( 12 )

46 4 6
                                    

Dirga pun menghentikan mobilnya karena sudah sampai dirumah devie

"Terima kasih.."

"Tunggu.." dirga menahan tangan devie

"Ada apa??"

"Tolong lupakan kata kataku tadi.. Aku hanya emosi"

"Aku sudah melupakannya"

Deviepun langsung turun dari mobil dirga... Dirga pun segera pergi dari rumah devie

Seperti biasa devie slalu mengucapkan salam saat sampai dirumah

"Assalamu'alaikum.. Aku pulang"

"Eh.. Wa'alaikumsalam"

Devie pun segera melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya

Saat sampai dikamarnya devie langsung meletakkan tasnya dikursi dan merebahkan tubuhnya diranjangnya

"Walaupun dirga menyuruhku untuk melupakan perkataannya tapi aku tetap mengingatnya" devie mulai bicara sendiri dikamarnya

Saat devie sedang memikirkan itu tiba-tiba ponselnya bergetar dan dia mendapat sebuah notifikasi dari seseorang

LINE

Junajun: divi!!

Devieclau: ha?? Siapa itu divi

Junajun: ya kamu lah... Masa kucing tetangga aku

Devieclau: jadi kamu nyamain aku sama kucing tetangga kamu

Junajun: lho.. Bukan gitu

Devieclau: hehe bercanda kak

Junajun: kamu itu udah mulai  berani ya!!

Devieclau: hehe ampun kak

Junajun: baiklah kali ini aku maafkan

Devieclau: oh ya kakak udah punya panggilan buat aku tapi aku belum punya panggilan buat kakak 😢😢

Junajun: eh eh gapapa kok

Devieclau: bener nih kak

Junajun: iya.. ( read )

Deviepun tak lagi membalas pesan dari juna

/ Dirga pov /

Saat aku sampai dirumah aku langsung masuk kedalam rumah

Saat didalam rumah ternyata aku melihat sosok yang paling tak kusuka kedatangannya saja sudah membuatku ingin melarikan diri dari rumah... Siapa lagi kalo bukan marsha

Tapi aku tidak mengiraukan keberadaan marsha dan bergegas pergi kekamarku tapi gagal karena mama memanggilku

"Dirga.. Mau kemana kamu?? Ini ada marsha temenin dia dulu lah"

"Aku capek ma.."

"Udah lah gak usah alesan"

"Eh gapapa tante.. Tidak usah memaksanya"

"Nah mama dengar sendiri kan.. Jadi stop memaksaku"

"Owh.. Gitu yaudah deh mama nggak akan ngasih kamu uang jajan"

"Haduh... Iya iya aku temenin dia"

"Ok mama tinggal ya"

Suasana pun menjadi hening karena tidak ada yang memulai pembicaraan dan selelah lama bicara dalam diam marsha pun memulai percakapan

"Dir.. Kenapa kau slalu menjauh dariku??"

"Bukankah jawabannya sudah jelas"

"Apa kau membenciku??"

"Aku tidak membencimu tapi aku benci sifatmu"

"Lalu apa bedanya??"

"Aku tau kalau kau sebenarnya itu baik... Tapi karena kelicikan dan kejahatan udah merasukimu... Yah jadilah kau sekarang"

"Aku pasti akan berubah jika kau menjadi milikku"

"Jadi.. Kau hanya mau berubah jika aku membalas perasaanmu??"

Marsha hanya mengangguk

"Berarti kau tidak akan pernah berubah karena aku tidak akan pernah membalas perasaanmu"

"Kenapa?!?! Kenapa begitu apa ini karena devie apa karena devie kau jadi begini" nada bicara marsha tiba-tiba meninggi

"Kenapa kau jadi menyangkut pautkan devie kedalam masalah ini!!" ucap dirga dengan nada tak kalah tinggi dari marsha

"KAU BERUBAH DIRGA!!! KAU BERUBAH KARENA WANITA JALANG BERNAMA DEVIE ITU!!!"

PLAKKK

Satu tamparan dari dirga mendarat dipipi mulus marsha

"Jika kau sekali lagi berani bicara seperti itu tentang devie maka aku akan lebih membencimu"

"Ternyata wanita itu telah meracunimu dengan kata katanya yang manis sehingga kau berani menamparku" air mata marsha pun mengalir membasahi kedua pipinya

Marsha pun langsung keluar dari rumah dirga

"Aaarrghh.." dirga berteriak frustasi

Dirga pun langsung lari kekamarnya saat sampai dikamarnya dia langsung mengunci kamarnya

Dia sadar apa yang baru saja dia lakukan pada marsha akan berdampak buruk pada keberadaan devie disekolah

Sementara itu marsha menangis sambil menyetir mobilnya didalam hati dia mengumpat atas nama devie

"Lihat saja apa yang akan kulakukan pada mu wanita jalang"


































🎀 TBC 🎀

Apakah yang akan dilakukan oleh marsha pada devie??  Tunggu part selanjutnya 🎉🎉

Maaf kalo ada kata kata yang typo ✏✏

Jangan lupa Vote 👣👣 and Comment 💭💭

⏩ Sampai Jumpa ⏩

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang