Terkuak dari jurang tak berdasar
Tak ada pusaran pemberi arti.
Tatap lembayung aku tertawa
Melihat pemberi pesan.Dan itu kau.
Kita menerkam lalu terkubur sejarah.
Peringatan bagi angin yang berhembus,
Seirama nadi yang berdenyut,
Euforia menggema mencelamu.Memilih menjemput elegy,
Kau,Aku,
Menantang terpaan topan,
Menentang dengan api membara,
Membesar dari yang dijuangkan.
Kilah bertepi pada keadaan,
Hangat,,Buat kami meranggas hilang mengering,
Tersisa dari setetes harapan,
Menelan bulatan tekad,
Tak mengindah sang penggoda,
Pemberi muslihat kata berandai,Kami,
tolak sinar maya tembus pandang
itu buaian pemanis dusta.
berantai polimer pun ingin menusuk.
Dan dalam keseimbangan,
Kau
Aku,
tegar menegakan ketetapan.
Hingga katalisator berperan manis,
bahasa pun mendefinisikan,Reaksi kimia penghilang nalar.
Pesan cinta kita.
Telah bertahta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Hati
PoetryHanya kalimat hati yang pernah aku tulis dalam sebuah buku. Tentang kau. Tentang dia. Tentang kita. Tentang kami yang terikat dengan untaian pertemuan.