Vote sama komennya...😉
-----------------------------------------------------------
"Happy Reading"^^
Casya memeluk ringan dus persegi khusus untuk kue yang tercetak nama tokonya didepan dadanya sesekali matanya awas melirik kiri kanan. Casya melangkah pelan agar isi didalam dus yang ia bawa tidak berantakan. Senyum di bibirnya terbit tatkala matanya melihat gedung menjulang di depannya. Casya memasuki area gedung. Casya tinggal berbelok dijalan depan ia akan sampai di pelataran lobby. Mobil melintas cepat disisi kananya, Casya reflek mengayun kaki kananya kekiri agar tidak tersrempet, gerakan spontan yang cepat sehingga kaki kananya tersandung kaki kirinya.
"Brukk!" Suara orang dan benda jatuh secara bersamaan. Lengan kirinya berdenyut menyentuh permukaan plat beton yang keras, Casya meringis menahan sakit di lengannya, ia mengalihkan tatapan pada dus persegi yang tergeletak mengenaskan sama sepert dirinya saat ini. Kepalanya langsung meletup letup. Casya buru buru bangkit memandang sengit mobil yang berhenti di pelataran lobby yang baru saja hendak menyerempetnya. Casya buru buru bangkit tak lupa dengan dus perseginya. Dengan kekuatan penuh Casya melangkah cepat menghampiri mobil silver didepannya tepat saat si pengemudi menutup pintu mobil. Nafas nya ngosngosan dadanya naik turun tak beraturan begitu ia berdiri di samping kiri mobil. Casya memiringkan kepalanya sedikit, Ia kenal pria didepannya ini. "Kau bisa nyetir tidak?" Hardiknya pada orang yang tengah menutup pintu mobil. Pemilik mobil berbalik kesamping yang sempat terkaget dengan suara bentakan dari arah sampingnya, alisnya terangkat sebelah melihat gadis dihadapannya. Raut wajahnya langsung datar datar saja setelah melihat wajah orang yang berani berani membentaknya selain kakeknya.
"Apa?" Julian merespon datar.
"Kau! Dus yang aku bawa isinya rusak karena dirimu yang tidak becus menyetir" Casya tak suka bertele tele kalau sudah menyangkut isi didalam dus yang ia bawa.
"Ada apa dengan dus mu?" tanya Julian santai tetap datar.
Casya ingin sekali memukul kepala pria dihadapannya ini dengan dus yang ia bawa agar otaknya berada di posisi yang benar. 'Jika ini serial kartun pasti bisa lihat asap yang muncul di atas kepala Casya'.
"Dus nya jatuh! Itu pesanan orang! Ya tuhan... Tiramizu nya pasti hancur... Dan itu ulahmu!" Dia sial lagi karena pria ini lagi.
Julian melirik sekilas dus persegi didekapan Casya.
"Tiramizu?" ulang Julian.
"Iya!" Casya melirik dusnya
"Pesanan atas nama siapa?" pertanyaan Julian membuat Casya mengalihkan tatapan ke Julian.
"Avanoska"
Julian mengerjap. Ia berdehem. "Aku tau orangnya nanti aku sampaikan kau tidak bisa mengantarkan pesanannya tepat waktu" Julian mengeluarkan beberapa ratus ribu dari dompet meletakannya di atas dus persegi yang dipeluk Casya. Julian melengos pergi masuk ke dalam gedung. Casya bingung dengan ucapan pria barusan dan mengambil uang diatas dus. Mungkin orang yang memesan kuenya satu rekan kerja dengan pria itu. Dia menghela nafas berbalik pergi meninggalkan tempat itu kembali ke tokonya. Ia bukan tipe gadis ribet dan jaim yang sok sok-an menolak uang yang diberikan pria itu. Tadi salah pria itu ya wajar dia ganti rugi. Casya akan kembali lagi membawa kue pesanan, ia harus profesional. Hanya membutuhkan waktu satu jam untuk membuat ulang pesanan. Nanti Casya akan suruh sopir taksi mengatarnya hingga depan lobby.
----------
Julian memanggil assistennya ke ruangan.
"Kau tak mengambil pesanan kue yang aku minta?" Tanya Julian to the point begitu assistannya menghadap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Temptation
RomanceJulian Avanoska Danendra. Sosok yang diibaratkan seperti salju, mengagumkan mata dengan warna putihnya namun saat di sentuh hanya rasa dingin yang kau rasakan. Julian pria tampan yang disiplin angkuh tegas sedikit bicara banyak kerja. Walau sedikit...