Part 17.5 MISS.G

761 8 0
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin dari saya beserta kruu jika ada kesalahan ataupun khilaf salama ini.

Sedilit selingan dari saya.



Miss.G

Aku seorang anak perempuan berumur 14 tahun, agustus ini umurku 15 tahun.

Minggu, 25 Juni 2017

Aku bersama Bapa pergi kemesjid yang jaraknya lumayan dekat dengan rumahku, berniat untuk sholat Idul Fitri disana.

Kukenakan sebuah gaun muslim pemberian Mamaku dengan rok panjang menutupi kakiku, lengan panjang putih terlihat kontras dengan warna kulitku yang sawo matang.

Kukenakan kerudung menutupi rambut hitamku, tak lupa mengenakan kaca mata dengan bingkai persegi panjang yang sebenarnya membuatku terlihat lebih tua dari usiaku, aku memiliki selera yang aneh menurutku.

Kulangkahkan kakuku memasuki Mesjid, aku dan Bapa berpisah, kebetulan sekali hari raya ini Miss.R, ibu tiriku tak bisa datang kemesjid yang sama dengan kami, dia memilih mesjid terdekat dengan rumah karena ada nenekku yang tidak bisa ditinggal lama.

Aku bersama jamaah lain melakukan sholat secara berjamaah dan ditutupi dengan khotbah dari ustad di akhir.

Aku dan Bapa pulang, seperti biasa yang dilakukan setiap hari raya, kami melakukan acara maaf-maafan.

Aku hanya melakukannya pada Bapa dan Miss.R beserta kedua nenekku, aku meminta Bapa mengantarku ketempat runah Mbah(nenek) ku, Mbah memang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu, sekarang rumahnya ditinggali oleh Tanteku dan suami serta anaknya, dan juga Pakde(paman yang lebih tua dari ibuku)ku.

Harapanku hanya ingin bertemu dengan Mamaku saja disana, karena hanya rumah Mbah lah tempat penyatu anak-anaknya.

Aku sampai disana langsung disambut oleh sepupuku yang cerewet, anak perempuan dari tanteku yang baru masuk kelas 5 SD.

Aku sempat kaget melihat ada adik dari Alm.Mbah, pasalnya rumahnya ada di di sebrang pulau tempatku berdiam.

Aku sedikit menikmati suasana disini, tapi nyatanya anak-anak Alm.Mbah sudah mulai terpecah.

Batinku hanya berkata bahwa hanya Alm.Mbah yang bisa menyatukan kembali anak-anaknya.

Aku sebenarnya senang disini, tapi tetap saja rasanya kosong, Mamaku belum datang.

Aku masih setia menunggu, tanteku memberi usul untuk mengirim pesan singkat padanya, tapi tak dijawab, akhirnya aku menelponnya, tapi yang mengangkat suaminya, aku sedikit kikuk berbicara dengan ayah tiriku ini, mungkin karena jarang bertemu.

Mamaku bilang dia akan datang nanti, tapi tidak sekarang, katanya dia masih sibuk.

Pikiranku mungkin dia sedang sibuk karena kedatangan banyak tamu dirumahnya, dan aku masih disini menunggu.

Hari sudah melewati tengah hari, aku mulai jenuh menunggu, buktinya ocehan sepupuku tidak bisa membuatku semangat.

Aku bosan menunggu.

Mengisi waktu aku yang sedari tadi memainkan handphon diajak oleh sepupuku ini.

Jujur saja aku lagi malas, tapi akhirnya kuturuti.

Hari sudah menunjukan jam 3 sore, aku benar benar lelah menunggu, bahkan handphon sudah tak bisa mengalihkan rasa bosanku.

Pikiranku masih optimis, Mamaku akan datang, tapi lebih sore.

Kira-kira sejam berlalu, handphonku berdering, Bapa menelponku, mananyakan apakah aku akam pulang.

Hatiku sedikit kecewa, akhirnya aku membalas, meminta Bapa memjemputku.

Sungguh, seandainya aku tau rumah Mamaku, aku akana kesana.

Aku memasuki rumah dengan lemas, langsung merebahkan diri disebalah Bapa tanpa memperdulikan sekitar, menutup mata lalu pergi mengelana ke alam mimpi.

Hari ini, hari raya yang entah kenapa aku harus merasa kecewa.

Aku bangun ketika hendak azan magrib, bergegas mandi lalu mencek handphonku, melihat apakah ada kabar dari Mamaku, dia hanya bertanya apakah tadi aku kerumah Mbah.

Aku sedikit kesal membacanya, kalau aku bertanya apakah Mama ketempat Mbah atau tidak, berarti aku sudah di tempat Mbah, Mamaku ini memanh sesuatu, pesannya hanya kubalas singkat.

Selepas sholat magrib, aku hanya berguling guling tak jelas di kasur, masih sedikit kesal mungkin. Balasanku tadi bahkan belum dijawab.

Ayolah, aku dan Mamaku SANGAT JARANG untuk bertemu, kudengar Mama dan Tanteku yang tinggal dirumah Mbah sedang berselisih paham, tapi paling tidak datang gitu? Anaknya tidah cuman adikku.

Aku membuat kopi untuk Bapa, entah kenapa tiba-tiba aku ingin menangis, dan dengan teganya Bapa mengajakku ke rumah tetangga, ini moodku sedang kacau balau please deh Pa.

Aku masih bisa menahan air mataku untuk tidak tumpah, aku memasuki kamar dan memutar lagu-lagu ceria, tapi entah kenapa air mataku malah turun, kututup mulutku, meredam suara agar Bapa dan Ibu tiriku tak khawatir.

Aku melangkahkan diri ke toilet menyembunyikan wajahku, berlagak mencuci muka, tapi pikiranku menghalau segala pikiran buruk, tapi nyatanya air mataku malah lebih deras meluncur.

Aku kangen Mamaku.

Bilang aku kekanakan dan egois, aku hanya kangen mamaku.

Aku menangis tak jelas dikamar mandi, tangisku berhenti ketika Ibu tiriku memegus karna aku terlalu lama disana, aku hanua membalasnya dengan suara gemetar lalu keluar sambil menundukan kepala menyembunyikan wajahku.

Aku kembali memasuki kamar, lagu All I Ask dan Because of You mengalun merdu dari handphonku, membuatku melampiaskam tangis tak bersuaraku.

Dear Mama


Aku kangen.

Lupakan masalahmu dan datang lah, walau itu sulit.

Kita jarang bertemu, jadikan momen hari raya ini alasan kita bertemu.

Bisakah kau meluangkan waktu menemuiku? Aku hanya ingin melihat wajahmu lagi.

Aku sedari tadi menatap cermin, menatap mataku, melihat mataki seakan menatap matamu, membayangkan kau ada disini memelukku, mengusap kepalaku.

Salah aku kah jika kalian berpisah? Aku tak menyukai situasi ini.

Sungguh.

Disini aku tuangkan semua dalam kata-kataku yang kutau sangat tak jelas.

Tapi ketahuilah Mama, aku menangis ketika menulis ini.

Bahkan sekarang aku menangis.

Jangan biarkan pertemuan terakhir kirta sebagai pertemuan terakhir antara kita.

Tidak ada yang tau takdir, bisa saja besok aku sudah tak bisa melihat dunia lagi.

Anakmu, Miss.G





Sekian dari saya untuk part 18 sedang saya kerjakan mohon bersabar.

My Life With My Handsome Husband (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang