Pertemanan antara Hadi dan Risa. Wanita itu sangat senang dengan hubungan mereka walaupun sebatas teman. Ia tidak mau ekspetasi lebih jauh lagi. Hatinya tidak mau lebih merana jika berteman dengan Hadi. Mereka akan dekat. Sepertinya ia harus mencoba menghilangkan perasaan itu. Demi pertemanan mereka yang baru terjalin.
Risa tidak akan mampu menghadapinya jika masih menyimpan perasaan cintanya. Cinta pertamanya hanya masa lalu. Semakin menengok masa lalu semakin hatinya menorehkan luka yang mendalam. Setiap manusia ingin dicintai disamping mencintai. Meskipun tidak semua orang bisa merasakannya.
"Mama!" teriak Satria sambil berlari ke arah Risa. "Mama, kata temenku.. Dia mau jalan-jalan liat binatang. Ma, Satlia juga mau!!" serunya dengan napas terengah-engah sehabis berlari.
"Jalan-jalan ke kebun binatang?. Nggak ada waktu kosong, sayang. Mama kan harus jaga toko."
"Tapi, Ma.." ucapnya memelas.
"Kalau ke kebun binatang Safari jauh dan macet, sayang. Kamu nggak mau kan?" Risa memberikan pengertian.
"Tapi Satlia mau liat macan, Ma," Satria masih berusaha membujuk sang ibu untuk menyetujuinya.
"Satria mau liat macan?" tanya Hadi.
"Iya, Om.. Hikss.. Hikss.." Satria tidak bisa menahan keinginannya sampai menangis. Bibir Risa berkedut, tidak tega.
"Kita ke Ragunan aja, disana ada macan juga."
"Lagunan?" ucap ulang Satria.
"Iya, mau ke Ragunan?. Gimana sama Om aja ke kebun binatangnya?"
"MAU!!" seru Satria sembari loncat-loncat kecil. "Ma, kita ke Lagunan aja ya." Risa menengok pada Hadi yang mengangguk. Akhirnya Risa setuju juga. "Aku mau bilang sama temen Satlia dulu kalau aku juga mau ke kebun binatang. Yeyyy!!" ia menghampiri temannya.
"Mas," protes Risa.
"Kasihan Satria, Risa. Kamu nggak pernah ngajak dia jalan-jalan ya?" tanya Hadi.
"Aku nggak ada waktu, Mas. Sibuk di toko,"
"Ada baiknya kamu luangkan waktu buat Satria. Dia juga ke tempat hiburan. Apalagi di usia Satria. Minggu besok aku aja yang mengajaknya ke Ragunan. Kamu nggak keberatankan?"
"Tapi, Mas," selanya.
"Kalau kamu mau ikut, boleh." Risa diam sebentar sebelum menjawabnya.
"Tentu saja aku ikut! Aku kan mamanya, Mas." Hadi tertawa.
"Kamu juga harus jalan-jalan biar nggak sumpek ngurusin kerjaan terus." Risa menyunggingkan senyumannya. Ia memang butuh piknik. Diam-diam tanpa Hadi tahu. Risa menperhatikannya. Ia menyukai tawa itu. Sesuatu yang membangkitkan rasa sukanya terhadap Hadi. Namun bel dikepalanya berbunyi. Risa sudah berjanji untuk membuang perasaan itu. "Tapi apa aku boleh mengajak adikku?
"Boleh, Mas."
"Oke, kalau begitu. Sabtunya nanti aku hubungi kamu. Janjian dimananya ya,"
"Iya, Mas."
"Hari udah sore aku pulang dulu." Hadi bangkit dari kursi. Risa mengikutinya.
"Uangnya cukup nggak, Mas?" Risa masih tidak enak hati.
"Cukup, Risa. Jangan nggak enak sama aku. Kita ini sekarang teman. Jadi sama teman jangan itung-itungan." Wanita berambut panjang itu terkekeh.
"Makasih ya, Mas."
"Sama-sama,"
"Nggak mau bareng, Mas?" Risa menawarkan tumpangan.
"Nggak, aku pake motor. Kan udah beres," Risa menganggguk samar. "Aku pulang dulu ya," pamitnya. Ia menyulurkan tangannya ke Risa. "Teman," Risa menyambutnya bersalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (GOOGLE PLAY BOOK)
General FictionAwalnya Risa Safitri tidak menyangka akan bertemu dengan cinta pertamanya. Saat dirinya kini menjadi seorang janda. Pria itu adalah Hadi Dimitri. Di usia 32 tahun Hadi masih melajang. Ia belum menikah karena ingin menjaga adiknya sampai lulus kuliah...