~
Di halaman belakang sekolah, Elaine tampak berjalan sambil menggendong tas ransel kuning miliknya. Tiga siswi sudah menunggunya di belakang sana sambil bersantai dan bermain ponsel. Elaine tau kalau dirinya akan terkena masalah sehabis ini, tapi bagaimanapun juga ini adalah keputusannya.
"Dateng juga lo,"
Salah satu dari ketiganya itu berjalan sok centil kearah Elaine dengan tentunya tatapan tenang namun mematikan yang diberikan olehnya. Shinta Naomi. Seorang anak pengusaha kaya yang terobsesi pada Keynal sepenuhnya.
"Jadi, apa jawaban lo, Elaine?" Tanya Naomi
"Sorry kak, tapi gue udah memilih. Dan gue pilih untuk tetap berada di samping kak Keynal, karena gimanapun juga gue dan kak Keynal gak bakal terpisahkan,"
"Lo....," geram Naomi. Ia mengarahkan tangan kepada salah satu sahabatnya seolah-olah meminta sesuatu. "Kalau memang begitu, sepertinya lo harus gue beresin sekarang juga,"
Kedua mata Elaine membesar. Dengan sebuah pisau lipat yang didapatkan dari sahabatnya itu, Naomi bisa melakukan apapun yang ia mau pada Elaine. Takut, itulah yang dirasakan oleh Elaine saat ini. Pasrah, juga menyesal adalah dua rasa yang tercampur sekarang ini.
"Kak Naomi, cukup!"
Dari belakang Elaine, berlari seorang gadis loli berponi yang tampak menggendong tas merah. Ia berdiri tepat di depan Elaine kemudian merentangkan kedua tangannya, seolah-olah melindungi sang anak bebek.
"Sin-ka?"
"Kakak itu apa-apaan sih, kakak mau masuk penjara cuma gara-gara masalah ini? Kenapa sih kakak gak mikirin akibatnya kalau tadi kakak sampe ngelakuin yang iya-iya?"
"Pft.." Elaine menahan tawanya sekuat mungkin. "Yang enggak-enggak, Sin," bisiknya ke telinga kanan Sinka.
"Nah itu, yang enggak-enggak," tambah Sinka
"Sinka, sekarang kamu pulang,"
"Gak,"
"Pulang sekarang, Sinka Juliani!!" Bentak Naomi pada akhirnya.
"Kalau gitu kakak juga, SHINTA NAOMI!!" Balas Sinka
Sebuah bunyi tepuk tangan seseorang terdengar. Seorang siswa berambut pendek berjaket hitam bertubuh tinggi tampak berjalan dengan santai menuju kearah mereka. Jaket yang tak ia resleting memperlihatkan sedikit dari seragam sekolahnya yang masih ia kenakan.
"Hari ini, udah ke berapa kalinya lo nge-bully orang, Naomi?" Pertanyaan siswa tersebut tak dijawab oleh Naomi yang memilih diam. "Oh, atau perlu gue panggilin Keynal kesini, hm? Kayaknya dia juga belum pulang ya,"
"Ngapain. Lo. Dateng. Kesini?" Geram Naomi dengan penuh penekanan di tiap katanya.
"Gue udah mencoba untuk sabar, Naomi. Tapi sayangnya sekarang lo udah kelewatan. Apa ya kata tante Aura kalau misalkan anaknya si sulung ini berbuat kesalahan yang fatal seperti ini? Atau... Apa kata om Tresno ketika mendengar kabar ini melalui media sosial?"
Tanpa menjawab lagi, Naomi menarik lengan Sinka, adiknya meninggalkan halaman belakang sekolah tersebut. Dua sahabat Naomi harus berlari untuk menyusul sahabatnya itu. Elaine terdiam, sebuah senyuman kecil dari siswa tadi menyadarkan lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L For Love ✔
Fanfic[VENAL ONLY] Deva Keynal Putra seorang pangeran sekolah yang memiliki sifat super dingin terhadap lawan jenisnya, hanya satu orang siswi yang berhasil melunakkan hatinya yang membeku sekitar 3 tahun ini. Tetapi kisah cintanya yang baru ini tidak ber...