Trente Deux

36.2K 3.1K 52
                                    

"Okay, kamu telat 25 detik Colline.." Ashley melipat kedua tangannya didada.

Clement terkekeh geli, "Ohh.. Maafkan aku jika aku harus membuatmu menunggu terlalu lama, Ms. Berlione.." Clement sedikit menunduk hormat, membuat keduanya terkekeh geli, "Jadi, kapan kita mulai, ehmm.. kencan kita?" Clement menatap Ashley.

"Ayo, sekarang lebih baik!" ujar Ashley semangat.

Dominique sedikit mengernyit saat melihat Ashley dan Clement berjalan bersama sambil tertawa, "Dia mencuri start- ku..," gumam Dominique kesal sambil mengacak rambutnya.

Ashley bersenandung kecil saat keheningan menyelimuti mereka didalam mobil.

"Kamu suka es krim, Ashley?" tanya Clement tiba-tiba.

Ashley menoleh kearah Clement, "Memangnya siapa gadis didunia ini yang tak menyukai es krim," balas Ashley.

"Istriku," jawab Clement.

Ashley meringis, dia sama sekali tidak berniat mengingatkan Clement dengan istrinya yang telah pergi meninggalkan dunia.

"Ahh.. Maafkan aku, Mr. Colline," ujar Ashley.

"Panggil aku Clement, bukankah sudah kubilang jika diluar kampus kamu tidak perlu formal padaku?" Ashley tersenyum kecil, lalu mengangguk kecil.

Keduanya keluar dari sedan hitam milik Clement, mereka menghampiri kedai es krim yang berada disana.

"Matcha ice cream?" Clement mengedipkan matanya sebelah.

"Bagaimana kamu tau aku menyukai es krim itu?" tanya Ashley bingung.

"Aku ini stalker yang hebat, Sayang.." Clement segera menghampiri tukang es krim tersebut.

Sayang? Ashley tertegun, dia kembali mengingat sosok tampan yang sampai saat ini masih mengisi hatinya. Sebenarnya, Ashley ingin sekali menangis saat melihat Sean yang sangat santai di kampus, tak sekali pun lelaki itu menoleh kearahnya. Huftt.. Lagipula, untuk apa Ashley kembali memikirkan vampire kejam itu? Apa dia belum puas saat tulangnya remuk karena ulah Sean?

"Halo?" Clement melambaik-lambaikan tangannya didepan wajah cantik Ashley, "Apa yang kamu lamunkan, Ashley?" tanya Clement, lalu mengambil tempat duduk dihadapan Ashley.

Ashley tersadar, gadis itu segera menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Aku hanya memikirkan es krim ku..," ujar Ashley berbohong.

Clement tersenyum kecil, lalu menyodorkan es krim matcha yang telah dibelinya, "Satu es krim matcha untuk Ms. Berlione.." Ashley menggumamkan kata terima kasih, lalu menerima es krim tersebut, "Oh iya, aku ingin bertanya sesuatu..," ujar Clement.

Ashley terlihat sangat santai memakan es krim kesukaannya itu, "Tanyakan saja," balas Ashley.

"Sudah dua minggu kamu tak masuk ke sekolah kemarin, apa ada masalah?" tanya Clement, membuat Ashley hampir saja tersedak.

"Ahh.. Aku mengalami kecelakaan," jelas Ashley. Dia tidak berbohong, bukan? Dia memang mengalami kecelakaan yang.. disengaja.

"Ohh.. Jadi, itu yang membuat pipi mulusmu sampai lecet seperti itu?" tanya Clement sambil memperhatikan bekas luka yang mengering dipipi Ashley.

Mata Ashley sedikit memanas. Luka dipipinya.. Dia ingat sekali, Sean menggoreskan kaca waktu itu dibagian sana. Sungguh, luka itu bahkan sama sekali tak ada rasa sakitnya, berbeda dengan hatinya yang seperti tertusuk oleh beribu-ribu belati tajam.

"Halo? Mengapa kamu hobi sekali melamun? Apa kamu punya masalah?" tanya Clement.

Ashley kembali menggeleng, "Tidak, aku baik-baik saja," ujar Ashley memaksakan senyumanya, lalu melanjutkan makannya, "Hmm.. Bagaimana kabar anakmu?" tanya Ashley mengalihkan pembicaraan.

Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang