Prolog (Repost)

7K 621 9
                                    

Pria itu menatap sebuah toko dari kejauhan. Tatapannya penuh selidik. Kakinya ingin melangkah namun ragu. Ia bimbang untuk menuju toko tersebut. Entah sudah berapa kali mencoba untuk memberanikan diri. Melirik jam tangannya. Pukul 20.30 WIB sudah hampir toko itu tutup. Pada akhirnya ia berjalan ke toko kue. Membuka pintu dengan ragu. Ruangan yang memang bisa dibilang sangat bagus untuk sebuah toko kue. Interiornya sangat menarik sekali.

Pria itu fokus pada kue ulang tahun yang terpajang di etalase. Kue cantik dengan hiasan yang menarik. Di depan kaca etalase sambil menunduk ia mencari harganya namun tidak ada. Seorang wanita yang ada di sudut ruangan memperhatikannya. Ia menghampiri karena pria itu terlihat tengah kebingungan.

"Ada yang bisa saya bantu?" pria tersebut menegakkan tubuhnya kembali.

"Eum, ini maksud saya.." ucapnya gugup. "Maksud saya ini, apa tidak ada label harganya?"

"Oh, kami memang tidak menyertakannya. Mas bisa menanyakannya sama saya saja." Pria itu mengangguk samar.

"Untuk kue ini, berapa harganya?" tunjuknya. Kue yang berhias buah-buahan dengan krim putih.

"Itu tiga ratus lima puluh, Mas." Wajah pria tersebut cukup terkejut. Kue yang tidak besar dihargai segitu mahalnya. Permasalahannya adalah berapa uang yang ia punya?. "Bagaimana, Mas?"

"Ya?"

"Apa mau yang ini?" tanya seorang wanita berparas cantik dengan dress santai selutut.

"Oh, apa tidak ada kue yang harganya di bawah dua ratus lima puluh ribu?" kini wanita itu yang terdiam sesaat. Ia meneliti penampilan pria itu. Wajahnya cukup tampan, kulit kecoklatan dengan perawakan tinggi dan besar. Dan untuk pakaiannya biasa saja hanya t-hirt hitam dan jeans yang warnanya sudah memudar.

Dari sana saja terlihat bahwa pria tersebut bukan dari kalangan atas. Di tangannya ada noda hitam seperti cat atau apa. Ia baru pulang bekerja. Wanita itu tersenyum.

"Tentu saja ada, Mas. Kue ulang tahun untuk seorang wanita, bukan?" tebaknya sambil menunjuk sebuah kue ulang tahun yang lebih cantik dan lebih besar dari kue yang tadi. Kue yang berbalut pondan berwarna pink dengan hiasan peralatan make up diatasnya. Kening pria itu mengerut.

"Iya," jawabnya. Apa tidak salah?" pikirnya. Kue seindah itu dihargai Rp. 250.000.

"Mau diberi nama?" tanya wanita itu. Ia mengambilkan kue ulang tahun tersebut ke atas meja.

"Ya,"

"Apa?" tangannya mengambil coklat yang memang sudah disediakan untuk menulis sesuatu bagi pemesannya. Ia bersiap-siap untuk menuliskannya.

"Selamat ulang tahun Risa." Wanita itu mengangkat kepalanya menatap pria itu. "Itu ucapannya," wanita itu tertegun sesaat. Dalam hatinya ada perasaan asing ketika memanggil nama tersebut.

"Baiklah," dirangkainya tulisan itu di atas kue. "Nah, sudah selesai, mas. Silahkan ke kasir." Kue itu sudah dibungkus dengan rapih. Pria tersebut ke kasir. Ia membayar kuenya lalu mengucapkan terima kasih pada wanita tersebut.

"Bu Risa, itu kan kue yang harganya lima ratus lima puluh ribu," seorang pelayan memberitahunya. Lesung pipi Risa begitu kentara jika tersenyum. "Harga kue yang dimau pria itu sudah habis."

"Tidak apa-apa, sepertinya dia ingin membuat kejutan untuk seseorang. Aku tidak mau menghancurkan kebahagiaannya, Ratna. Rapihkan toko lima belas menit lagi toko tutup."

"Iya, bu."

Risa masih memandangi punggung pria itu yang semakin menjauh. Mungkin pria itu ingin membuat kejutan untuk istrinya. Ia seperti tidak asing dengan wajah pria itu. Risa sempat memikirkannya. Namun teringat ada yang menunggunya di rumah ia menghentikan pikirannya tentang pria tinggi itu. Tanpa diketahuinya pria itu berjalan dengan tersenyum senang. Ia mendekap kue itu dengan hati-hati takut terjatuh.

"Sudah, waktunya pulang pasti Satria tidak sabar menungguku pulang," desahnya. Setiap hari ia menjaga toko kue yang telah dirintisnya 2 tahun yang lalu. Semenjak pernikahannya berakhir. Ia mandiri begitupun finansialnya. Wanita itu tidak mau mengandalkan uang dari mantan suaminya. Orangtuanya cukup kaya. Ia diberikan modal untuk membuka toko kue sesuai keahliannya.

Berstatus janda di usia 27 tahun dengan anak yang masih 5 tahun. Risa menikah muda saat itu. Ia dimabukan dengan yang namanya cinta. Awalnya mereka saling mencintai dan berakhir perpisahan. Ia tidak menyangka dalam hidupnya harus menempuh dengan perceraian.

Tolong di baca ulang dulu ya. Coz aku rombak lagi dari awal. Baik itu usia & jg isi cerita.

Aku update Cerita baru lagi... Maaf ya.. Heheee

Tadinya mau Hiatus nggak bisa. Aku kangen notif dari Wattpad 😭😭

Sorry typo & absurd

Tentang Kita (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang