RETAK 13

344 9 3
                                    

"Ego lah yang membuat kamu jauh"
-mama-

"Setelah ini kita mau kemana, sayang?" Lyren tersenyum canggung saat mendengar Revan telah memanggil dia dengan sebutan sayang. Bukan ia merasa senang, ia hanya tidak enak dengan Revan bahwa ia hanya melampiaskan semuanya kepada Revan.

Namun, ia akan tetap mencoba untuk belajar menyukai atau mencintai Revan dengan seiring berjalannya waktu. Biarlah nanti waktu yang menjawab apa mereka akan bersama selamanya atau tidak.

"Pulang saja sudah hampir malam." Revan mengangguk paham dan menjalankan mesin motornya dengan hati-hati. Karena ia tahu bahwa Lyren tidak menyukai jika ia akan mengebut.

Revan mengambil tangan Lyren yang berada disamping pinggangnya dan merubah posisi menjadi memeluknya "nanti kamu jatuh," ucap Revan lembut. Lagi-lagi Lyren canggung dengan keadaan seperti ini namun, ia mencoba untuk setenang mungkin. Lain halnya dengan Revan yang tersenyum senang dibalik helm yang ia pakai, sesekali ia melirik kearah spion untuk melihat kekasihnya yang berada dibelakangnya.

Sesampai diapartment Lyren, Revan langsung bergegas pulang kerumahnya karena sudah hampir malam. Lyren merebahkan dirinya dikasur, memejamkan matanya sebentar dan mengingat betapa bodohnya ia telah menjadikan Revan sebagai pelampiasan. Bagaimana jika Revan mengetahui apa yang telah Lyren lakukan sama dirinya.

Are you stupid Lyren -Lyren

Bagaimana ia bisa melupakan bahwa kejadian ini terjadi karena, Bryan yang telah menguasai pemikirannya saat itu. Lyren mengecek kembali handphone nya lalu, membuka langsung instagram Bryan dan melihat comment dari teman-teman Bryan yang mensupport Bryan tanpa sengaja ia melihat nama instagram cary.n yang Lyren ketahui bahwa itu nama kekasih Bryan.

Cary.n : too babe💕

Air mata itu jatuh lagi dari mata Lyren, malam kemarin telah terjadi lagi dimalam ini menangisi Bryan tanpa alasan. Ia tidak mengerti mengapa ia bisa menyukai dokter penolong itu, melupakan satu memori saja sangat sulit.

Lyren mengusap air mata dipipinya, bertekad untuk melupakan Bryan saat ini dan mencoba menyukai Revan saat ini. Itulah tekad Lyren mencoba, mencoba dan mencoba.

-&-

Pagi telah tiba tetapi, hingga saat ini matahari belum menampakan sinarnya. Awan menggumpal menutupi sinar matahari, menambahkan hawa sejuk didalam kamar Lyren. Tanpa berniat bangun dari kasurnya Lyren terus saja memeluk guling nya dengan rapat karena, hari ini hari weekend jadi ia lebih memilih menetap dikasur.

Niat malam Lyren ialah lari pagi tapi, itu hanyalah niat bukan kenyataan. Nyatanya ia masih bergulat diselimut tebal itu dan memejamkan matanya dengan tenang.

Bunyi telpon terus saja mengganggu tidur Lyren dengan malas ia mengambil handphone di atas meja nya dan melihat siapa yang telpon dia 'Pacar Sayang' siapa lagi pacar Lyren saat ini kalau bukan Revan. Bukan Lyren yang menamai kontak itu melainkan Revan sendiri yang menggantinya.

"Pagi sayang, nanti siang ada acara nggak?" Lyren mengangkat masih tidak dalam keadaan yang benar benar sadar untuk meresponpun malas dan hanya mendengar suara samar samar dari handphonenya.

"Iren, kamu masih disana kan?"

"Hm," Revan mendengus sebal saat tau kalau pacarnya itu masih dalam keadaan yang setengah sadar "Kamu ada acara tidak nanti siang sayang?" Tanya ulang Revan dengan menekan kan kata sayang.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang