RETAK 5

356 22 7
                                    

"Apa kamu pernah jatuh cinta? Aku tidak pernah. Tapi, sejak aku kenal kamu sepertinya aku mengerti apa itu cinta"
-cta

×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Kamar adalah salah satu tempat ternyaman bagi setiap orang termasuk Lyren. Saat ini Lyren masih terlelap tidur di tempat tidurnya, tanpa berniat untuk bangun. Karena hari ini hari libur, jadi Lyren menggunakan waktu ini untuk beristirahat tanpa gangguan.


Ting tong ting tong
Ting tong ting tong

"Huaaa, siapa sih orang sepagi ini udah dateng aja. Nggak tau apa ini hari apa, hari kebebasan bagi pelajar tau!" Gerutu Lyren sendiri.

Lyren berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu apartmentnya.

Ting tong ting tong

"Iyah tunggu bawel!" Teriak Lyren

"Revan ini masih pa-" lyren terkejut siapa yang datang keapartment nya "gi."

Lyren tersenyum "hi," sapa Lyren

"Hallo"

"Ada apa datang pagi pagi seperti ini?"

Bryan menyatukan kedua alisnya yang menatap Lyren aneh "pagi?"

"Iyah, dokter ngapain datang pagi pagi seperti ini?"

"Apa aku tidak dipersilakan masuk terlebih dahulu?"

Lyren mengangguk dan mempersilakan Bryan masuk kedalam apartmentnya.

"Kamu bisa lihat ini sudah jam berapa," suruh Bryan

Lyren mengambil handphone dimejanya dan melihat sudah jam berapa. Terkejut? Yah Lyren kaget melihat jam sudah menunjukkan jam berapa. Lyren hanya menatap Bryan tanpa berdosa kalau tadi ia bilang ini masih pagi dan hanya dibalas cengiran oleh Lyren.

"Masih menganggap ini pagi?"

"Baiklah maaf, saya salah mungkin saya terlalu lelah akibat aktivitas saya kemarin."

"Okay lupakan, kenapa kamu pergi dari rumah sakit tanpa mengabariku?" Omel Bryan

"Dari mana dokter tau alamat apartment saya?" Lyren berusaha untuk mengalihkan pembicaraan Bryan.

"Hm yah, sebelum pulang dari sekolahmu aku sempat meminta alamat sama wali kelasmu itu. Aku sempat mencarimu kerumahmu, tetapi kata pembantumu kamu tidak ada dirumah dan dia bilang kamu tinggal di apartment. Hasilnya aku sudah menemukanmu sekarang kamu tau semenjak kamu pergi dari rumah sakit aku mencarimu." Jelas Bryan dengan sempurna

"Sorry, sa-"

"Bisa kita ngomong seperti yang lalu aku kamu? Aku tidak terlalu suka dengan bahasa yang terlalu formal jika bersamamu"

"Okay sorry, say hm aku pikir kau sudah tidak memperdulikan aku lagi."

Bryan kelagapan saat dirinya ketahuan khawatir dengan Lyren, Bryan terlalu gengsi untuk bilang seperti itu "Apa? Peduli. Hei memang siapa yang bilang kalau aku peduli denganmu hah?" Bryan menyangkal perasaanya sendiri, tanpa ia tau Lyren yang awalnya terbang kini jatuh kebawah dan itu menyakitkan.

Lyren melotot tak percaya betapa malu dirinya yang terlalu kepedean "okay, lalu mau apa kamu kesini?"

"Hanya ingin lihat keberadaanmu saja."

"Baiklah kamu sudah lihat bukan? Bahkan kemarin disekolah kamu sudah lihat keberadaan ku seperti apa dan sekarang silahkan pergi"

Bryan kehabisan kata katanya ia malu sekali "ap- apa kamu ingin jalan dengan ku?" Melepas rindu lanjut Bryan dalam hati

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang