( 27 )

62 6 35
                                    

Dalam perjalanan kami hanya diam tidak ada yang buka suara dimas sedang fokus menyetir sedangkan aku hanya menunduk suasananya sangat canggung aku pun mendongakkan kepalaku untuk melihat apakah masih jauh jalan untuk kerumah nenek dan kakek tapi ternyata jalannya tidak sama yang seperti kita lewati aku pun bertanya pada Dimas

"Ini kan bukan jalan kerumah!!"

"Siapa bilang kalau kita mau pulang"

"Kan tadi kamu bilang mau ngajak aku pulang"

"Masa sih?? Tapi aku mau ngomong sesuatu ke kamu"

"Ngomong apa ngomong aja sekarang!!"

"Kalau ngomongnya sekarang namanya gak romantis"

"Ha??"

"Udah kamu diem aja... Aku yakin kamu pasti bakal suka"

"Terserah deh..."

=============

Kami pun sampai disebuah taman penuh dengab bunga ini bukan taman kota aku tidak tau taman apa ini tapi yang jelas taman ini indah banget

"Kamu suka gak??"

"Kamu ngomong apa sih dim!! Ya jelas lah aku suka, suka banget malah"

"Bagus deh kalau kamu suka.. Sebenarnya ini taman aku buat sendiri aku suka banget nanam bunga dari aku masih kecil dan waktu aku SMP aku pernah suka sama seorang wanita dia cantik banget aku niatnya mau ngajak dia kesini tapi dia ternyata udah punya pacar jadi nggak jadi deh.. Tapi aku udah berjanji sama diri aku sendiri kalau aku bakal nyatain perasaan aku ke cewe yang aku cinta disini"

"Dim.." dia langsung menaruh telunjuknya dimulutku

"Sstt.. Kamu diam dulu aku belum selesai ngomong nanti kamu tinggal jawab iya apa nggak aku udah suka sama kamu dari awal ngagetin kamu waktu itu entah kenapa dimas yang selama ini ansos jadi dimas yang ngeselin aku nggak tau kenapa hati aku milih kamu tapi yang aku tau pilihan hati aku ternyata nggak salah..."

Dimas menyuruhku untuk menunggunya dia pergi entah kemana dan tak lama kemudian dia datang sambil membawa bucket bunga mawar biru lalu dia berjongkok dihadapanku

"Devie.. Aku berharap kalau kamu bisa mempunyai perasaan yang sama seperti yang aku rasakan aku ingin kita menjalani hubungan ini bersama tanpa paksaan apapun... So can you be my girlfriend devie??"

Aku meneteskan air mataku ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan dan keharuan aku tak pernah menyangka dimas akan menyatakan perasaannya seperti ini

"Dim.. Aku nggak tau mau ngomong apa aku udah kehabisan kata-kata yang jelas aku juga cinta sama kamu aku nggak tau dimana, sejak kapan, dan bagaimana rasa cinta ini bisa ada... Ok I will be your girlfriend"

Dimas langsung memelukku dia terlihat sangat bahagia aku juga sangat bahagia sampai air mataku terus mengalir dia melepaskan pelukannya lalu mengusap air mataku

"Aku nggak bisa janji sama kamu tapi aku pasti bakal buktiin ke kamu kalau aku nggak akan membiarkan air mata kamu jatuh kecuali air mata kebahagiaan.. I love you dear"

"Ih dimas jijik ah"

"Lha kok jijik katanya cinta.."

You And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang