Part 17 TAK LAGI BERGUNA

960 16 0
                                    

Part 17 TAK LAGI BERGUNA

========

Vanessa PoV

Aku hanya mengalihkan pandanganku, tak sengaja aku melihat pintu, kaca dipintu.

Aku terpekik, nafasku tiba-tiba tercekat, monitor yang belum dimatikan mulai terdengar nyaring, memancing tatapan penasaran bercampur kaget dan panik dari Jason.

Dikaca pintu rumah sakit, sebuah wajah dengan smirk menatap benci padaku, tangannya menempel pada kaca tersebut, meninggalkan jejak embun ditangan yang dilapisi sarung tangan dari karet.

"Ada apa?!" ucap Jason mengguncang tubuhku pelan.

"Di-dia" ucapku menunjuk pintu, si punya wajah menunjukan jari tengahnya lalu menghilang.

"Siapa?" ucap Jason mengalihkan pandangan dipintu, tapi sayang sang sosok sudah tak ada.

"Siapa?" ulang Jason saat merasakan keringat dingin mulai membasahi wajah dan tubuhku.

"Ben Adrew Laurence" gumamku lirih, dan berhasil memancing tatapan terkejut dari Jason.

"Dia disekitar sini" ucapku lirih menatap nanar pada pintu.

"Mencoba mencari celah mengusikku" sambungku.

"Hei! Mungkin hanya halusinasimu, tenanglah" ucap Jason menenangkan.

Nafasku masih memburu, kutatap pintu itu sekali lagi lalu menatap pada Jason.

"Lihat dikaca pintu, ada bekas tangannya" ucapku menunjuk pintu, Jason menatapku aneh dan menuju pintu untuk memastikan.

Seketika Jason terkejut, bekas tangan tanpa sidik jari, seperti memang disengaja, mungkin seperti ancaman karena aku terus mengabaikan ancaman-ancaman si br*ngs*k.

Jason bergegas keluar seperti hendak menelpon seseorang, dari kaca pintu dia terlihat marah.

"Aw" pekikku ketika gerakan cukup tajam dari perutku, seolah mengatakan 'Jangan stress, kami bersama mama'.

Dengan tangan gemetar kupeluk perutku lalu melelapkan diri mencoba melupakan apa yang kulihat, tapi malah wajah tadi terus terbayang-bayang bagai malaikat kematian yang mengintai.

'Lupakan, lupakan, lupakan' sugesti yang terus kurapalkan, air mataku bahkan tanpa sadar ikut turun.

Jason kembali masuk keruangan lalu menepuk-nepuk kepalaku seolah menyuruhku tenang.

Kutatap ia nanar, dia memelukku, mengecup pucuk kepalaku merapalkan sugesti bahwa semua akan baik-baik saja hingga tanpa sadar aku terlelap tenang.

___________

Aku terbangun saat merasakan sesuatu meraba-raba perutku

"Eh bangun, maaf membangunkan" ucap si pelaku.

"Geli" ucapku

"Maaf" balasnya.

"Oke, kapan aku bisa pulang?" ucapku setelah benar-benar sadar.

"Yang sabar aja, kata dokter William kamu harus disini minimal 2 minggu" ucap si pelaku alias Jason tak enak.

"Kok lama banget?" ucapku.

"Mau gimana? Kamu harus disini sementara untuk ngontrol jantung kamu" ucapnya bersalah.

"Maaf deh jadi boros" ucapku tak enak, dia menggeleng lalu mengecupku kilat

"Aku gak bakal miskin bahkan jika harus ngerawat 10 orang dalam 10 tahun dirumah sakit" ucapnya terkekeh.

"Kalau gue ingat-ingat ya, lo jauh beda dari awal ketemu loh" ucapku dan dibalas tatapan -masa sih?-

My Life With My Handsome Husband (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang