9. Rahasia

539 64 3
                                    

~

"Halo, adeknya kak Keynal yang makin lama makin gemesin aja ini... Lagi nonton apa, dek?"

Keynal baru saja turun dari lantai dua langsung menuju ruang keluarga, dimana Elaine biasanya memakai televisi yang ukurannya lumayan besar untuk menonton serial drama Korea atau semacamnya. Terkadang kartun juga ia putar demi kesenangan terpendamnya(?).

"Dream High kak... huaaaaa.. Padahal ya.. Padahal ini film udah lama banget, tapi masih aja kerasa feel-nya... hiks..." Elaine berkata seraya mengusap air matanya dengan sebelah tangan.

Keynal hanya dapat memandang jijik kearah adiknya yang kembali memfokuskan pandangannya ke televisi. Hingga sebuah ketukan di pintu rumah membuatnya sedikit tersentak. Siapa yang datang di hari minggu seperti ini?

"Biar aku aja kak," Elaine langsung melompat turun dari sofa ruang keluarga dan berjalan menuju pintu rumah. Ia membukanya. "Selamat data- hah?!"

"Kenapa dek?" Keynal menyusul adiknya yang masih berdiri mematung di belakang pintu. "Naomi?" Tanya Keynal saat tau siapa yang datang.

Tanpa menunggu lagi, Elaine berlari dan bersembunyi di belakang tubuh kakaknya. Mengingat apa yang terjadi padanya yang dikarenakan oleh Naomi, pantas saja Elaine melakukan hal tersebut.

"Hai, Elaine, Keynal," sapa Naomi ramah. Atau mungkin sok ramah?

"Ngapain lo disini?" Tanya Keynal datar.

"Ayah yang menyuruhnya kesini," seorang pria paruh baya terlihat baru saja keluar dari mobil yang terparkir di garasi rumah. "Memangnya ada apa?" Tanya beliau.

Keynal terdiam, ia tak mungkin membeberkan semuanya pada ayahnya, yang ada beliau tak percaya lagi dengan dirinya kelak. Ia hanya dapat berusaha menenangkan Elaine yang masih tampak ketakutan.

"Ka-Kakak ..." panggil Elaine sambil menarik kaos belakang yang Keynal kenakan.

"Kamu ke atas dulu ya? Lanjut nonton di atas aja," Elaine mengangguk menyetujui keputusan kakaknya itu, tanpa pikir panjang lagi ia langsung berlari menaiki tangga rumah.

"Mulai sekarang, Naomi akan menjadi guru kamu di rumah. Ayah dengar, nilai Naomi lebih tinggi dari kamu dan terlebih lagi, sepertinya Naomi ini nyaris sempurna. Bukan begitu, Keynal?" Tanya sang Ayah.

"Mungkin," jawab Keynal acuh.

"Baiklah Naomi, sekarang kamu boleh memasuki rumah ini tanpa izin dari saya lagi karena kamu akan mengajari Keynal. Untuk jadwal maupun mata pelajaran silahkan kalian berdua diskusikan. Dan untuk tempat, kamu bisa gunakan kamar Keynal, Naomi," ucap beliau lagi.

"Baik," jawab Naomi.

"Keynal bisa belajar dengan Veranda," ucap Keynal sambil mengambil ponselnya untuk menghubungi Ve.

"Tidak bisa. Ayah sudah menyuruh Naomi yang mengajarimu, dan ayah tidak menerima penolakan. Kalau kamu sampai menolak, maka ayah akan membatalkan perjodohan waktu itu,"

Gigi-gigi Keynal menggertak singkat. "Ini yang Naomi mau kan? Dia mau gue sama Ve gagal tunangan. Dasar licik," batin Keynal. Sedetik kemudian ia menghela nafas dan mengangguk tanda setuju dengan apa yang dikatakan ayahnya itu.

L For Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang