Part 7

688 35 19
                                    

Author pov

"Engh..., loh? Kok aku ada dikamar" Tanya Rain pada dirinya sendiri.

"Apa mungkin aku tidur sambil jalan yah? Perasaan tadi aku ada di mobil bersama kedua kakakku." Batin Rain.

Saat Rain ingin berdiri dia merasa nyeri dibagian lututnya, Rainpun melihat kebawah dan ternyata lututnya diperban.

..

...

....

..Wait.

"WHAT?!!!!!! PERBAN!!?? KOK LUTUT KU SUDAH DIPERBAN?!! Jangan jangan....AAAAAA..........!!!!!!!" teriak Rain sangat keras.

"ada apa Rain!!!" Tanya Rey sambil mengatur nafasnya.

"Tidak ada apa – apa kok" Jawab Rain gugup.

"RAAAAAAIN, KAMU TIDAK APA – APA KAN? ADA YANG SAKIT? KENAPA KAMU TERIAK??!!" Teriak Rai saat sampai di kamar Rain.

"Kak Rai terlalu berlebihan, kan kakak bisa bicara pelan – pelan tanpa teriak?" Ucap Rain

"Hehehe Maaf Rain habisnya teriakan mu sangat keras, kakak pikir kamu dalam bahaya." Ucap Rai menjelaskan.

"Rain, lebih baik kamu istirahat saja, jika makan malam sudah tersedia kakak akan memanggilmu" Ucap Rey lalu keluar dari kamar adiknya dan diikuti oleh Rei.

"huft...., akhirnya kak Rey dan Kak Rai pergi." Ucap Rain

1 DETIK

2 DETIK

3 DETIK

4 DETIK

5 DETIK

..... 5 MENIT BERLALU.....

"Tapi apa yang harus kulakukan sekarang?" Tanya Rain pada dirinya sendiri.

"lebih baik aku mandi lalu turun kebawah untuk membatu bi Minah menyiapkan makan malam. Iya, itu lebih baik dari pada kembali tidur" Ucap Rain.

~ Skip ~

Sedikit informasi non disini singkatan dari kata nona yah, soalnya kalau pake nona kayaknya terlalu formal. Silahkan lanjut...(maaf mengganggu)

Setelah mandi dan memilih baju yang cocok untuk menutupi lukanya akhirnya Rain turun kebawah, di ruang keluarga Rain melihat kedua kakaknya yang sedang bermain playstation, karena Rain tidak mood untuk mengganggu kedua kakak nya akhirnya Rain melanjutkan niatnya untuk membantu Bi Minah di Dapur.

"BIBI...., ADA YANG BISA RAIN BANTU?" Tanya Rain tiba – tiba sambil teriak pada bi Minah yang sedang menggoreng ayam.

"EH Ayam copot, EH copot Ayam, Ayam." Latah bi Minah

"non Rain ngagetin bibi aja, kalau ayamnya tumpah kan mubazir non?" Ucap bi Minah

"Maafin Rain yah bi, soalnya Rain lagi bersemangat, pengen bantuin bibi masak." Ucap Rain sambil menunduk tanda bahwa dia sedang menyesali perbuatannya.

"eh kok non Rain malah nunduk sih, katanya mau bantuin bibi masak?" Ucap bi Minah yang mengalihkan pembicaraan agar Rain tidak bersedih lagi.

"emang Rain boleh bantuin bibi masak? Emang bibi tidak marah sama Rain? Kan Rain sudah buat bibi kaget tadi?" Tanya Rain

"Mana bisa bibi marah sama non Rain, kan niat non Rain bukan buat kagetin bibi, bibi mengerti kok karena non Rain lagi semangat makanya non Rain teriak seperti tadi, bibi sama sekali tidak marah melainkan bibi sangat senang karena non Rain mau bantuin bibi masak." Ucap bi Minah sambil mengusap lembut kepala Rain.

"Terimakasih Bi sudah mau maafin Rain, kalau bagitu ayo kita buat makanan yang enak bi." Ucap Rain ceria dan bersemangat.

Ps = "Rain sangat suka jika kepalanya diusap lembut, itu bisa membuatnya tertidur dan merasa tenang + bahagia".

~Skip~

"Akhirnya selesai juga yah bi." Ucap Rain sambil melihat hasil masakannya dengan bi Minah.

