Ilaria's pov
"Niall,itu sarapan untuk harry kenapa kau makan?",ujarku lalu mengambil piring yang di genggamnya.
"Sebenarnya siapa sih suamimu aku atau dia?",aku menghela nafas lalu menaruh piring berisi 1 bacon dan telur mata sapi itu diatas meja makan.Sebenarnya aku yang hamil kenapa dia yang emosian.
Akhir-akhir ini memang mandara dan harry menginap di sini,aku yang selalu membuatkan masakan untuk mereka semua mengingat mandara yang kehamilannya sudah menginjak 7 bulan.
"Niall kau sudah sarapan cereal,3bacon,2lapis roti,segelas susu.Apakah tidak cukup?",ujarku meredam marah,asal kau tau aku bisa saja emosian belum lagi aku hamil.
"Tapi aku masih lapar",ujarnya cemberut.
"Aku akan membuatkan sarapan lagi untukmu tapi jangan makan bagian harry",niall berdecak dan bangkit dari sofa.Ia mengambil kunci mobilnya dan berjalan ke pintu depan.
"Aku sudah tak lapar lagi.Aku pergi sebentar"
"Kema-",belum aku menyelesaikan pertanyaanku niall sudah membanting pintu dari luar.
Aku menghela nafas lalu memijit pelipisku.
Ulang tahun Pernikahan kami yang ke dua,diawali dengan kejadian tidak mengenakan.
Niall terkadang bisa terlalu cemburu denganku.Harusnya ia percaya denganku,kami ini suami istri.
"Morning,",harry terduduk di hadapanku dengan senyumannya.
"Hey,sorry sarapanmu dimakan oleh niall",ujarku menyesal lalu mendorong piring berisikan 1 bacon dan setengah telur mata sapi.
"Nah,its ok.Aku sudah terbiasa mempunyai teman serakus dia.Ngomong-ngomong,where is he?"
"Pergi,entah kemana",ujarku memaksa untuk tersenyum lalu mengaduk susu di hadapanku.
"Is there any something wrong between you and niall?",ujar harry khawatir.
"He is jealous because of you",ujar terang-terangan.
"Wait a minute,because of me?",aku mengangguk."why?"
"Because,he thinks that i still have a crush on you but the truth is i don't"
"Why don't you tell him that you dont have a crush on me.I already have your sister btw,its imposibble.I love your sister"
Aku menghela nafas.
"I'll try,thank you",harry mengangguk lalu beranjak dari kursinya.
Baiklah,aku akan mengalah padanya.
**
"Kau dimana?",ujarku sembari menggigit bibir bawahku.
"Apa pedulimu? Dan siapa kau?",eh? Apakah ia sedang tidak waras? Ata-
Shit.
Dia minum.
"Niall!Aku sudah bilang jangan pergi ke pub!",ujarku setengah berteriak membuat harry dan mandara yang sedang duduk di sofa depan tvpun menolehku dengan bingung.
"Dasar peganggu"
Click.
Sambungan telefon dimatikan sepihak.Aku menahan emosiku lalu berjalan kearah harry dan mandara.
"Harry,kau tau dimana pub yang pernah di datangi niall?",harry mengangguk lalu mengambil mobilnya.
"Aku akan menjemputnya",ujar harry.Aku mengambil selimut lalu berteriak.
"Aku ikut!,"
Akupun berlari mengikuti harry.
"Mandara kau jaga rumah,kalau ada apa-apa telfon aku",ujar harry mencium pipi mandara.
Lalu kamipun pergi ke tempat yang paling mengerikan untukku.
**
Aku mengedarkan pandanganku kejendela luar.Harry cukup lama untuk membawa niall keluar ternyata.
Aku sedikit trauma dengan pub jujur.Bau menyengat vodka dan teman-temannya apalagi asap rokok.Aku benci semua itu.
Untung kaca mobil harry gelap,jadi orang tak mudah melihat kedalam kecuali mereka mendekat kearah kaca.Tapi ini sudah malam untuk apa orang melihat-lihat kedalam mobil orang?
Terlihat harry yang sedang berusaha untuk membopong niall yang memperlihatkan wajah kesalnya.Harry membuka pintu belakang dan menidurkan niall di kursi belakang,menutupnya lalu berlari ke sebelahku.
"Ada apa sih?! Nyeret orang seenak jidat,lagi enak minum juga",niall terlihat sangat kacau.Jujur,ini bukan niall yang kulihat setiap harinya.Aku jadi sedikit ngeri dengan niall dalam keadaan mabuk.
"Harry nyalakan mobilny",ujarku harry hanya mengangguk lalu menyalakan mesin mobil.
Perlahan mobil berjalan dengan pelan.
Aku menoleh ke belakang.Niall masih memijat pelipisnya dengan kesal,tapi keadaan macet di kota london membuat perjalanan yang seharusnya hanya 20 menit menjadi 1 jam lebih.
"Apakah ia baik-baik saja?",ujarku lalu menggigit bibir bawah.
"Dia baik-baik saja",ujar harry tersenyum hangat.Aku mengangguk dan menoleh ke belakang.Niall sudah tertidur pulas ternyata.
Kututupi badannya dengan selimut yang tadi kubawa.
Semoga,besok badannya bisa menjadi lebih segar.
Benar-benar anniversary yang buruk..
**
"Ternyata dia berat juga ya!",harry menggeleng lalu menyeka keringat yang keluar dari pelipisnya.Aku tersenyum melihat niall yang sekarang tertidur pulas di tempat tidur.
"Terimakasih,harry",harry mengedip lalu tersenyum.
"Anytime"
Lalu ia berjalan keluar kamarku dan niall sembari menutup pintu.
Kutatap wajah niall yang aman dan tentram.
"Apa sih yang kau cemburukan dari harry? Jelas-jelas kau jauh lebih penting dariku sekarang dan tentu saja dia",ujarku mengelus perutku.
Kurasakan niall menggernag lalu ia membuka matanya.
"Air",itu kata pertama yang ia ucapkan.Aku mengambil gelas di meja sebelah tempat tidur lalu memberikannya padanya.Ia memegang kepalanya lalu tertidur.
"Kau baik-baik saja?",niall mengangguk lalu memijit pelipisnya.
"Aku baik-baik saja"
Bohong.
"Mau kupijiti?"
"Tidak",niall menggeleng.
"Kau masih marah?"
"Menurutmu?",ia malah bertanya balik.
"Iya"
"Tepat sasaran",ujar niall ketus lalu mengusap wajahny.
"Apa yang kau cemburukan dari harry sih?"
"Tak ada,tapi cara kau memperlakukannya seperti-ah lupakan"
Aku bangkit dari tempat tidur.Aku tak kuat lagi.Cukup.
"Niall,apakah kau lupa ini hari apa?"
"Uh,kamis?",ujarnya duduk di tepi tempat tidur.
Aku menghela nafas pelan.
"Kau marah padaku?"
"Tentu aku marah padamu! Kau memperlakukannya seperti ia adalah suamimu bukan ak-"
"Aku lelah bertengkar niall,jadi.Bagaimana kalau kita bercerai saja?"
.........................
Jeng Jeng!
Gue tau ini pendek (banget) dan ngegantung (banget) wkaka
Vomments yo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Horan's Family (Seq TLS,Book 1)
Fiksi PenggemarWelcome to our little family. -ilaria