-Daniara POV-
Aku sedikit merasa kurang percaya diri begitu melihat penampilanku pagi ini pergi ke kantor, syukurlah Candra sepertinya tak protes dengan apa yang aku lakukan. Bahkan aku berterima kasih sekali karena Candra sudah membela ku dari mulut tajam Virni dan Irma.
"Cih, kau pikir Pak Candra akan tertarik denganmu?" tenang Daniara, kau harus tetap tenang menghadapi mulut tajam kedua perempuan tak punya adat ini.
"Asal kau tahu Pak Candra itu calon suamiku" cih, percaya diri sekali dia. "Percaya diri sekali kau Nona Irma" aku mengucapkannya dengan kata-kata yang sangat tajam.
"Percaya diri? Kau tahu Nona Daniara si Miss Dorky, Papaku bilang dia akan menjodohkanku dengan Pak Candra. Aku yakin Pak Candra tak akan menolak" bagaikan disambar petir aku mendengar perkataan pahit yang sangat pahit, mungkinkah Candra sudah berpaling?
Ingin sekali rasanya aku berteriak didepan muka Irma bahwa semua itu tak mungkin terjadi, baru kemarin aku mendengar dengan telingaku sendiri bahwa Candra akan melamarku. "Jadi seperti ini kalian dikantor? Bergosip tak jelas?" tiba-tiba seorang perempuan cantik dengan pakaian modis datang dan menengangih pertengkaran kami.
Aku seperti mengenal perempuan cantik yang mengenakan kaca mata hitam dan berambut coklat bergelombang yang sekarang berdiri disampingku. Saat dia melepas kaca mata hitam itu aku dapat melihat dengan jelas siapa perempuan itu, aku membelalakkan mataku seakan tak percaya setelah 2 tahun tak bertemu sekarang aku melihatnya.
"Kau siapa? Jangan suka ikut campur urusan orang" Irma mendelik marah ka arah perempuan disampingku ini dan mencibir berkali-kali tingkah laku perempuan itu, "asal kau tau, aku ini sekertaris Pak Candra" ucap Irma dengan bangga.
Dapat aku lihat senyum licik terpatri di bibir manis perempuan yang masih setia mengamati gerak-gerik Virni dan Irma dari tempatnya berdiri, aku hanya bisa menggelang-gelengkan kepalaku melihatnya. Sebentar lagi pasti akan ada adegan seru hohoho.
"Astaga, Jenny kapan kau kembali?" tiba-tiba bak hantu muncul Candra, sepertinya Candra memang cocok menjadi seorang peramal, "kau tak ingin memelukku Bang? aku sangat merindukanmu" Jenny segera berlari memeluk Candra dengan manja.
"Kau ini siapa? Candra ini calon suamiku!!!!" Irma kalap melihat adegan pelukan tersebut, aku hanya menjadi penonton setia saja. Melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, "calon suamimu? Kau gila, Candra itu sudah mempunyai kekasih" matilah aku kalau sampai Jenny membongkar semuanya, aku menepuk jidatku frustasi melihat pertengkaran ini akan berujung panjang.
"Apa perduliku? Toh Candra akan di jodohkan denganku" senyum kemenangan mengembang dibibir licik Irma, ingin rasanya aku mencakar bibir itu. Aku palingkan tatapanku kearah lain, menyembunyikan linangan air mata yang sudah melesak akan keluar dari pelupuk mataku.
"Sudah berapa kali akau bilang aku menolak perjodohan itu" Candra mengucapkannya dengan nada tegas, jujur aku ingin segera berlari memeluknya begitu mendengar kalimat yang terucap dari bibir seksinya.
"Ohya? Bukankah Papamu menyetujui perjodohan ini?" kalau itu memang benar terjadi, maka aku tak bisa bermimpi dapat menjadi Ny Bahtian. Aku tahu Candra tak akan bisa menentang keputusan orang tuanya. Ku hembuskan napas berat, sungguh ini begitu pelik.
"What? Papa menyetujuinya? Ini pasti tak mungkin, Bang kau tenang saja aku akan selalu berada dipihakmu" Jenny kembali nyerocos tidak jelas, kenapa pagi ini saat aku akan memulai semuanya kembali justru menjadi awal yang menyakitkan?
"Kau ini siapa ha? Datang-datang ikut campur. Dasar wanita tidak tahu diri" sekian lama Virni berdiam diri menjadi penonton sepertiku, tiba-tiba dia bersuara karena mersa Irma perlu dibantu mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Dorky and Mr Perfect (Selesai)
Teen FictionDaniara Putri Lambang seorang perempuan yang berfikiran dewasa dan bersifat tenang, memiliki banyak poblema didalam kehidupannya. Keluarganya yang kaya raya tak membuatnya dapat hidup dengan penuh pujian, namun sebaliknya penuh cacian karena penampi...