Jadi, begitulah. Awal pertama aku bertemu dengan Alice Everdeen. Walaupun tidak bisa dikatakan pertemuan pertama juga, karena kami itu satu kelas di sekolahan. Yah, bisa dibilang, sebagai awal dari suatu hal yang merepotkan. Ya, lebih baik dikatakan seperti itu.
Pertemuan ku dengan nya sangatlah konyol bukan? yah ini hanya pendapat dari sudut pandang ku saja. Pada saat itu, aku juga sangatlah bodoh karena bisa sampai penasaran dengan cewek populer seperti dirinya. Mungkin pertemuan itu adalah hari yang paling buruk bagiku. Bisa bertemu dengan orang yang paling cerewet dan paling merepotkan di dunia ini.
Alice Everdeen, masuk kedalam blacklist orang yang tidak boleh aku temui.
Tapi, sekarang aku sudah dipusingkan lagi dengan ajakan kencan nya yang sangat merepotkan. Dia memang orang yang merepotkan, sangat merepotkan, sangat merepotkan.
Yah, lebih baik, 'tidak usah terlalu dipikirkan itulah pikirku saat ini, Karena bakalan tambah merepotkan lagi jadinya. Begitulah.
Dan sekarang, karena tadi malam aku nonton film Ada Apa Dengan Ruroh sampai pagi, hari ini aku terpaksa berangkat sekolah dalam keadaan lemas dan pastinya kantuk ku juga sudah tak bisa kutahan lagi. Mataku juga terlihat seperti mata panda.
Aku berniat untuk tidur di dalam kelas, mungkin jika aku masih bersikeras untuk mengikuti jam pelajaran, mataku lama-lama akan membusuk. Yah, itu hanya umpamaan ku saja yang terlalu berlebihan.
Saat aku keluar rumah, kudapati Handphone ku berdering dengan keras.
Kulihat, yang menelpon ini adalah nomor baru, masih belum tercantum di buku alamat yang berada di handphone ku. Jika di ingat-ingat, Aku tak pernah memberikan nomor handphone ku kepada siapapun. yang bisa kutebak saat ini hanyalah Alice. Ya, benar sekali, Alice Everdeen, dengan licik dia mengetahui nomor handphone ku dengan cara mengirim sms ke nomor nya menggunakan handphone yang aku pinjamkan.
Aku tak pernah memanfaatkan fitur buku alamat sebelumnya. Aku bisa mengingat semua nomor telepon yang perlu aku ingat, walau sebenarnya ingatanku tak bagus-bagus amat.
Yang terbaik bisa aku ingat hanyalah nomor ku sendiri. Sangat tragis bukan?
Masalahnya hanya, karena aku tak punya banyak teman.
Itulah alasannya.
'Alice Everdeen' ini akan menjadi entri pertama dalam buku alamatku.
Aku juga sempat tidak mengerti, kenapa pagi-pagi ini dia menelpon? Padahal kemarin dia baru saja menyusup kerumah ku.
Tapi, entah kenapa aku jadi agak penasaran lagi dengan nya, dia itu seperti magnet. Aku tidak tau apa yang aku lakukan saat ini, tiba-tiba aku menganggkat telepon darinya dengan sendirinya.
" Hai! Selamat datang di dunia irit Ajis!, nikmati berbagai pilihan layanan komunikasi, dengan tarif paling irit di Indonesia! "
Ditelfon oleh cewek? lelaki mana yang tidak memimpikan hal itu? aku sering memimpikan hal ini. Tapi, kenapa sekarang aku sama sekali tidak merasa senang? memang benar kalo aku pernah menelon costumer care, itu pun hanya untuk mendengarkan suara lembut mbak mbak. Dan sekarang, untuk penelfon cewek beneran, dan bisa dibilang yang pertama bagiku, masih dengan kalimat yang sama ini? ini hanya bercanda, ya, cuma bercanda. Aku tidak sejones ini, ini kan hal yang normal, banyak cowok didunia ini juga pernah mengalami hal yang sama denganku. Ya, benar sekali, ini cuma bercanda, tidak ada yang aneh dengan ini. Kurasa, aku mulai mengerti sekarang.
" JANGAN BERCANDA KAU KAMPRET!!! "
" Eh? ciee ciee...ngamok ni yee.."
" Oi Alice! mau lanjutin itu lagi..atau aku bilang keseluruh warga sekolah, kalau kemarin pagi kau menyelinap ke kamar seorang laki-laki? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Fulquentius;Dream
RomanceKisah ini bercerita mengenai kehidupan seorang penyendiri, Gideon Arsa Yulianto. Gideon tidak punya satu pun teman di sekolahan nya, SMA Negri Kesenian. Tapi suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang paling populer di SMA Negri Keseni...