C

4.7K 326 10
                                    

Typo(s)


Hari minggu pertama di musim gugur. Suasana begitu murung. Sinar mentari tertutup awan mendung kelabu yang menghiasi langit Seoul. Hembusan angin dingin menusuk tulang.

Tak banyak orang yang berlalu lalang di tengah cuaca yang seperti ini. sebagian besar dari mereka lebih memilih terlelap di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Pagi ini, Reileen Kim -mahasiswi jurusan desain interior tingkat akhir, benar-benar malas untuk berangkat ke kampus. Ia bisa saja bolos, tapi apalah daya, di rumah sedang ada kakak angkatnya yang sangat mengutamakan sikap disiplin.

Jadilah ia berdiri disini, di halte yang sepi hanya seorang diri.

Ia mengambil headset dari saku coat cokelat yang ia kenakan hari ini. Lalu, memasang headset itu di telinganya untuk mengurangi rasa bosan.

Ia bersorak dalam hati ketika bus yang akan membawanya terlihat dari kejauhan. Namun sayang, sepertinya takdir berkata lain.

Sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Dua pria bertubuh tinggi tegap dengan setelan serba hitam menyeretnya masuk ke dalam mobil itu. Reileen benar-benar terkejut. Siapa yang melakukan hal semacam ini padanya?

"Tolong aku!!" Reileen berteriak sangat keras.

"Diam kau, bocah!" Bentak salah satu pria yang duduk di sampingnya.

Kini, tangannya terikat kuat dan mulutnya disumpal dengan sapu tangan. Reileen terus meronta agar ikatan ikut bisa terlepas, namun pria-pria disampingnya begitu licik hingga memberi obat bius pada sapu tangan yang ada di mulutnya. Membuat Reileen tak sadarkan diri.


**

Reileen mengerjapkan matanya. Semburat jingga masuk ke celah gorden kamar yang ia tempati sekarang. Matanya menyusuri tempat ini. Kamar yang begitu luas, lengkap dengan ranjang dan lemari disisi kanannya. Dan jangan lupakan kamar mandi yang tak jauh dari lemari bercat putih itu. Ini tak begitu buruk.

Yang ada di pikirannya, ia di sekap di tempat yang gelap, lembab dan dingin. Hanya ruangan kosong yang hanya ada satu ventilasi kecil. Tapi, yang ia rasakan saat ini adalah seperti menginap di hotel.

Reileen menyadari jika dirinya diculik meskipun ia tak tahu pasti apa motif penculikan ini. Sejak lahir ia tak punya musuh satu orang pun. Ia di kenal sebagai gadis yang baik dan ramah. Ia yakin tak punya musuh.

Ia ingin berteriak sekencang mungkin, tetapi mulutnya tertutup lakban hitam. Ingin melarikan diri, tetapi tangan dan kakinya terikat kuat di ranjang.

Mata tajamnya menatap pintu ketika suara decitan terdengar. Seorang pria tinggi berjas hitam masuk. Pria itu mendekati Reileen. Sorot matanya tajam dengan wajah yang terlihat dingin dan angkuh. Ia terus berjalan mendekat, oh, bahkan ketukan sepatu mahalnya membuat jantung Reileen berdegub.

Tangan pria itu terulur meraih dagu Reileen, "Reileen Kim, senang bertemu denganmu."

Ia tersenyum miring dengan mata yang masih menghunus tajam. Membuat Reileen menatapnya tak suka. Sungguh, ia akan menuliskan nama pria ini sebagai orang pertama yang masuk pada death note-nya.

"Aku tak akan menyakitimu, apalagi mencicipi tubuhmu. Walaupun, ya... sebagai pria, aku sangat tertarik pada tubuh indahmu. Dan perlu kau ketahui, aku tak akan membunuhmu," Pria itu menggantungkan kalimatnya.


"Akan tidak menarik jika kau terbunuh. Permainan ini akan membosankan, Leeny." Tambahnya.

Reileen mencoba untuk berteriak, ataupun sekedar menyahuti perkataan pria itu, tapi tak bisa.

