Bab 2: Kesepakatan (Tak) Disetujui

85 5 0
                                    

Dia benar benar tidak sopan....

Tapi,dia lumayan cantik juga.

Dia mempunyai tubuh yang mungil dan rambut yang panjang sampai ke bahu. Lalu hidung yang lancip seperti membentuk sebuah sudut 40° dan sebuah bibir yang lumayan tebal. Bulu matanya juga lentik dan untuk mata, dia mempunyai mata yang berwarna hijau. Semua itu benar benar memukau mataku.

Oh sial, jika aku tetap berpikiran seperti ini aku akan benar benar jatuh cinta padanya. Tch, padahal aku sudah menahan diriku untuk tidak banyak berinteraksi dengan wanita tapi aku selalu lepas kendali saja. Tragedi 3 tahun yang lalu itu membuatku trauma berurusan dengan wanita.

Tenang saja. Aku ini sedang mendapatkan banyak pekerjaan dari OSIS jadi aku tidak mempunyai waktu untuk mencari seorang pacar. Lagipula,dia mempunyai sikap yang kurang bagus.

"Um... Bisa kau berikan berkas itu padaku?"

"Tentu, tapi ada syaratnya."

"Apa itu?"

"Kau harus membantuku untuk mencuri sebuah dokumen dari ketua OSIS."

Sudah kuduga, dia bukan orang baik baik. Mungkin dibalik parasnya yang cantik, dia adalah seorang berandalan yang suka menindas dan memerintah orang lain.

"Tapi, aku ini bukan seorang berandalan yang suka menindas dan memerintah orang lain lho?"

A-apa dia baru saja membaca pikiranku?

"Jangan takut, nanti akan kujelaskan."

Dia benar benar membaca pikiranku...

"Omong omong, siapa nama mu?"

"Namaku Rika. Apa kau akan jatuh cinta padaku?"

Sialan, mungkin dia dari tadi sudah membaca pikiranku. Aku benar benar merasa ingin mati...

"Aku akan mencoba untuk tidak jatuh cinta padamu sebisaku."

"Haha... Ternyata kau orang yang lucu ya?"

Hentikan itu, sialan. Kau membuatku berhalusinasi.

"Yah.. Begitulah... Omong omong, apa kau benar benar bisa membaca pikiran seseorang?"

"Tidak juga, aku hanya bisa mendengar suara pikran orang lain. Hanya itu saja."

"Memangnya dari mana kau mendapatkan kemampuan ini?"

"Itulah masalahnya. Aku tidak tau dari mana aku mendapatkan kemampuan ini. Malahan, aku tidak tahu kenapa aku ada di sekolah ini."

Haha, itu lelucon yang sangat bagus. Bedebah.

"Apa kau baru saja menyebutku seorang bedebah!?"

Oh sial, dia marah. Tapi ketika marah pun dia tetap cantik.

"Apa kau sedang mempermainkanku!?"

"Tidak, maafkan kata kataku yang tadi."

"Baiklah.... Oh ya, bagaimana soal yang tadi?"

"Yang mana?"

"Tentang membantuku."

"Oh, yang itu. Maaf aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Kau tahu? Itu sama saja seperti bunuh diri. Lagipula aku sudah banyak bergantung padanya. Malahan, aku ini di urus oleh keluarganya."

Ya, itu benar. Katanya aku ini dititipkan oleh mendiang orang tuaku kepada keluarga Radith. Jadi, aku tidak tahu siapa orang tuaku dan bagaimana rupa wajah orang tuaku.

"Tapi aku mencurigai Radith itu tidak tanpa alasan."

"Jadi kau mempunyai alasan nya, huh?"

"Ya. karena aku pernah mendengar suara pikirannya untuk mencoba mengasingkanku karena aku ini adalah sesuatu yang sangat berbahaya."

"Dia tidak mungkin memikirkan hal yang seperti itu."

"Aku juga tidak tahu itu benar atau tidak. Tapi aku juga pernah mendengar suara pikirannya yang membuatku curiga."

"Apa itu?"

"Dia mempunyai sebuah dokumen yang tidak ada hubungan nya dengan sekolah."

"Dia itu hanya menjabat sebagai ketua OSIS. Dia diluar sekolah adalah seorang pelajar yang biasa seperti yang lainya."

"Lalu, apa kau benar benar mengetahui kehidupan si Radith ini di luar sekolah?"

"......"

Ketika dia mengatakan itu,aku benar benar terdiam. Aku memang tidak mengetahui kehidupan nya ketika dia di luar sekolah. Aku tidak serumah dengan nya. Aku hanya di biayai oleh keluarga nya saja.

"Coba buka matamu anak manja. Dunia tidak seindah yang kaulihat. Ada banyak hal buruk yang samar samar hingga dianggap sebuah hal yang wajar."

Whoa, itu benar benar sebuah kata kata yang sangat bagus. Aku harus mengukirnya di dalam hatiku. Tunggu, dia menyebutku anak manja?

"Apa kau baru saja menyebutku sebagai anak manja?"

"Ya. Atau aku salah? Mungkin seharusnya anak bodoh ya?"
Dia mengejeku. Sialan dia. Jangan mengatakannya dengan nada yang sinis begitu, bajingan.

"Dasar orang aneh..."

"Apa kau bilang!?"

Dia langsung memukulku tepat di tulang pipiku berada. Aku pun langsung terjatuh karena pukulannya. Sialan, ternyata orang ini mempunyai tenaga yang besar juga ya? Setelah aku terjatuh, dia langsung duduk diatas pinggangku dan menodongkan pukulannya kepadaku. Ketika dia mencoba untuk memukulku lagi, aku menangkap tangannya sehingga dia tidak jadi memukulku.

"Rupanya kau ini berat juga ya?"
Sesudah aku berkata begitu, wajahnya mulai memerah lalu langsung beranjak dari tubuhku dan bertingkah seperti sedang malu malu.

"Maafkan aku.... Tadi aku tidak bisa mengontrol emosi ku. Aku dikelas sering disebut sebagai orang aneh. Jadi aku marah ketika kau menagatakan itu."

"Tidak apa apa. Aku juga tahu rasanya disebut sebagai orang aneh..."

Ternyata kata kataku yang tadi itu menyulut amarah nya ya? Lain kali aku akan berhati hati jika berbicara dengan orang ini...

"Yasudah, ini berkas yang kau inginkan bukan?"

"Ya..."

Aku pun langsung mengulurkan tanganku untuk membawa berkasnya. Ketika aku tanganku sudah hampir meraih berkasnya, dia menarik nya lagi.

"Tapi tolong pikirkan baik baik lagi tentang permintaanku itu. Lagipula, mungkin ini bisa membongkar siapa Radith itu sebenarnya. Bisa jadi dia hanya memasang topeng di wajahnya untuk memanfaatkan sesuatu yang ada di dalam dirimu sehingga dia bersikap sangat baik padamu."

"......"

Lalu aku membawa berkasnya lalu berjalan keluar ruangan perpustakaan dan memakai sepatuku. Setelah itu aku kembali ke ruang multimedia.
Kata katanya yang tadi masih terbayang olehku. Mungkin, jika aku membantunya, aku akan mengetahui siapa Radith itu sebenarnya. Selama ini aku hanya diurus oleh keluarganya saja. Tapi aku tidak akan langsung percaya begitu saja.

Sepertinya aku harus mencari tahu sendiri dahulu..

COMEBACK (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang