Typo bertebaran!
Don't vote without read!
Happy reading!
***
(Ariel Pevensive aka Luz Aleister - 16-17 y.o.)
Luz Allen Aleister, terlahir dari Lady Iris Aleister dan Lord Allen Nox Ignis, Jenderal Legiun Perak.
Nama baruku terasa seperti kutukan selagi mataku terpaku pada refleksi yang terpantul di cermin. Pikiranku masih berusaha meyakinkan bahwa yang kulihat di cermin itu adalah diriku, Ariel Pevensive. Namun yang kulihat saat ini sama sekali bukan aku.
Api membara di bawah jemariku. Aku bisa saja meledakkan cermin itu saat ini. Melihat diriku sendiri hanya membuat kesal.
Aku terlihat seperti seorang Api. Satu-satunya yang mengingatkanku kalau yang kulihat adalah diriku sendiri adalah sepasang iris violet—iris mataku masih tetap sama, yang lainnya telah berbeda.
Sepanjang menit dihabiskan hanya agar para pelayan dapat membuatku tampak sama seperti manusia Api. Terlihat dingin, anggun, rupawan, dan yang paling penting, berkuasa.
Seorang berdarah Air takkan pernah menikahi darah Api, apalagi keluarga kerajaan.
"Berapa lama ini akan bertahan?" Ditunangkan dengan seorang Putri Api. Bahkan tanpa perlu dipertanyakan, hal itu terdengar sinting.
Semua ini akan berakhir suatu hari nanti. Mereka tidak akan mengizinkanku duduk di singgasana dan mengenakan mahkota. Sesuatu akan mengakhirinya, kecelakaan barangkali? Dan setelahnya Sang Putri akan menikahi pangeran tulen.
Aku bangkit dengan kebohongan dan akan dijatuhkan dengan kebohongan pula.
"Masih menikmati dirimu?"
Aku memutar tubuhku dan mendapati seorang Api di ambang pintu: Sylva.
"Aku masih awam dengan segala urusan kerajaan ini, tapi aku tidak yakin kalau anda seharusnya berada di sini." Ucapku berusaha mengusir tanpa membuatnya membisikkan rasa sakit padaku.
Sylva mengambil beberapa langkah menghampiriku. "Kau akan menyaksikan Pemilihan Ratu malam ini. Ini bukanlah permintaan, Lord Aleister." Ujarnya. Dia menggunakan nama baruku, gelar kebohonganku. "Kau akan menjalani semua ini, dan melakukannya dengan semestinya."
"Bagaimana dengan kehidupanku—?"
"Kehidupan apa?" erang Sylva. "Nak, kau baru saja terjatuh ke dalam keajaiban yang takkan pernah didapatkan Kaum Air lainnya."
Kututup mata sejenak, mengabaikan ratu yang berbicara seakan aku seharusnya berterimakasih atas yang kualami. "Maksudku, keluargaku." Ayah, Ibu, Fresa, Ardent, kehidupan yang telah direnggut dariku.
"Oh itu," dengus ratu sambil berjalan mendekati jendela. "Kupikir kami dapat memberi mereka pesangon, untuk tutup mulut."
"Aku ingin kakakku dipulangkan dari medan perang." Sekali ini aku merasa melakukan sesuatu yang benar. "Dan temanku, Kylain dan Aranea Argentum. Jangan biarkan anggota legiun membawanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Knight
FantasyRank 46 in Fantasy (13 Juni 2017) Indah tidak selalu baik, namun baik sudah pasti indah. Ariel, seorang pemuda dari kaum Air yang memiliki kemampuan yang harusnya dimiliki Kaum Api. Dan karena suatu kejadian tertentu, dia dijodohkan dengan putri ker...