Part 16 MIMPI TERBURUK

1K 22 0
                                    

Part 16 MIMPI TERBURUK

Vanessa PoV

"Tinggal kita berdua nih?" ucap Jason.

"Kenapa?" balasku.

"Leo udah sama Grecia, adik bodohku sudah sama Lyn, lah kamu kapan jatuh cintanya sama aku?" ucap Jason.

"Gak tau" balasku.

"Bukannya sudah kubilang diawal, aku gak bisa 'jatuh cinta'?" ucapku.

"Bukan gak bisa, kamu yang nutup hatimu" balas Jason.

"Mungkin" balasku acuh.

"Biarkan aku menyembuhkan luka dihatimu" ucapnya memberikan kecupan singkat dibibirku.

"Untuk apa?" balasku lirih.

"Jujur saja, aku tak menyukai pernikahan, tapi sudah ada mereka, aku mau pernikahan ini bisa terus berjalan sampai tua nanti" ucapnya mengelus perutku.

Aku memandang kearah kakiku sendu.

"Aku mulai berfikir logis, bila nanti anak-anak lahir, kita pisah, mungkin satu ikut dikamu dan satu ikut diaku, sebagai orang tua kita mungkin harus bisa membagi waktu diantara dua anak kita, berusaha untuk membagi waktu supaya mereka tak merasa iri jika salah satunya lebih cenderung disayang ayah atau ibunya, aku dan kamu pastinya tak mau anak kita merasa kita pilih kasih" ucapnya menatapku.

"Kamu pasti tau rasanya hidup sebagai anak broken home, kamu tau sendiri rasanya tidak enak" sambungnya.

"Tapi apa gunanya jika memang pernikahan ini diteruskan jikalau tidak ada kebahagiaan?" balasku

Dia menghela nafas dan memelukku.

"Vanessa, justru karna itulah aku minta kamu buka sedikit hatimu untukku, percayakan padaku, yakinlah padaku aku bisa membuatmu dan anak-anak bahagia" ucap Jason.

"Aku jujur saja naif berkata seperti ini, sedangkan aku sendiri bingung apa arti kebahagiaan sebenarnya" sambungnya.

"Aku bahkan tak tau apa itu 'cinta', yang ku tau hanya nafsu dan kekayaan, maka bantu aku mengerti apa itu 'cinta' Vanessa" ucapnya lagi.

"Aku gak tau, seperti kau, aku tak tau apa itu 'cinta'. Aku takut untuk memulainya, aku takut untuk membuka hati untuk seseorang melebihi batas sahabat, aku takut mempercayai orang, aku..." ucapku.

Dia mengecupku lembut, mengeratkan pelukannya tanpa menekan perutku, tanpa sadar air mataku turun.

"Shhh, kenapa malah nangis?" ucap Jason menghapus air mataku.

"Tuan casanova, aku sendiri tak tau kenapa" ucapku mencibirnya lalu menghapus air mata yang tak mau berhenti.

"Hee, aku memang casanova, tapi casanova yang mulai mau bertobat" ucapnya menyeringai.

"Kiamat deh dunia liat lo tobat" celutukku tertawa kecil

"'Lo'? Mau dicium lagi?" ucapnya menyeringai

"Gue capek tau gak pakai bahasa formal, pingin bebas juga keles" balasku.

"Istri durhaka, suami dikira temen" ucapnya.

"Lah mending juga gue sudah nerima lo jadi temen, daripada gue kaya awal-awal nikah, jangankan bicara, liat lo aja gue enek, walaupun sekarang masih" ucapku memutar mata.

"Lagi ya, kamu nakal" ucapnys dengan senyum ala playboy lalu menerjang bibirku.

"Astaga!!" ucap Irene membuat aksi Jason terhenti, yak mukaku merah menahan marah sama malu.

My Life With My Handsome Husband (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang