-Daniara POV-
"Can aku sudah memikirkan ini sebelumnya" aku angkat bicara, aku akan membuat keputusan demi kebaikan aku dan dirinya. aku tak perduli jika nantinya ini akan membuat Candra marah terhadapku.
"Aku ingin berhenti bekerja di kantormu" cicitku pelan, aku takut Candra akan marah kepadaku. Ku pejamkan mataku dan aku rasakan mobil yang berhenti dipinggir jalan, mungkin Candra akan mengusirku turun dari mobilnya.
"Kau boleh berhenti bekerja dengan satu syarat" ucapnya dingin bahkan begitu dingin, bukan suara Candra yang terdengar lembut dan hangat, aku lihat Siwon CandraOppa masih diam berfikir, sesaat itulah mata kami bertemu pandang, aku merasakan ada gurtan kecewa di bola matanya.
"Kau harus menikah denganku secepatnya, jika tidak? Maka aku menolak keras surat pengunduran dirimu" lanjutnya disertai dengan seringai bak setan, yang aku ketahui Candra memiliki senyum seperti dewa buka seperti setan -_-.
"Apa ini semacam lamaran? Kau sangat tidak romantis Can" aku mencibir caranya yang sangat tidak romantis dan terkesan seperti diktator. Aku mendengus melihat senyum kemenangan terpampang di bibir sexy miliknya, aku seperti terjebak diantara dua pilihan sekarang.
"Beri aku waktu untuk berfikir, dan satu lagi kau harus berlapang dada jika nantinya aku mengatakan aku belum siap menikah" senyum mengejek terpatri diwajahku, aku bahkan ingin tertawa kencang melihat raut kaget di wajah Candra.
"APA?" ucapnya berteriak didepan mukaku, apa dia ingin membuatku tuli karena mendengar teriakannya itu. "Jika kau tak mengizinkanku mengundurkan diri maka aku akan langung kabur ke Italy kerumah kedua orang tuaku" sebenarnya itu bukanlah cara yang akan aku gunakan, aku hanya ingin sedikit mengerjainya saja.
Ekspresi Candra begitu menggelikan, muka tegang dan shock mendengar penuturan alternatif yang aku jalankan jika dia tetap bersikeras terhadap keputusannya itu. "Kau ingin meninggalkanku?" tanyanya dengan nada histeris, sungguh aku ingin tertawa melihatnya. Namun aku tahan, biarkan saja dia uring-uringan untuk beberapa waktu ini. Hohoho
"Can aku ingin pulang, aku mohon anatar aku pulang" aku memasang puppy eyes yang jarang aku tampakkan, aku tahu Candra tak akan tega menolaknya. Terbukti dia langsung menjalankan mobilnya dengan muka yang masih terlihat tegang.
"Jika kau tetap bermuka seperti itu, kita bisa tak selamat sampai tujuan Can" ucapku menegurnya, ternyata mengerjai Candra sangatlah menyenangkan.
Kembali aku fokuskan pandanganku ke objek diluar, aku merasa sekarang bebanku sedikit berkurang. Mengingat Candra yang begitu setia berada disampingku, aku sangat berterima kasih kepada keadaan yang mengharuskan aku kuliah di Amerika dan bertemu dengannya, terkadang aku merasa perbuatan Robby yang pahit membuahkan hasil yang manis.
Waktu begitu terasa cepat berlalu jika aku sedang bersama Candra, sekarang mobil Candra sudah berada didepan rumah Bang Daniel, aku lupa kalau aku harus menginap disini karena semua kekeacauan hari ini yang terjadi.
Mereka semua pasti taku aku akan bunuh diri karena kejadian ini, atau mungkin akan stres. Ayolah manamungkin itu akan terjadi, aku tak segila itu untuk melakukan hal-hal ekstrim seperti itu.
"Terima kasih" ucapku sebelum aku turun dari mobil, entah dorongan dari mana aku mencium pipi Candra. Tanpa pikir panjang aku bergegas keluar mobil dan berlari masuk kedalam rumah.
"Jadi apa yang membuatmu senyum-senyum seperti itu? Bukankah tadi kau masih bersedih-sedih ria?" ah, ternyata ada Bang Daniel diruang tengah bersama dengan Ghea. Aku ikut bergabung bersama mereka yang sedang asik menonton film cartoon.
"Tadi Candra habis melamarku, ah bukan melamar sih tapi tepatnya memaksa" aku menggembungkan pipiku kesal mengingat sifat Candra yang sangat tidak romantis dan sangat mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Dorky and Mr Perfect (Selesai)
Teen FictionDaniara Putri Lambang seorang perempuan yang berfikiran dewasa dan bersifat tenang, memiliki banyak poblema didalam kehidupannya. Keluarganya yang kaya raya tak membuatnya dapat hidup dengan penuh pujian, namun sebaliknya penuh cacian karena penampi...