Part 6

1.3K 67 23
                                    

HAI ALL.MAAF YA  BARU UPDATE SEKARANG. SEMOGA KALIAN TIDAK BOSAN DENGAN CERITA INI. SALAM CERIA DARIKU \(^ ^)/!!

OKE SEMALAT MEMBACA.

"AW, aduh sakit banget, lutut gue berdarah, terpaksa gue harus jalan pincang dulu untuk sementara, maafkan Rain kakak – kakakku sayang kayaknya kalian harus menunggu 15 menit lagi" batin Rain.

Author pov

15 menit Rain berjalan pincang, akhirnya Rain melihat mobil kakaknya yang terparkir tidak jauh dari halte Bus, tapi 15 langkah dari mobil kakaknya Rai berhenti berjalan.

"Aduhh.., gimana nih, apa yang harus kukatakan pada kedua kakakku, pasti mereka akan membawaku kerumah sakit saat melihat lukaku ini, walaupun lukanya hanya sekecil ini pun pasti tetap akan dibawa kerumah sakit, aku benci rumah sakit, pokoknya aku harus berpikir bagaimana caranya agar kakak tidak membawaku ke rumah sakit."batin Rain.

Tok Tok Tok

"Buka pintunya, Rain Ingin masuk" Ucap Rain setelah mengetuk kaca mobil kakaknya

Setelah kakaknya membuka kuncinya Rain pun masuk, saat ingin masuk Rain sangat tegang, Rain takut jika kakaknya melihat lukanya dan membawanya ke rumah sakit, tapi dugaannya salah kedua kakaknya tidak melihat lukanya yang artinya tidak ada ruma sakit.

"Yes!!!! Berhasil, rencanaku 100% SUKSES" sorak batin Rain kegirangan.

Flashback

Sisa 10 langkah untuk sampai ke mobil lagi – lagi Rain berhenti.

"gue punya ide!!!"sambil menjentikkan jarinya.

Rain pun menunduk dan melihat rok yang ia pakai menutupi sebagian lukanya, akhirnya Rain menurunkan sedikit roknya agar menutupi seluruh lukanya.

"kenapa dari tadi tdk kepikiran yah? Terimakasih ROK, kau adalah menyelamatku" ucap Rain gembira.

Akhirnya Rain melanjutkan jalannya dengan hati yang sedikit lega pasalnya kedua kakaknya itu sangat teliti.

Flashback OFF

Di mobil karena kedua kakaknya sibuk, bukan keduanya sih hanya satu yang sibuk yaitu Rai dia sibuk dengan game yang dia mainkan sampai – sampai mengacuhkan adiknya sedangkan Rey fokus menyetir. Akhirnya Rain memutuskan untuk mendengarkan musik, Rain hanya mendengarkan setengah dari musik yang dia pilih karena saat dipertenghan lagu Rain sudah berada di alam mimpi.

"Rain bangun!" Ucap Reyhan

"ENGH........, jangan ganggu Rain kak, Rain masih ingin tidur." Ucap Rain setengah sadar dari tidurnya.

"oke. Tidak ada pilihan lain, Rai tolong bawakan tas Rain sama tas gue yah." Ucap Rey sambil menggendong adiknya Rain.

"Oke Rey" jawab Rai sambil mengambil tas Rain dan Rey.

Saat Rey dan Rai memasuki rumah a.k.a Mension dan berada di Pintu banyak pelayan yang khawatir melihat Rain.

"Ada apa dengan Nona Rain Tuan?" Tanya salah satu pelayan yang dipanggil Bi Minah.

"Dia tidak apa – apa Bi. Rain cuman ketiduran, mungkin Rain capek Bi kan ini hari pertamanya sekolah" jawab Reyhand.

"Syukurlah kalau begitu Tuan Rey" Ucap Bi Minah.

"Kalau begitu kami permisi yah Bi saya ingin bawa Rain ke kemarnya" Ucap Rey

"iya Tuan Rey silahkan" Jawab Bi Minah.

Rey dan Rai pun pergi ke kamar Rain. Saat Rey membaringkan Rain tiba – tiba Rai berteriak yang untungnya tidak membangunkan Rain.

"ASTAGA!!!???" Teriak Rai.

"Apaan sih Rai, kenapa teriak gitu kalau sampai Rain bangun gimana?" Ucap Rey sambil melihat pergerakan Rain, takut jika adik mereka terbangun.

"hehehe maaf Rey refleks tadi. oh iya, Rey kamu harus lihat ini" ucap Rai serius.

"lihat apa sih kok kamu serius amat?" ucap Rey penasaran

"Lutut Rain berdarah" jawab Rai.

"jangan bercanda deh Rai, candaan kamu nggak lucu tahu nggak" ucap Rey sambil melihat kearah lutut Rain. Saat melihatnya Rey kaget dan terdiam.

"REY, MENDING LO PANGGIL UNCLE SAM KESINI SEKARANG JUGA" ucap Rai sambil berteriak lagi.

~~  Rai.. Rai lupa dengan aturan yah? mas~~ apaan sih thor ganggu aja kan ceritanya aku lagi panik, bagaimana sih. ngertiin aku dong thor. ~~ yah.., kok kamu malah baper sih Rai. sudah deh mending balik ke cerita.~~ ( ABAIKAN SAJA)

Tampa pikir panjang Rey langsung menelphone paman sekaligus dokter keluarganya untuk segera ke Mension Albert.

SKIP

"Bagaimana keadaan Rain uncle ? Rain baik – baik saja kan. Apa kita harus membawanya kerumah sakit? Uncle ayo jawab!" Ucap Rey sangat khawatir.

"Tenangkan dirimu Rey. Rain baik – baik saja, lukanya tidak terlalu parah hanya lecet sedikit dilutut. Kalian tidak perlu membawanya ke Rumah Sakit, kalian tidak ingin melihatnya marah dan kabur dari rumah kan?" jawab Uncle Sam sekaligus dokter keluarga Albert.

"Syukurlah Rain baik – baik saja.Rey apa yang akan kita katakana pada Mom & Dad nanti? Mereka pasti akan sangat khawatir jika mereka tahu." Ucap Rai

"Itu jika Mereka tahu kan. Jangan beritahu Mom & Dad. Ancle, Rey mohon jangan beritahu Mom & Dad tenteng keadaan Rain saat ini, aku mohon Uncle Sam" Ucap Rey sambil memohon kepada Uncle-nya.

"OKE. Uncle tidak akan memberitahukan hal ini pada Ayah dan Inu kalian, Tapi INGAT jangan sampai hal ini terulang lagi oke." Ucap Uncle Sam sambil menekankan kata INGAT.

"Siap Uncle" jawab Rey dan Rai hampir bersamaan.

Rey dan Rai turun kebawah untuk mengantar Uncle Sam sampai pintu depan.

"OH iya Uncle hampir lupa, Ayah dan Ibu kalian sedang pergi ke Jerman untuk mengurus bisnis, untuk berita lengkapnya kalian harus menghubungi mereka. Uncle pamit dulu yah" Ucap Uncle Sam sambil mengecup kening Rain.

"OKE Uncle makasih. Dan hati hati di jalan" ucap Rai

SKIP

~Rain POV~

"Engh..., loh? Kok aku ada dikamar" Tanyaku pada diriku sendiri.

"Apa mungkin aku tidur sambil jalan yah? Perasaan tadi aku ada di mobil bersama kedua kakakku." Batinku.

Saat aku ingin berdiri aku merasa nyeri dibagian lututku, akupun melihat kebawah dan ternyata lututku diperban.

..

...

....

Wait.

"WHAT?!!!!!! PERBAN!!?? KOK LUTUT KU SUDAH DIPERBAN?!! Jangan jangan....AAAAAA..........!!!!!!!" teriakku sangat keras.

~ ~ ~

PS: Dalam keluarga Albert, ada beberapa aturan yang wajib diikuti.

- Tidak boleh menggunakan gue – elo. ( jika sudah memasuki gerbang rumah, lo - gue nya harus hilang)

- Dalam 1 minggu harus ada hari keluarga (meluangkan waktu untuk keluarga.HARUS).

- Setiap makan pagi dan malam keluarga Albert harus lengkap.

Untuk saat ini hanya itu, dilain waktu saya akan melengkapinya

                                                                          Tertanda.

Mrs. Albert

YES! I AM (NOT) NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang