai.
“bagaimana bisa? Apa kalian bertengkar?” tanya kai.
“seingatku kami tak punya hal yang pantas untuk diperdebatkan.” Kyungsoo menunduk. Melihat kyungsoo yang murung membuat kai tidak tega.
“ayo kita cari bersama.” Ujar kai sambil menggandeng tangan kyungsoo. Kyungsoo mendongak menatap kai. Seakan mengerti akan tatapan kyungsoo, kai menggangguk yakin.
“kita coba pergi ke ruang seni. Mungkin dia sedang bermain piano disana.” Kai.
Kyungsoo hanya melangkah mengikuti kai. Tangannya masih bertaut dengan tangan kai. Kai membuka pintu ruang seni mendapati chanyeol dan jimin tanpa melihat keberadaan baekhyun.
“chan apa kau melihat baekhyun?” kai masuk bersama kyungsoo tanpa melepas genggaman tangannya.
“tidak.” Chanyeol berbohong.
“apa tadi baekhyun kesini?” sekarang kyungsoo yang bertanya.
“tidak, sejak tadi hanya aku dan jimin disini. Iya kan jim?” Kali ini chanyeol jujur.
“iyah, sebelum chanyeol dan kalian datang aku tidak melihat baekhyun disini.” Jimin memberi penjelasan lebih.
“hhh aku lelah. Aku sudah mencarinya kemana-mana bahkan kamar mandi pun aku periksa satu persatu tapi tetap saja tidak ada.” Keluh kyungsoo. Chanyeol yang mendengar itu merasa tidak tega, dia mencoba memberi petunjuk lebih tepatnya bocoran pada kyungsoo.
“coba kau cari di aula. Mungkin dia sedang mendengar musik disana.” Chanyeol.
“aku sudah mencarinya disana tapi tidak ada.” Kyungsoo mendekati chanyeol bermaksud duduk.
“benarkah? Dia tidak ada disana?” kaget chanyeol. Tak ada yang curiga satu orangpun pada chanyeol yang meninggikan suaranya. Mereka berfikir hal ini wajar karena baekhyun juga teman chanyeol. Kyungsoopun mengganggukan kepalanya.
“ya sudah kalau tidak ada yang tahu keberadaan baekhyun, aku pergi. Jika nanti kalian bertemu atau melihat baekhyun tolong beritahu aku ya.” Pamit dan pinta kyungsoo. Hanya jimin yang mengangguk sedangkan chanyeol tengah berfikir keras tentang baekhyun bahkan sampai tidak sadar jika kyungsoo dan kai sudah keluar.
“hey! Kau kenapa?” jimin menyadarkan chanyeol.
“aku harus pergi jim. Aku khawatir dia tidak ada disana.” Chanyeol pergi tersgesa-gesa.
“yak kau mau kemana? Aishh... aaahh jadi ini masalahnya.” Jimin tersenyum misterius.

“baek! Baekhyun! Kau dimana? Apa kau masih disini? Baekhyun jawab aku!” chanyeol berteriak di ruangan sepi, aula sekolah.”aishh kau dimana baek? Cepat angkat telponmu.” Titah chanyeol pada baekhyun yang entah dimana. Chanyeolpun berlari keluar aula ke tempat lain.

“aishh kenapa pintunya dikunci si? Yak! Buka pintunya. Kau pikir hanya kau saja yang ingin istirahat didalam. Yak! Buka!” teriak wanita dari luar ruang uks.
“hey kau yang didalam, jika kau tak kunjung membuka pintunya akan kubuat kau tinggal didalam selamanya.” Imbuh teman wanita yang berteriak tadi.
Chanyeol yang kebetulan lewat tidak memperdulikan mereka dan melewati mereka berdua yang tengah kesal.
“hey bisa bantu aku? Tolong kau dobrak pintu ini.” Pinta salah satu wanita tadi.
“tidak bisa. Aku sedang sibuk.” Ujar chanyeol dan terus melangkahkan kakinya.
“yak! Park chanyeol! Aku minta tolong padamu.” Mohon yang wanita itu.
“kenapa tidak minta kuncinya saja si pada petugas piket? Kenapa malah menyuruhku untuk merusak sarana sekolah?” Kesal chanyeol. Dia sedikit melihat kedalam ruang uks dan mendapati baekhyun yang tengan berbaring didalam. Chanyeolpun segera membuka paksa pintu uks lebih tepatnya mendobrak pintu itu dan melesat masuk menghampiri baekhyun.
“baek, kau baik-baik saja?” tanya chanyeol dengan nada yang khawatir. Baekhyun hanya berdehem menjawab pertanyaan chanyeol tanpa membuka matanya atau mengubah posisinya.”kau tidak bisa terus begini. Aku akan katakan pada kyungsoo bahwa kau disini.” Chanyeol membuka handphonenya dan menguhubungi kyungsoo.
“halo kyungsoo, aku...” ucapan chanyeol terhenti karena baekhyun menarik tubuh chanyeol dan menempelkan bibirnya dengan bibir chanyeol. Hanya menempelkan bibirnya saja. Chanyeol kaget bukan main, dia mengerjapkan matanya mencoba memastikan keadaanya. Tak lama chanyeol menarik tubuhnya menjauh disusul baekhyun yang mendudukan dirinya sambil tertunduk.

“chanyeol ada apa? Halo? Chanyeol? Halo halo halo. Isshh kenapa jadi hening begini?” kyungsoo terus berbicara pada handphonenya dan mendapat perhatian dari kai.
“ada apa?” tanya kai.






tbc

Maaf banget ini ngaretnya kebangetan. Author lagi sibuk2 nya buat masuk universitas. Dan lagi author bawa kabar buruk. Author nw hiatus dulu sampe akhir bulan. Maaf sekali lagi.

Squard LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang