Jian tengah melilih-milih baju saat ini. Musin dingin sudah hampir tiba, dan ia memerlukan baju hangat lebih banyak lagi.
"Mmmm.. ungu atau kuning ya?" tanya Jian sambil melihat sweater yang ia pegang.
"Kuning, Kun suka kuning," ujar Jian akhirnya.
"Eh? Aku kan beli untuk diriku, bukan untuk Kun." Jian menggeleng pelan, namun tetap memilih sweater berwarna kuning.
Setelah memilih beberapa baju hangat, ia segera keluar dari toko baju dan menuju mesin minuman yang berada di pinggir jalan.
Setelah memasukkan uangnya, ia segera menekan memilih minumannya.
"Hari ini dingin, tapi aku juga ingin minuman dingin," ujarnya setelah mengambil minumannya yang sudah keluar itu.
Ia segera pergi dari depan mesin minuman itu. Tak lama datanglah Kun yang juga ingin membeli minuman.
"Jian suka sekali beli minuman kaleng begini," ujar Kun lalu memilih minumannya.
"Tapi... ia tak ada disini ya?" gumamnya lalu pergi.
ㅡㅡㅡ
Jian masih menikmati jalan-jalannya hari ini. Sesekali mengadahkan kepalanya untuk menatap langit yang cerah.
"Kapan ia akan kembali ke Korea?" gumam Jian.
"Atau mungkin ia tak akan kembali kemari?" gumamnya lagi.
"Aku berharap begitu besar." Jian tersenyum miris.
Sementara Kun sedang duduk-duduk di taman. Taman yang biasa ia dan Jian datangi dulu.
"Aku akan menunggu lebih lama disini untuk mu, Jian," ujar Kun.
"Semoga kita bisa bertemu disini."
Namun, sudah hampir satu jam Kun duduk disana. Tak ada tanda-tanda seorang Kim Jian datang. Bahkan hari sudah semakin sore.
"Huft..." Kun menghembuskan napas berat.
Lalu dengan berat hati ia berdiri, namun kembali menatap kursi itu.
"Mungkin besok," ujar Kun lalu pergi.
Kun memegangi perutnya, perutnya berbunyi tadi. Ia lupa makan siang karena jalan-jalan sejak tadi.
Jian yang masih berjalan-jalan juga merasakan jika cacing di dalam perutnya itu mulai demo.
"Makan apa ya?" tanya Jian.
"Topokki!" celetuk Jian dan Kun bersamaan.
Jian melihat penjual topokki yang tak jauh darinya, ia lalu menghampiri penjual itu. Disini sepi, hanya ada ia dan penjualnya yang pasti.
Kun menyipitkan matanya ketika melihat penjual topokki di seberang jalan sana. Hanya ada satu wanita yang tengah memakan topokki. Ia lalu menyebrangi jalanan.
Kun langsung mengambil oden, namun wanita itu juga mengambil oden yang sama dengan Kun.
Kun menoleh...
Jian melihat tangannya yang dipegang oleh seorang lelaki, lalu kemudian menoleh....
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time No See | Kun✔
FanficMereka sudah jadi mantan kekasih, tapi masih saling merindukan kenangan satu sama lain.