Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Namun Lisa masih berkutat dengan beberapa file di dalam kelasnya.
Tok! Tok!
Lisa mengalihkan pandangannya dari file-file itu ke pintu masuk kelas tersebut. Orang itu masuk ke dalam dan menghampiri Lisa. Ia memutar kursi dan duduk di depan Lisa yang sudah kembali berkutat dengan file.
"Masih sibuk? Udah ditungguin yang lain di ruang OSIS."
"Bentar ini dikit lagi, Gyu"
Mingyu menopang dagunya untuk melihat Lisa lebih dekat. Tatapannya hanya tertuju pada Lisa yang sedang ribet dengan file berisikan berkas-berkas.
"Tatapannya biasa aja dong, risih gue" ucap Lisa tanpa mengalihkan pandangannya.
Mingyu hanya terkekeh. "Abisnya lo cantik sih" gombal Mingyu.
Lisa tertawa hambar, lalu membereskan tumpukan file itu dan memakai tas gembloknya. "Semua cewek lo gituin, gimana gak baper, nyet" ucap Lisa.
Mingyu terkekeh lagi. "Jomblo ini" jawabnya. Lisa menarik telinga sebelah kiri Mingyu, gregetan. "Aduh sakit, Lisa" ringis Mingyu sambil mengusap telinga kirinya.
Lisa tidak memperdulikan ringisan Mingyu, ia lebih memilih menaruh setumpukan file itu ke dalam loker yang ada di belakang kelas.
"Gue ke ruang OSIS ya!"
-ruangOSIS
Lisa masuk ke dalam dan langsung duduk di kursi yang masih kosong. Mingyu? Dia bukan anak OSIS, melainkan anak basket. Lisa duduk di antara Yuha dan Yuju.
"Tumben dateng terakhir" ucap Yuju tanpa mengalihkan kedua mata dari tumpukan buku di hadapannya.
Lisa menyalakan laptopnya. "Pak Jongin malesin banget. Padahal gue bukan seksi human tapi gue yang disuruh nyari sponsor dan bintang tamu. Asem banget" keluh Lisa sambil mengerucutkan bibirnya.
Yuju terkekeh. "Sponsor kaya tahun lalu aja, tanya-tanya ke Roa. Kalo bintang tamu, lo gak inget kakak lo bisa ngedance? Kenapa gak jadiin dia bintang tamu? Atau engga grupnya Bambam sama Yugyeom? Bagus juga itu." saran Yuju.
Lisa menghela napas kasar. "Gue pertimbangin lagi deh. Eunwoo belum dateng?" tanyanya.
Yuju menggeleng. Lisa mengangguk mengerti, lalu fokus ke laptopnya.
Pintu ruang OSIS terbuka, munculah seorang lelaki tinggi dengan jaket merah dan tas yang hanya tersangkut di bahu kirinya. "Sorry telat, ada pelajaran tambahan." ucapnya sembari melepas jaket dan duduk di bangku khusus ketua.
"Langsung dimulai aja, Woo. Keburu malem!" seru Yuha dengan wajah bosan.
"Oke, rapat kali ini kita akan membahas tentang study tour kelas sepul-"
"Yang ikut ke Jogja? Yaampun, Woo! Gue gak mau ikut!" potong Doyoung dengan wajah memelas.
Eunwoo menghela napas panjang. "Bisa tolong dengerin dulu gak?" pertanyaan Eunwoo barusan hanya mendapat anggukan dari Doyoung.
"Kan empat hari lagi bakalan ada study tour kelas sepuluh. Kata Pak Siwon, bakalan ada empat orang yang bakalan ikut nanti. Tr-"
"Empat?! Awas aja sampe gue kepilih! Gue coret dari daftar calon pacar adek gue!" ancam Doyoung yang langsung membuat anggota lain terkekeh pelan. Wajah Eunwoo juga berubah jadi kaya bengong. Mencoba mencerna kata demi kata yang dikeluarkan Doyoung barusan.
Eunwoo sadar kembali dan langsung mengerucutkan bibirnya. "Diem dulu elah, bang! Jangan langsung ngancem gitu. Gua kan belom selesai ngomong!" kesalnya.