"Sikapmu membuatku bimbang"
-im-Drrrttt.... drrrtttt..... drrrttt.....
You have new message
Lyren tidak menghiraukan getaran handphone nya, saat ini ia sedang berada disebuah caffe bersama Reina. Reina yang memperhatikan Lyren sejak tadi, bingung dengan Lyren. Karena tidak biasa nya Lyren mengajaknya pergi sepulang sekolah "hape lo bunyi Ren," ucap Reina.
Lyren hanya melirik sekilas handphone nya "nggak penting."
Reina menggangguk "coba sini hape lo, gue cek siapa," Reina mengambil handphone milik Lyren. Lyren terlihat biasa saja dengan perlakuan Reina karena itu sudah menjadi kebiasaan Reina kalau handphone Lyren berada didekatnya Reina merasa ingin tahu.
"Siapa Bryan? Dia nge-line lo," ucap Reina, Lyren langsung tersadar dari lamunannya dan merampas kembali handphonenya namun gagal. Reina sudah terlebih dahulu menjauhkan handphone nya "ih lo punya cowo nggak cerita cerita sama gue."
Lyren melotot kan matanya "itu bukan pacar gue, i don't have boyfriend." Reina hanya terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya itu.
"Kalau bukan pacar kenapa lo panik?" Ledek Reina, "nih katanya kamu jadi cek tidak?" Sambung Reina.
"Siniin hape gue!" Sewot Lyren yang langsung merampas dari tangan Reina, Lyren tidak membalasnya ia hanya mematikan handphonenya dan menaruh nya ditas.
Reina hanya mengangkat bahunya acuh "tumben yah tadi Revan kita ajak gabung nggak mau." Lyren tidak menjawab ia hanya diam.
Alunan musik dicaffe sangat mendukung suasana mood Lyren imagination. Lyren mempunyai imajinasi yang indah, tapi itu hanya imajinasi. Lyren memikirkan seseorang yang daritadi membuat mood dia buruk. Hal yang paling bodoh orang lakuin adalah memikirkan hal yang bikin mood dia buruk seperti Lyren. Dia memikirkan Bryan yang daritadi membuat mood nya hancur, pikiran dia berada di taman yang sewaktu dia melihat Bryan sedang ciuman dengan kekasihnya dan ditaman belakang sekolah saat dimana Bryan menunjukkan kasih sayang tulus kepada kekasihnya.
Taman? Yah itu kebetulan, dimana sepasang kekasih menunjukkan kasih sayang nya ditempat yang orang-orang kagumi taman. Sekarang Lyren membenci taman, ia tidak suka dengan taman yah mulai sekarang. Padahal taman adalah tempat yang bisa menjernihkan pikirannya disetiap malam.
"Ren,"
"Ren,"
"Iren!" Tegur Reina dengan nada ditinggikan sedikit, Lyren tersadar dari lamunannya "hah iyah kenapa?"
Reina membuka mulutnya tidak percaya, daritadi ia berbicara panjang lebar dan pada akhirnya lawan bicaranya tidak mendengarkannya. Itu sangat mengesalkan bukan? "Gila lo daritadi gue ngomong panjang panjang nggak lo dengerin, okay pada intinya gue nanya tumben si Revan nggak mau ikut gabung kita?"
"Nggak tau mungkin dia lagi sibuk," Reina mengangguk "oh."
"Ren, gue mau cerita deh sama lo."
"Cerita aja."
"Tapi lo jangan bilang-bilang sama orang yang gue ceritain yah," Lyren mengangguk.
"Gue suka sama Re-" belum selesai Reina mengucapkan kalimatnya handphone Lyren berbunyi. Lyren mengambil handphone nya dan melihat siapa yang menghubunginya ♡.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Random"Tidak ada yang salah dengan mereka tetapi, aku yang tidak bisa menerima kenyataan ini" Lyren Maura "Maafkan aku yang hanya bisa menyembunyikan kebohongan ini" Revano Zayn "Mencintainya tanpa sadar, kehilangannya yang membuat ku sadar" Bryan Riqio "...