Senin yang biasanya menyebalkan. Entah kenapa hari ini jadi yang paling disukai seluruh siswa, tidak upacara, dan intinya mereka free class.
Megan, Vanessa dan Zahra saat ini sedang menyelenggarakan audisi untuk mencari nada tinggi."Gilaa, dari 101 orang yang mengikuti, kenapa tidak ada yang bisa mencapai nada tinggi?" Ucap Zahra sambil mengacak rambutnya asal. Yaah sedari tadi mereka tidak bisa menemukan orang tersebut.
"Sebenarnya ada yang belum ikut". Ucap Megan sambil meminum milkshake strawberry kesukaannya.
"Siapa?" Tanya Vanessa.
"Geng Mawar". Ucap Megan dan langsung mendapat tatapan tajam dari kedua temannya.
"Heii gue cuma bercanda". Ujar Megan
"Menyeramkan". Gumam Zahra. Megan yang mendengarnya langsung mendelik kesal ke arah Zahra."Gue tau siapa yang cocok. Karna waktu itu gue pernah mendengar suara nyanyiannya walaupun hanya satu bait. Dan tidak nada tinggi". Ujar Vanessa ke mereka berdua.
"Siapa orang itu?" Tanya Megan dengan raut penasaran."Becca, teman kita sendiri."
Setelah mengucap itu, mereka langsung berdiri dan pergi menemui Becca di kelasnya. Dan mereka sudah di depan kelas Vanessa dan Becca. Entah sial darimana Megan tiba-tiba kesandung kursi yang ada disebelahnya. Vanessa dan Zahra yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan tawa mereka. Becca yang melihat kejadian langsung menutup buku novel milik dia.
"Kenapa kalian kesini? Bukannya kalian lagi ngadain audisi?" Tanya Becca sambil melihat ketiganya.
"Tidak ada yang lolos. Bec lo ingat gak saat buat lagu untuk guru bahasa indonesia yang super menyebalkan? Lo nyanyikan? Dan gue mendengar lo nyanyi dan suara lo pun sangat bagus". Ucap Vanessa sambil mengingat-ngingat."Lo becanda. Suaraku sama sekali tidak bagus". Ucap Becca sambil melihat ketiganya.
"Becca jangan berbohong. Ayolah kan lo masuk paduan suara juga bareng kita". Ucap Megan sambil mencoba merayu Becca. Becca yang melihat mereka juga tidak enak berbohong.
"Baiklah, tapi gue akan jadi apa disana?" Tanya Becca kepada Megan.
"Untuk itu kita bicarakan nanti saja, saat sudah di tempat yang tidak bisa mereka dengar". Ucap Zahra setelah lama berdiam.Tiba-tiba Vanessa tertawa terbahak-bahak dan menjadi pusat perhatian orang yang ada disana. Zahra menyenggol bahu Vanessa yang sedari tadi tertawa terus, untuk menyuruhnya diam.
"Aku teringat saat Megan jatuh". Tawa Vanessa semakin keras, dan disusul tawa lain yaitu Zahra. Megan yang melihat itu hanya bisa merengut kesal.
"Hey diamlah! Kalian tidak lihat wajahnya Megan?" Ucap Becca. Padahal sedari tadi Becca juga menahan tawanya. Vanessa dan Zahra yang mendengar omelan dari Becca langsung terdiam.
"Kalau begitu ayo kita semua langsung ketempat paduan suara". Ajak Megan saat Vanessa dan Zahra tenang. Tapi sebelum itu Mawar langsung menghadang mereka. Sangat pas berhadapan dengan Megan.
"Mau apa lo?" Tanya Megan dengan nada dingin.
"Hey ketua, apa lo benar mau memasukkan anak itu ke bagian lo?" Tanya Mawar dengan kata-kata menyindir.
"Apa lo bilang?" Ucap Zahra sambil maju beberapa langkah dan langsung berhadapan dengan Mawar dengan tatapan tajam."Ooo.. wow kenapa lo menatapku seperti itu? Gue tidak mencari masalah dengan mu kan?" Ucap Mawar dengan nada takutnya saat melihat Zahra menatapnya tajam.
"Jangan pernah ganggu kehidupannya lagi. Kalau lo masih mengganggunya, lo akan tahu akibatnya." Ucap Zahra sambil berbisik di telinga Mawar.
"Ayo guys, tidak usah urusin makhluk ini yang entah kehidupannya dimana." Ucap Vanessa sambil menggandeng Zahra keluar dari sana.
"Ayo." Ajak Megan sambil menggandeng tangan Becca dan mengikuti kedua sahabatnya yang ada didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince And Queen
Teen FictionKisah persahabatan empat wanita Yang manis dengan kisah cinta Yang rumit