Edsel semakin merasa cemas. Ini sudah hampir dua jam sejak terakhir dia mendengar suara Aila. Pencariannya bersama dengan orang-orangnya belum menemui titik terang. Dan anehnya lagi, belum ada kabar sama sekali dari daddy Daniel. Padahal daddy Daniel tidak mungkin akan membiarkan putrinya menghilang, tanpa jejak dan tanpa kabar sama sekali.
Ribuan bayangan buruk menyerbu pikiran Edsel. Aila yang terluka, Aila yang menangis memanggil namanya, Aila yang terbaring lemah dengan kedua matanya yang terpejam, atau Aila yang sedang ketakutan, semua gambaran mengerikan itu membuat wajah Edsel memucat. Edsel ingin sekali mengamuk melampiaskan rasa marah dan cemasnya. Andai saja ada salah satu bayangan itu yang menjadi nyata, Edsel bersumpah akan menghancurkan siapa pun yang berani menyakiti Aila-nya.
" Ada perkembangan ? " tanya Edsel langsung saat menjawab telepon dari Vico, salah satu orang kepercayaannya.
" Belum ada pergerakan yang mencurigakan dari seluruh anggota keluarga Danuarta, bos. Saya sudah menempatkan beberapa orang untuk mengintai kegiatan mereka. " jawab Vico terdengar tenang dan datar.
" Baiklah..tetap waspada..laporkan langsung jika ada yang mencurigakan. Aku akan menuju mansion Mahendra. " kata Edsel sambil mengepalkan tangannya, untuk menahan emosinya yang ingin meledak.
" Baik, bos.. " sahut Vico sebelum akhirnya Edsel memutuskan sambungan teleponnya.
" Kita ke mansion Mahendra, Gil.. " perintah Edsel pada sopir pribadinya, Gillian.
" Baik, bos.. " jawab Gillian sambil menjalankan mobilnya.
Mobil mewah milik Edsel itu mulai bergerak perlahan. Sebuah mobil Edsel yang lain, yang dikendarai beberapa anak buah Edsel, mengikuti di belakang mobil Edsel, meninggalkan pelataran parkir sebuah studio. Studio itulah tempat Aila melakukan photoshoot beberapa jam yang lalu.
Edsel tidak mendapatkan informasi apa pun saat mencari keberadaan Aila di sana. Rasa cemas semakin menggerogoti hati Edsel, saat melihat hari sudah semakin sore. Edsel kembali mencoba menghubungi ponsel Aila. Namun nomernya masih saja tidak aktif. Ya Tuhan..lindungilah Aila-ku..doa Edsel dengan kecemasan yang semakin besar.
Drrtt..drrtt..drrtt..
Edsel terkejut saat merasakan ponsel dalam genggaman tangannya tiba-tiba bergetar. Setelah sedikit mengumpat karena kaget, Edsel buru-buru melihat ke layar ponselnya. Ternyata dia memperoleh satu pesan dari nomer yang tak dikenalnya. Edsel buru-buru membuka dan membacanya. Perasaannya sedikit tidak enak.
From : Unknown (+62823***)
Hai there tuan Edsel Aditama..
Apa kau sedang mencari tunangan cantikmu ?
Tidak semudah itu kau akan menemukannya, tampan..
Bagaimana..sudah menyerah mencarinya ?
Gadis cantikmu ada bersamaku..
Dan kau tidak akan bisa menemukannya tanpa ijin dariku..
Jika kau ingin melihat bidadarimu..datanglah padaku malam ini..
Green Garden Apartement, lantai 5 no.2 pukul 19.00 WIB..
Ingat..kau harus datang SENDIRI..
Jangan coba-coba memberi tahu siapa pun atau coba-coba mengontak pihak kepolisian..
Kalau tidak..ucapkan selamat tinggal pada Aila-mu..
Ingat..aku mengawasimu..Edsel membulatkan matanya setelah selesai membaca pesan ancaman dari nomer yang tak dikenalnya itu. Dia merasa sesak di dada. Jantungnya berdetak semakin kencang, saat melihat sebuah foto Aila sedang terbaring di atas sebuah ranjang, yang menyertai pesan itu.
Edsel tersengal karena amarah dan emosi. Pria itu terus saja memaki-maki dalam hati. Dilihatnya jam tangannya yang masih menunjukkan pukul 16.30. Edsel masih punya waktu dua setengah jam lagi, sebelum dirinya harus bertemu dengan si penculik Aila. Edsel harus segera memikirkan cara untuk menolong Aila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kita ( SUDAH TERBIT )
Любовные романыTelah terbit dan tersedia di online shop kesayangan kalian. Sebagian part sudah dihapus !! The Sequel book #1 ( Sequel 'My Hot Brother' ) ( Private Acak ) Aila, putri sulung dari pasangan Daniel Evans Mananta dan Avriliana Syabila Mahendra, adalah...