Gadis itu menyentuh buku tua tebal itu dengan hati-hati, tangannya sedikit bergetar, kepalanya sekali-kali menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tiada siapa pun yang melihatnya.
Akhirnya, setelah meyakinkan diri beberapa detik, gadis itu mulai membuka buku tebal yang bisa disebut sebagai kitab itu dengan tangan yang masih bergetar. Kitab itu mengeluarkan sinar cahaya yang sangat terik sampai mata gadis itu serasa seperti dibakar, tapi gadis itu terus memaksakan matanya untuk tetap terbuka dan berniat membaca tulisan kuno yang berada didalam lembaran-lembaran kita tersebut.
'On se débarrasse de tous ceux qui devraient être retirés..'
(Kami menyingkirkan siapa pun yang patut disingkirkan..)
Lalu cahaya itu semakin lama semakin menajam, membuat mata gadis itu terbakar, gadis itu menjerit kesakitan, tapi tetap memaksa untuk membacanya kelanjutannya..
Ashley terbangun, keringat membanjiri pelipisnya, gadis itu mengusap wajahnya kasar.
"Buku itu.. Terasa tak asing bagiku," gumam Ashley pelan.
Ashley keluar dari kamarnya, gadis itu sedikit terjengit saat melihat seseorang berjubah hitam yang berdiri membelakanginya.
"Siapa kamu?" Ashley memundurkan langkahnya, tangan gadis itu segera menangkap sapu yang berada disampingnya.
Orang itu membuka jubahnya dan membalikkan tubuhnya, Ashley sedikit terkejut saat menemukan Fabrice, lelaki yang dulu pernah berniat untuk menculiknya, tapi Sean menyelamatkan dirinya waktu itu.
"Bagaimana bisa kamu masuk?" Ashley terlihat ketakutan menatap Fabrice.
Fabrice terkekeh kecil, "Ohh.. Ayolah, apa kamu berniat memukulku menggunakan benda itu?" Fabrice menatap sapu yang digenggam oleh Ashley erat dengan mata merahnya.
"Ini bentuk perlindungan diri!" ujar Ashley tak terima.
"Baiklah, jika begitu." Ashley sedikit menjerit saat sapu yang berada ditangannya terbang keatas dan remuk menjadi abu begitu saja. Ashley menatap Fabrice tajam, sedangkan lelaki itu malah memasang wajah tak berdosanya, "Itu juga bentuk perlindungan diriku," ujar Fabrice santai.
"Apa maumu?" tanya Ashley memberanikan dirinya.
"Mauku? Hm.. Mungkin dulu aku ingin melenyapkan dirimu, tapi sepertinya tidak lagi, karena Tuanku tidak memerintahkannya," jelas Fabrice.
"Lalu, untuk apa kamu kemari?" tanya Ashley.
"Aku hanya ingin memberimu sebuah mimpi yang tak akan pernah kamu lupakan, tapi aku gagal karena tidurmu tidak begitu nyenyak," ujar Fabrice hendak pergi.
"Tunggu!" Fabrice menoleh kearah Ashley, "Jadi, mimpi tentang kitab itu.. Kamu yang membuatnya?" tanya Ashley.
"Ya, bisa dibilang begitu," ujar Fabrice santai, lalu melesat pergi.
"Hei, tunggu!" Ashley berteriak cukup kencang dan hendak mengejar Fabrice sebelum mata gadis itu menangkap tiga ekor serigala bertubuh besar yang berwarna hitam, coklat, dan putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Vampire Le Fort [TELAH DIBUKUKAN]
Fantasy(FANTASY - ROMANCE STORY) Highest Rank #1 In Fantasy Highest Rank #1 In Vampire Highest Rank #1 In Werewolf Highest Rank #1 In Book Highest Rank #1 In Impossible Mulai ditulis pada tanggal 10 April 2017 Cover by filliagraphics [SEBAGIAN CERITA TELAH...