"YA... APA YANG KALIAN LAKUKAN?". Tanya Megan dengan wajah marah, Karna disana ada Becca dan genk Mawar yang sedang membully Becca sampai jilbab Becca hampir terlepas. Mereka semua terdiam dari aksi bullyan mereka dan melihat ke arah Megan semua.
"Ohh... Ada penyelamat toh". Ujar Mawar dengan seringai mengerikan.
"Lepaskan teman gue sekarang!". Bentak Megan ke anak buahnya Mawar tanpa memerdulikan Mawar... Mereka langsung melepaskan Becca.
"Jika lo menggangu teman gue lagi tidak segan-segan gue hancurkan wajah operasi plastik lo itu. Ingat itu!". Ucap Megan dengan penuh tekanan dari setiap kata.
Megan langsung membawa Becca ke Uks.......
"Ceklek". Pintu Uks dibuka oleh Megan yang sambil merangkul Becca.
"Lo duduk disini dulu". Perintah Megan ke Becca
"Aduh... Dimana lagi dokternya?" Tanya megan.
"Mungkin ini jam istirahatnya, Sudah gue gak apa-apa... Ini cuma luka kecil aja kok". Ujar Becca
"Luka kecil darimana? Ini sampai bedarah Becca lutut lo". Gemas Megan sambil menahan amarah."Dimana kotak p3k lagi". Tanya Megan entah kepada siapa.
*tiba-tiba ada yang masuk... Itu dokter Uks dengan seorang dua pria dibelakangannya.
"Ohh... Megan kenapa kesini... Ada yang terluka kah?" Tanya dokter itu... Dokter itu sangat cantik dia juga masih dibilang muda.
"Ahh... Dokter akhirnya datang, Ini teman gue terluka dok". Ujar Megan.
"Ahh kau obati saja pakai betadine yang ada disana... Dan juga kau tolong obati dia karna dia tadi jatuh saat main bola. Bolehkan bantu dokter?" Ucap dokter itu ke Megan.
"Kenapa aku?" Tanya Megan dengan bingung."Anakku sakit... Jadi aku harus pulang sekarang... Bolehkan?" Ucap dokter sambil tatapan memohon.
"Hufftt... Baiklah cepat sembuh yahh buat anak dokter". Ujar Megan.
"Ok... Makasih yah Megan". Ujar dokter sambil meninggalkan Uks.
"Lo sepertinya dekat sekali dengan dokter itu?" Tanya Becca.
"Memang... Dia adalah adik dari ayah gue". Ujar Megan sambil mengobati luka Becca dengan serius "Ooo". Gumam Becca."Sudah selesai". Ujar Megan.
"Kan masih ada satu orang lagi yang harus lo obati Meg". Ucap Becca sambil menunjuk balik gorden itu.
"Melelahkan". Gumam Megan pelan.
"Megan semangat". Sambil telapak tangan ditaruh didada. Megan sambil mengambil obat P3K yang ada disamping Becca dan berjalan ke arah bilik gorden itu dan mengintip dari balik gorden, disana terlihat seorang pria sedang berbaring dengan menggunakan baju olahraga dan celana yang sebelah kiri agak terangkat dan terlihat luka di bagian lututnya... Megan mulai masuk dan melihat wajah itu ternyata itu pria populer yang selalu dipuji-puji oleh wanita yang ada disekolah ini"Ekhem..". Megan berdeham keras dan membuat pria itu melihat dan mereka saling bertatap-tatapan... Megan yang duluan memutuskan kontak mata mereka.
"Gue akan mulai mengobatimu... Mungkin sedikit sakit tapi lo harus menahannya". Ujar megan sambil mulai mengobati luka Devian yang sekarang wajahnya meringis seperti menahan sakit di lututnya."Auu... Bisakah lo pelan sedikit?" Tanya Devian sampai bangun dari posisi baringnya menjadi duduk sambil menatap Megan dengan marah.
"Kalau begitu lakukan sendiri". Teriak Megan sambil melempar kapas yang tadinya untuk mengobati luka Devian. Megan keluar dari balik gorden itu."Aiiiss". Gerutu Devian sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri. Becca yang sedang duduk di UKS dan mendengarkan anak dua itu berantem enggan bertanya pada Megan yang baru saja keluar dari balik gorden itu.
"Lo tetap ingin disini Bec?". Tanya Megan ke Becca sambil duduk disamping Becca. Belum sempat Becca menjawab terdengar pintu seperti didobrak dan terbuka.BRAK
Terlihat disana ada Vanessa dan Zahra yang sedang berusaha masuk duluan... Karna mereka berdua terjepit di pintu.
"Yaa... Gue duluan yang masuk". Teriak Vanessa ke Zahra sambil berusaha melepaskan diri.
"Yaa... Seharusnya gue duluan gue lebih tua dari lo... aaa gila sesak banget". Balas Zahra.
"Kalian ini seperti anak kecil saja... Bisakah kalian diam? Disini sedang ada yang sakit tauu". Ucap Megan sebal... Dan Vanessa mengalah dan memberikan Zahra masuk terlebih dahulu.
"Becca apa ada yang sakit? Siapa yang melakukannya? Apa sudah diberi obat?". Tanya Vanessa bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince And Queen
Teen FictionKisah persahabatan empat wanita Yang manis dengan kisah cinta Yang rumit