"Iya non, berkat non pekerjaan bibi jadi labih cepat selesai. Nah lebih baik sekarang non Rain makan malam, bibi akan memangil tuan Rey dan tuan Rai dulu." Ucap bi Minah

"Eh bi nggak usah. Biar Rain saja yang memanggil mereka, lebih baik sekarang bibi pergi istirahat saja. Oke?."Ucap Rain menahan bi Minah untuk memanggil kedua kakaknya.

"Baiklah non Rain" jawab bi Minah

Setelah bi Minah pergi, Rain pergi keruang keluarga untuk memanggil kedua kakaknya untuk makan malam tapi sesampainya Rain di ruang kelaurga kedua kakaknya sudah tidak ada bahkan ruang keluarga sudah bersih dan tidak berantakan lagi.

"Kemana perginya kak Rey dan kak Rai, perasaan tadi masih ada disini deh? apa mungkin ada di kamar yah?" batin Rain.

Karena Rain tidak ingin membuang tenaga menaiki tangga untuk mencari kedua kakaknya, akhirnya Rain memilih untuk menggunakan otaknya yang cerdas untuk membuat kedua kakaknya datang menghampirinya.

.

..

...

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!! KAKAK TOLONG, TOLONG RAIN KAKAK, RAIN MOHON!! KAKAK ADA DIMANA??!!! BANTU RAIN KAK!!!! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKHHHHH.!!!!" Teriak Rain semaksimal mungkin.

...1

...2

...3

"Kamu kenapa Rain?!!!!" teriak kedua kakakku dari tangga.

"Kakak cepat!! Rain ada di meja makan kak!" Teriak Rain.

"Kenapa Rain? Kamu terluka? Ada yang sakit? Bagian mana yang sakit?" Tanya Rai saat sampai di meja makan lalu memutar tubuh adiknya memastikan tidak ada yang luka. Di belakangnya terlihat Rey dengan raut wajah yang khawatir.

"Iih, kak Rai kenapa sih? Pusing tahu!" jawab Rain sambil memegang kepalanya.

  Melihat Rain baik - baik saja Rey pun sadar bahwa adiknya itu sedang mengerjai mereka, akhirnya Rey duduk di meja makan sambil mengambil makanan yang ingin Rey makan, terkadang Rey tersenyum karena melihat Rai yang terlihat sangat khawatir dengan adik mereka.  

"Kakak cuman mengecek kok, tapi kayaknya tidak ada yang terluka. Rain kamu baik – baik aja kan?" ucap Rai khawatir

"Kak Rai kok aneh sih?! Siapa yang terluka kak? Lagi pula Rain baik – baik aja kok." Ucap Rain sambil menatap kakaknya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Loh?! Kok kamu katain kakak aneh sih Rain? Kakak itu khawatir sama kamu Rain." Ucap Rai

"Simpan aja kekhawatiran kak Rai itu. Lebih baik kita makan sekarang, Rain sudah lapar." Ucap Rain sambil duduk di samping kakaknya Rey yang sedang menikmati makanannya.

"Rey kamu makan kok nggak ajak – ajak?" Ucap Rai sambil dudul di samping adik kesayangannya Rain.

"Kan kamu bicara terus sama Rain, jadi lebih baik aku makan deluan. Benarkan Rain?" Ucap Rey sambil menatap adiknya Rain yang sedang menganggukkan kepalanya yang artinya Rain menyetujui perkataannya.

"aku itu khawatir Rey. Bagaimana jika Rain terluka?" Ucap Rai

"Rai..Rai.., Rain itu cuman pura – pura kesakitan." Jawab Rey

"Haalloooo! Kakak – kakak ku yang GANTENG mohon jangan berbicara lagi karena sekarang waktunya untuk makan BUKAN DISKUSI. MENGERTI!?" Ucap Rain kesal karena acara makannya terganggu oleh ocehan kedua kakaknya.

Rey dan Rai langsung menganggukkan kepala mereka seperti anak kecil yang patuh, tanpa berbicara lagi mereka langsung melanjutkan memakan makanan mereka yang sempat tertunda karena perbincaraan mereka.

~ ~

~ ~




Kalau ada kata yang salah tolong beritahu yah dan
Maaf karena baru bisa Update sekerang. semoga kalian masih ingin membaca cerita ini, ku harap kalian tidak bosan menunggu ceritaku Update. sekali lagi saya minta maaf. 

YES! I AM (NOT) NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang