Setahun kemudian.
"Ayah, minggu depan Shani wisuda. Ayah dateng kan?" tanya Shani merapikan dasi sekolahnya di depan cermin dekat ruang makan, ia membolak balikkan badan nya melihat seragam nya sudah rapi apa belum.
"Ayah ambil cuti kok, sayang. Tenang" ucap ayah yg masih berkutat dengan laptopnya, akhir akhir ini ayah berada di masa puncaknya menangani proyeknya. Setiap hari ayah berangkat pagi dan pulang larut malam.
"Awas aja ayah sampe ga dateng" ketusnya, semenjak ibu meninggal. Hanya suster Della dan mbok Dena yg mengurusi semua kebutuhan Shani maupun Anin, terkadang Viny sekedar menemani nya. Shani duduk di kursi makan nya, menyantap nasi goreng buatan mbok Dena yg hampir dingin.
Mendengar ucapan ketus putri sulung nya, ayah langsung menoleh kearah Shani tersenyum tipis, "ayah janji" menadahkan kelingking kanannya. Shani langsung melingkarkan kelingkingnya, dan senyumnya mengembang.
"Makasih ayah!" Peluknya erat, Shani langsung mencium pipi kanan ayah dan jingkrak jingkrang. "Aku berangkat ayah. Bye" ucap Shani berlari penuh kesenangan. Shani yg sedang menunggu Viny didepan pagar langsung membuka ponsel nya, mencari kontak Viny dan menelpon nya.
"Duh, Viny kemana sih? Udah hampir siang" gerutu Shani melihat kearah jam tangan nya dan menghentakkan kakinya.
"Kamu nyariin siapa"
Seketika Shani kaget mendengar suara itu, ternyata Viny sudah ada di depan nya. Viny yg melihat ekspresi Shani yg cemberut langsung tersenyum lebar, menampilkan giginya yg rata itu.
"Kamu ya, kalo dateng ga ada tanda tanda nya" ucap Shani memukul mukul bahu Viny.
"Harus banget?" ledek Viny, Viny langsung mengambil helm nya dan memberikan ke Shani. "Pake nih, cepet naik nanti telat" ucap Viny menyalakan mesin motornya, Shani langsung naik ke atas motor dan pergi ke sekolah.
---------
"Pulang sekolah cari baju buat wisuda yuk, udah mau deket loh hari nya" ujar Shani membuka helmnya dan memberikan ke Viny.
"Boleh, aku lagi gaada acara juga sih" ucap Viny yg turun dari motor langsung merapikan seragam nya. Shani langsung merangkul tangan Viny sambil berjalan ke arah aula, tempat mereka gladi bersih wisuda.
Dari belakang terlihat Gracia yg berlari ke arah Viny dan Shani, "ci Shani" panggil Gracia dengan nafas terenggal enggal. Viny dan Shani langsung menoleh ke arah panggilan Gracia, "ngapain Ge lari larian gitu?" tanya Viny heran ngeliat ekspresi Gracia.
"Gu.. gue.. peng.. pengen.. bar.. reng.. ke.. aula" ucap Gracia mengatur nafasnya.
"Atur dulu nafasnya Gre" ucap Shani. Gracia menuruti yg disarankan Shani, mengatur ulang nafasnya. "Huh, lega. Bareng ya ke aula, daritadi gue manggil ga ngelirik kaliannya" ucap Gracia kesal.
"Ya ampun, gue kira kenapa" ucap Shani tertawa melihat kelakuan Gracia yg kadang ga jelas. Untung cantik.
"
"He he, ya gapapa sih. Bagi minum dong ci, aus" ucap Gracia cengengesan.
"Ga bawa, kantin aja sih"
"Males" ucap Gracia malas, Viny langsung membuka sleting tas nya melihat isi tasnya apa dia bawa minum hari ini atau engga. Ternyata hari ini adalah hari keberuntungan Gracia, Viny membawa botol minumnya. Ia pun langsung menyodorkan minum ke Gracia.
"Minum nih bawel"
"Duh, Viny terbaik banget" ucap Gracia manja sambil menggandeng tangan Viny. Shani yg melihat kejadian itu langsung melirik geli, Viny pun langsung melepaskan gandengan tangan Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, Vin ( END )
RandomMengapa takdir ini begitu menyiksaku? - Ratu Vienny F