Halo, bisa bicara dengan Nadila?
"Iya, saya sendiri. Ini siapa ya?"
Ini Shani kak, kangen kakaaaak!!
"Shaniiiiiiii"
Kakak bisa ke bandara sekarang?
"Pasti, tunggu gue sekarang otw ya!"
Klik...
Nadila menutup teleponnya, ia pun bergegas menuju bandara. Hatinya merekah setelah mendengar suara adiknya.
"Ma, Dila izin pergi dulu ya. Mau ke bandara, temen ada yg mau pamitan" ucap Nadila berpamitan pada Naomi yg sedang memasak di dapur.
"Teman yg mana Dil?" Tanya Naomi menjurus. Nadila bingung menggunakan alasan apa untuk berbohong pada Naomi, karena kalau Nadila berbohong hidungnya suka tiba-tiba gatal seperti ingin bersin. Kalau jujur juga gak mungkin, itu pikirnya. "Pokonya temen ma, Dila berangkat yaaaa. Daah" ucap Nadila mengambil kunci mobil yg ada di atas kulkas lalu kabur. Naomi yg melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Sesampainya di bandara, Nadila langsung berjalan cepat ke tempat janjiannya. Nadila pun langsung memeluk Shani yg sudah menunggunya lumayan lama.
"Kok ketemu di bandara? Mau kemana emang?" Tanya Nadila melepas pelukannya sebentar dan menatap wajah Shani.
"Aku.." Shani menghela nafasnya dan terdiam.
"Mau kemana? Mau liburan ya? Mana si Viny cungkring?" Tanya Nadila mencari keberadaan Viny.
Shani menundukkan kepalanya, sesungguhnya Shani takut menatap mata Nadila. "Viny udah di dalem kak, aku disini lagi nungguin kakak aja. Aku mau pamit kak"
"Loh? Pamit? Kok?"
"Iya, aku ikut Viny ke Jepang buat ngurus perusahaan keluarganya disana. Sekalian aku bakal pindah dan tinggal disana, makanya aku pamit sama kakak. Kakak jangan bilang apapun sama ayah, aku masih takut. Takut ayah pisahin aku sama Viny" ucap Shani langsung menubruk tubuh Nadila dan memeluknya, air mata pun melengos keluar dari wajah Shani maupun Nadila.
"Jahat yaaa mau ninggalin kakak!" Ucap Nadila terisak di pelukan Shani.
Shani terenyuh mendengar isakkan Nadila, entah perasaannya semakin down untuk meninggalkan keluarganya di Indonesia.
"Maafin aku kak, aku jahat"
"Apa kurang cukup lo ninggalin kita semua dengan kaburnya lo dari rumah?" Ucap Nadila sedikit emosi.
"Aku ngaku, aku salah kak. Tapi aku cinta Viny kak, kakak juga pernah ngerasain kan? Aku gamau dipisahin sama Viny, ayah pasti bakal punya seribu banyak cara buat misahin kita berdua. Aku gamau kak" jawab Shani.
Nadila melepaskan pelukannya dengan Shani, "kalo soal cinta gue bisa apa? Kalo ini yg terbaik buat lu, jalanin aja. Semoga aja nanti ayah kasih restu buat kalian, tapi ini resikonya tinggi banget. Kalo ayah sampe tau gimana?"
Shani menyeka air mata Nadila yamg jatuh di pipinya, "Ayah gak akan tau, kak. Aku pamit ya kak, bentar lagi aku mau flight. Kakak jagain Anin buat aku yaa"
"Shan, hati-hati disana ya! Pokoknya kabarin terus ya", Shani mengangguk lalu berjalan meninggalkan Nadila . Mereka pun berpisah untuk waktu yang tidak ditentukan.
8 jam sudah perjalanan Shani dan Viny ke negeri sakura itu. Shani tersenyum kearah Viny, lalu menggandeng tangannya berjalan keluar dari bandara.
"Kita mulai dari nol lagi ya" ucap Shani mengecup pipi Viny. Viny tersenyum melihat perilaku manis Shani.
"Apanya yg dari nol, Indira?"
"Iya, kita mulai dari awal semuanya. Pokonya ini dunia aku dan kamu, gaada yg lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you, Vin ( END )
AléatoireMengapa takdir ini begitu menyiksaku? - Ratu Vienny F