"Kau ingin bicara?" Pria itu melepas lakban dengan kasar. Membuat Rei merasakan perih di sekitar mulutnya.

"Kau siapa? Kenapa melakukan ini padaku? Apa salahku, huh? Bahkan, aku tak mengenalmu, pria sialan." Kata Reileen. Sejak tadi, ia sudah menahan kalimat-kalimat itu di mulutnya.

"Ini yang aku tidak suka pada wanita. Mereka cerewet, lemah dan seenaknya saja."

"Kau pasti seorang... gay?" Sergah Reileen.

"Apa kau bilang?! Aku sudah mempunyai tunangan, jika kau ingin tahu. Aku pria normal, sialan! Kau benar-benar membuatku emosi." umpatnya.

Reileen ingin tertawa. Imej dingin pria itu hilang sudah. Berarti dia tak sejahat yang Reileen pikir.


Pria itu membuang napas kasar. "Aku Park Chanyeol. Kau mungkin tak tau siapa aku dan bagaimana latar belakangku. Tapi, kekasihmu, dia musuhku yang sebenarnya."

Apa? Bagaimana mungkin Sehun mempunyai musuh? Batinnya.

Oh Sehun. Pria yang mampu membuat hati Reileen luluh, membuat ia tak bisa berkata banyak karena gugup. Sungguh, pria manis itu terlalu membuatnya gila. Sehun pria misterius, sangat tertutup dan enggan membagi masalahnya pada Reileen. Ia selalu mengatakan baik-baik saja setelah menghilang beberapa hari, atau bahkan sebulan penuh. Ia ingin merajuk, namun ia urungkan ketika melihat senyuman pria itu.


Reileen merindukan Sehun, ia ingin pria itu menyelamatnya dari ancaman monster konyol ini.

"Sehun tak mempunyai musuh, kau mungkin salah orang, Tuan Park yang terhormat." Tandas Reileen.

Yang Reileen tahu, Sehun adalah pria baik-baik. Musuh? Tidak mungkin. Bahkan, pria itu ramah pada setiap orang.

Chanyeol tertawa meremehkan, "kau bercanda, Leeny?"

"Sehun adalah pria baik yang pernah kutemui."

Sehun menyelamatkan hidupnya. Membantunya untuk keluar dari lorong gelap dengan keterpurukan. Meyakinkannya untuk kembali hidup dan berjuang. Membuatnya merakit impian-impian kecilnya menjadi kenyataan, membantunya masuk ke perguruan favorit, memberikan berbagai fasilitas, dan masih banyak kebaikan Sehun yang ia terima.


"Tapi, dia mempunyai sejuta rahasia yang tak bisa ia katakan padamu, Reileen. Dia tak lebih dariku, pria jahat dengan senjata api."

"Apa maksudmu?" Tanya Rei. Ia marah dengan ucapan Chanyeol, Sehunnya sedang diremehkan.

"Kau pasti tak tahu bahwa dia adalah seorang mafia."

"Apa? Tidak mungkin!" Reileen menggelengkan kepalanya.

"Dia teman baikku, sebelum penghiatan ini terjadi. Dia sahabat yang berubah menjadi musuh. Dia lebih rendah dari siapapun. Dia menghancurkan klan kami dan berpihak pada mata-mata itu, sialan!" Chanyeol mengumpat keras.


"Lalu, kenapa kau menculikku? Kenapa Park Chanyeol?" Reileen membentak pria itu. Ah, dia belum tahu siapa yang sedang ia bentak.

Chanyeol tersenyum miring, "karena kau kekasihnya. Kau berharga untuknya."









To be continue

Work baru, hehe.
Silent masih lanjut ya, gaess.
Cast cewenya Rei lagi, terserah kalian bayangin wajah Rei kayak gimana. Mau bayangin wajah sendiri juga boleh 😆 intinya yg jadi Rei tuh EXO-L.

Gatau kenapa ya aku suka bgt sama nama Rei 😌

Hope you like it, guys.
Thanks for reading and vomments 💕

loeys ♡

Falsch • PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang