19 - resmi

1.9K 130 8
                                    

lisa mengerjapkan kedua matanya, ia meringis saat merasakan dadanya terasa sedikit sesak. tapi ia tetap memaksa untuk membuka kedua matanya.

"lis? udah bangun? gua panggil dokter dulu"

lisa menoleh. dari suaranya ia kenal, itu bambam. lelaki itu lari keluar kamar pasien dan kembali dengan senyum.

"senyum mulu lo, eneg gua liatnya" nyinyir lisa, ia bangkit dari tiduran dan bersender dibantu bambam.

bambam mendengus. "heh, lagi sakit masih aja ngajak ribut"

"bodo"

"lis"

lisa berdehem.

"maafin gue"

"maaf buat?"

"YA BUAT YANG TADI LAH"

Lah? Bambam ngegas. lisa menjitak dahi bambam. sang empu meringis kesakitan.

"monyet" gumam bambam.

"HAH APAAN BA--"

"Assalamualaikum"

"--WAALAIKUMsalam, eh hai"

yang tadinya lisa mau ngejambak rambut bambam, ia urungkan. kan gak enak diliat calon gebetan. duh, jaga image.

wooseok masuk ke dalam ruangan masih dengan baju sekolah. ia mendekat ke bambam dan lisa dengan plastik indomaret.

"oi, seok! mumpung ada lu, gua mau keluar dulu. mulut udah asem bener, jagain nyai ronggeng ya!"

"Anjing"

wooseok menyetujui, dan bambam keluar kamar itu.

"duduk, seok"

dengan kaku. wooseok duduk di bangku bekas bambam tadi, lalu tatapannya tertuju pada lisa yang juga sedang menatap dirinya.

"udah enakan?" tanyanya memecah keheningan.

lisa mengangguk. "sekarang kan masih jam kbm, kok lo keluar sih?"

"pacar sakit masa gua diemin aja"

blush. pengen ngejitak wooseok tapi tangannya kaku gitu aja. dia cuma diem sambil nunduk.

"dari semalem lo gak bales chat gue, kak. dan dengan ini gua simpulkan lo mau jadi pacar gue. Hehe"

lisa melengos.

wooseok berdiri dan mendekat hendak memeluk wanita di hadapannya ini. tapi lisa segera mendorong tubuh besar wooseok saat mendengar suara pintu terbuka.

"permisi, selamat pagi nyonya salsa"

"pagi dok" lisa tersenyum, lalu menyenggol lengan wooseok dengan sikunya. "keluar sana" bisiknya.

wooseok menghiraukan ucapan lisa barusan, ia hanya mundur selangkah untuk memberi ruang kepada dokter tersebut.

"sudah membaik?" tanya dokter itu.

lisa tersenyum hangat sembari mengangguk. lisa melirik ke wooseok, terlihat lelaki itu masih setia berdiri di sana dengan kedua tangan di belakang.

"kenapa bisa ku--kenapa?" dokter itu tampak tidak peka dengan mimik wajah lisa yang menyuruhnya diam terlebih dahulu. "ah, baiklah. lebih dijaga lagi ya. saya permisi" dokter itu keluar dari ruangan.

wooseok sedikit membungkuk, setelah dokter keluar ruangan, wooseok kembali duduk di samping ranjang itu. "kenapa bisa kaya gini?"

"alergi debu doang" balasnya enteng.

"bener ternyata apa yang dibilang sama Kino. disuruh bersihin gudang sama bu krystal?"

lisa mengangguk. kepalanya menoleh dan tangannya mengulur untuk mencubit kedua pipi wooseok. "kalo iya kenapa hm"

LALISA | LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang