Bab 5: Fakta (Tak) Terungkap

78 4 2
                                    

Aku melihat dokumen itu dengan tampang tidak percaya. Bagaimana bisa dia menyimpan dokumen ini. Ini bukan sembarang dokumen. Ini seperti laporan pengawasan kepada perusahaan. Tidak, ini seperti kepada lembaga pemerintahan.

Sebelum ada yang datang kesini, aku akan membuat kopian nya. Aku langsung menuju ke ruang fotokopi di depan kelas XII-A. Dan tidak ada siapapun disana. Ternyata aku memiliki tingkat keberuntungan yang tinggi....

Aku membuat kopian nya sendiri. Aku mulai mengoperasikan mesin fotokopinya. Aku ini sudah biasa memfotokopi. Jadi, aku sudah mahir mengoperasikan mesin ini.

Karena aku sudah selesai memfotokopi, aku harus menyimpan dokumen asli nya di tempat semula. Sedangkan kopian nya kusimpan di tasku.

Aku harus mencari Rika. Mungkin, dia tahu sedikit tentang ini.

Aku berjalan ke lantai 2 melalui tangga di dekatku dan menuju ke kelas XI-A. Aku melirik dahulu ke kelasnya sebelum masuk ke sana. Dan seperti biasa, dia sedang membaca buku sendirian.

"Kau ini sangat suka menyendiri ya?"

"Yah, begutulah."

Dia berbicara tanpa melepaskan pandangan nya dari buku yang sedang dibacanya.

Aku mulai masuk ke kelasnya dan memulai sedikit percakapan.

"Apa buku yang kau baca sangat seru?"

"Yah, begitulah."

"Apa ada hal lain yang bisa kau katakan selain itu?"

"Begitulah."

"Daripada itu, aku membawakan sesuatu untukmu."

"Apa itu?"

Aku langsung membuka tasku dan memberikan dokumen yang sudah ku temukan tadi.

"Ini"

"Apa ini?"

"Yang kau minta padaku."

"Apa?!"

"Whoa, santai. Kau membuatku terkejut."

"Kenapa bisa semudah ini?"

"Aku juga tidak tahu. Mungkin, dia lupa menyimpan nya di tempat yang benar."

Dia langsung membuka dokumen itu. Dia membacanya dengan sangat teliti. Ketika dia sedang membaca, dia terlihat sangat terkejut.

"I-i-ini...."

Karena penasaran, aku mencoba melihatnya. Dan aku melihat foto Rika dengan nama yang berbeda.

"Ariska Smitchell..."

Disana tertulis bahwa dia dapat membaca pikiran dan mengendalikan pikiran.

"Whoa, ternyata aku ini memang berbahaya ..."

Dia mengatakan itu dengan ekspresi yang kosong.

"Tenang saja. Bukan nya mendapatkan hal seperti itu adalah hal yang bagus?"

"Bagus kepala mu! Aku dapat menyakiti orang lain gara gara ini!"

"Itu dapat menjadi seperti itu jika kau memiliki kebencian yang besar dalam dirimu. Kau hanya harus menggunakan nya kepada hal yang benar..."

Dia agak terdiam mendengar perkataanku. Mungkin, aku memberikan sedikit motivasi untuk hidup kepadanya.

"Terima kasih. Sekarang aku sudah tidak apa apa."

Suasana hatinya berubah dengan cukup cepat. Ini benar benar mengerikan....

"Sekarang, mari kita bongkar isi dari dokumen ini."

Dia membuka halaman lain dari dokumen itu. Ketika dia membaca halaman selanjutnya, dia melihatku.

"Christoper Renji ya..."

Ketika aku melihat dokumen nya, aku melihat diriku dengan nama yang berbeda. Disana tertulis bahwa aku memiliki kemampuan memanipulasi waktu.

Whoa, ini benar benar mengejutkan. Jadi, kejadian tadi itu adalah kemampuanku ya?

I-ini gawat. Aku tidak ingin mempunyai kemampuan seperti itu. Aku ingin hidup normal tanpa gangguan. Aku tidak ingin menjadi seperti ini....

"Yah, hidup menjadi normal itu sulit. Tapi hidup tidak normal juga sulit. Singkatnya, hidup itu sulit..."

"Kau mendapatkan kalimat itu dari mana?"

"Dari buku yang kubaca. Memangnya kenapa?"

"Tidak, itu sangat bagus. Aku akan mengukirnya ke dalam hatiku."

"Aku kira apa..."

Kami saling memotivasi sama lain dengan berbincang bincang. Ketika kami sedang berbicara, suara di luar sekolah sangat ramai. Aku langsung melihat nya.

"Sial, kenapa ada polisi disini..."

"Sepertinya mereka tidak berniat baik kepada kita..."

"Kalau begitu, ayo pergi dari sini!"

Aku memasukan dokumen tadi ke dalam tasku dan mulai berlari ke gerbang luar.

Aku berlari menuju tangga yang mengarah ke kantin. Karena di sebelah kanan kantin itu adalah jalan menuju gerbang keluar.

Aku sudah sampai disana. Tapi disana ada banyak polisi. Sialan, kita dikepung. Aku langsung kembali lagi. Dan sepertinya mereka mendengar suara kaki ku.

"Itu mereka!!"

Para polisi mendengar suara langkah kami. Dan mereka mulai mengejar kami.

"Jika kau menahan rasa keingin tahuan mu sedikit, kita tidak akan pernah dikejar seperti ini!"

"Maaf, aku juga tidak tahu akan jadi seperti ini!"

"Sialan!!!!"

Kami terus berlari sampai tangga yang menuju loteng. Dan polisi sudah mulai berada di depan kami. Karena tidak ada jalan lain, aku secara refleks menarik Rika berlari ke loteng.

Ketika kami sudah sampai, kami tidak menemukan jalan lain selain melompat ke bawah. Dan itu artinya kami akan mati atau semacamnya.

Karena tidak ada jalan lain, aku berniat untuk kembali lagi. Tapi di depan ku sudah ada polisi yang menodongkan senjatanya pada kami.

"Letakan tangan di atas dan berbalik!!"

Kami mengabaikan perkataan mereka dan terus mundur. Tak terasa, kami sudah berada di ujung dan Rika terpeleset.

Tapi, dia tidak jatuh ke bawah. Dia bergantung kepada dinding. Jika aku membiarkan nya lebih lama, dia bisa mati.

Sialan, sepertinya aku harus mencoba memakai kekuatanku ini....

COMEBACK (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang