"Ah iya, sebentar lagi aku akan sampai disana," ujar Jian sambil menelepon seseorang.
"Iya iyaa.. kau tak sabar sekali sih!" ujar Jian kesal.
Ia memutuskan sambungan telepon itu. Kemudian masuk ke dalam sebuah café.
"Kau lama sekali!" ujar teman Jian.
"Ah maaf, aku harus beres-beres rumah dulu," jelas Jian.
Ia kemudian duduk di kursi. Kemudian memanggil pelayan dan memesan minuman serta cemilan.
"Ah!" Jian memekik ketika rambut panjangnya itu terurai.
"Ah, lepas lagi." Jian mengambil tali rambut yang putus itu di lantai.
Jian menepuk-nepuk tali rambut dengan hiasan berbentuk beruang yang memegang hati.
"Bukankah itu tali rambut yang sering kau gunakan saat masih sekolah dulu ya?" tanya teman Jian. Jian mengangguk lalu tersenyum.
"Itu dari Kun, 'kan?" tanya teman Jian lagi.
"Ya," jawab Jian.
"Kau buang saja, lagipula kau sudah putus dengannya sejak tiga tahun yang lalu, 'kan?" tanya teman Jian itu.
Jian terdiam.
Selama pelajaran sekolah berlangsung Jian terus-terus menyibak rambut panjangnya itu ke belakang.
Kun yang duduk di belakang dapat melihat ketidak nyamanan Jian dengan rambutnya itu. Ia kemudian tersenyum kecil.
"Ah, rambut ini benar-benar menganggu. Apa aku harus memotongnya ?" tanya Jian pada Kun saat perjalanan menuju rumah Jian.
Kun memang sering mengantar Jian sampai rumahnya. Padahal rumah Jian dengan apartemen Kun berbeda arah. Tapi Kun tetap saja ingin mengantar Jian pulang.
"Jangan, kalau kau potong rambut mu. Nanti kau malah tambah imut," jawab Kun.
"Imut?" tanya Jian.
"Heum, kalau kau imut, nanti para lelaki di kelas semakin banyak yang menyukai mu," jawab Kun.
Jian tertawa mendengar penjelasan Kun itu. Aneh sekali, pikirnya.
"Tentu saja tidak akan, aku akan menolak mentah-mentah lelaki yang mendekati ku. Karena aku kan hanya milik seorang Qian Kun!" tegas Jian kemudian tersenyum lebar.
"Itu baru kekasih ku!" Kun mencubit pipi Jian gemas.
"Eh eh, tunggu sebentar. Tunggu disini oke!" pinta Kun kemudian menyebrangi jalan dengan berlari.
Jian menurut saja dengan perintah Kun. Ia diam ditempat, untung saja tadi mereka berhenti tepat di bawah pohon, jadi ia tak akan kepanasan.
Tak lama Kun kembali. Jian menatap Kun yang masih terengah-engah itu.
"Berbalik," pinta Kun, Jian kemudian berbalik.
Kun merapihkan rambut Jian kemudian mengikatnya dengan tali rambut yang ia beli di toko aksesoris tadi.
Kun membalikkan tubuh Jian kemudian tersenyum lebar.
"Ini lebih baik," ujar Kun.
"Kau selalu tahu ya apa yang ku perlukan. Terima kasih," ujar Jian tulus.
"Tidak bisa, tali rambut ini sebuah kenangan untuk ku," jawab Jian.
Ia menyambungkan kembali tali rambut yang putus itu. Kemudian tersenyum.
"Andai hubungan kita bisa tersambung lagi, Kun," gumam Jian lalu memandang keluar café.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time No See | Kun✔
FanfictionMereka sudah jadi mantan kekasih, tapi masih saling merindukan kenangan satu sama lain.