Bab 8: Pelarian (Tak) Direncanakan {2}

33 2 0
                                    

Aku sedang mencari jalan ke ruang 211. Dan sepertinya aku sudah mengelilingi seluruh tempat ini.

Aku tersesat. Sialan, apa aku benar benar harus pergi ke ruangan itu?

Lagipula, apa memang harus aku? Sial! Aku benar benar sial!

Dan sekarang aku terpisah lagi dengan Rika. Aku akan mencari ruangan itu secepatnya.

Tapi, apa tempat ini adalah labirin? Lorong di tempat ini banyak sekali. Sial!

Ketika aku melewati lorong, aku bertemu dengan satu penjaga. Oh, terima kasih! Dewi fortuna!

"Hey, can you check room 211?"

"Sorry, i can't. There something that i must do."

"Oh, okay..."

Bedebah, sialan kau dewi fortuna!

Oh ya, omong omong kemana orang yang ada di telingaku ini?

"Hey? Are you there?"

Tidak ada jawaban.

"Hey! Can you hear me?"

Terdengar suara seperti radio yang rusak. Lalu tidak lama kemudian, orang yang ada di telingaku kembali.

"I'm sorry. What?"

"Nothing. Hey, can you lead me to room 211?"

"The room is front of you..."

Aku melihat ke depan. Dan di sampingku ada pintu. Lalu aku melihat ke atas. Disana ada papan yang bertuliskan angka 211.

Aku langsung masuk ke ruangan itu. Dan ternyata situasi di sana kacau. Tahanan yang ada disana lepas dan melempar para penjaga yang ada di sini. Anehnya, dia sama sekali tidak menyentuhnya.

"What's going on?"

"Rika... She open the cell."

"What?"

"You must get out in here now. I will lead her to meet you."

"Why she open the cell?"

"This is distraction. Now you must get out in here!!"

Aku keluar ruangan dan mencari jalan keluar dari tempat ini.

Ketika aku keluar ruangan, aku melihat para penjaga. Dan sepertinya mereka mengetahui bahwa aku menyamar. Jadi, mereka mengarahkan senjatanya dan menembakan nya padaku.

Karena aku bisa membuat waktu berhenti, aku bisa menghindari pelurunya. Lalu aku menembakan senjata yang kupegang kepada mereka.

Aku terus berlari meskipun di depanku ada penjaga yang menghalangi jalanku. Aku memukulnya memakai senjataku, menghindari peluru mereka, dan terus berlari.

Ketika aku berlari, aku menabrak seorang penjaga. Aku terjatuh diatas tubuhnya. Aku harus segera melumpuhkannya.

Aku langsung menodongkan senjata ku dan bersiap menembakannya. Tapi, sepertinya aku mengetahui wajah penjaga ini.

"Hei - hei, i-ini aku Rika."

"Rika?"

Dia terlihat ketakutan dan mengangkat tangannya sejajar dengan kepalanya.

COMEBACK (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang