Fani.
13 Februari 2013
Malam.
"apa yang kau lakukan ?"
"menjauhlah... pergilah, kalau kau ingin selamat"
Teriakan, jeritan, dan suara tertawa terdengar menjadi satu. Aku memegangi kepalaku. "pergilah... biarkan aku menghadapi ini semua"
"pergilah, beritahu dia.."
Hah...
Mimpi itu lagi ?, aku berusaha mengatur nafasku. Memegang kepalaku lalu melihat jam di dinding, waktu menunjukan pukul 23:00. Semenjak hari itu aku selalu bermimpi buruk. Mungkinkah aku harus memberitahunya ?
Tapi aku terlalu takut, aku takut jika semua orang akan membenciku. Lagi pula aku sudah berjanji dengan Wina di hari itu. Jadi apa yang harus kulakukan ?
Pagi.
Hari ini aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah, karena tiba-tiba saja aku merasa tidak ingin sekolah. Yah sekali-kali murid rajin seperti diriku membolos untuk satu hari saja.
"kau tidak apa-apa ?" tanya kedua orang tuaku saat, aku mengatakan bahwa aku tidak ingin pergi sekolah. "aku hanya kecapaiaan sedikit, aku hanya butuh istirahat." Ayahku memegang keningku. "baiklah, kau harus istirahat jangan keluyuran" aku mengganguk.
"ibu sudah memasak nasi goreng kesukaan kamu, kalau mau makan siang kau bisa masak kan ?" tanya ibuku sambil memasukan berkas-berkas perkerjaan kedalam tas. "iya" sahut ku pelan.
"oke, ayah dan ibu berangkat. Jangan lupa angkat jemuran ya" sahut ibu, saat mobil ayah meninggalkan garasi, aku melambaikan tangan kepada orang tuaku.
.oOo.
Saat selesai sarapan aku segera pergi ke ruangan ayahku, lalu menjelajahi sepuasnya. Aku duduk di sofa dan membuka laptop cadangan milik ayahku, kemudian aku mulai mencari dokumen tentang kejadian hari itu.
Setelah hari itu aku mengalami lupa ingatan tentang kejadian hari itu. Dan aku baru ingat melalui potongan-potongan mimpi buruk yang sering ku alami, sampai sekarang aku masih belum tahu jelas.
Tring.. tring...
Ponselku berbunyi menandakan pesan masuk.
Wina.
'kau tidak masuk sekolah, ada apa ?'
Aku segera membalas pesan singkat untuknya.
Fani.
'tidak apa-apa, hanya sedikit kecapaiaan'
Wina.
'sepulang sekolah nanti, aku akan ke rumah mu'
Aku segera mematikan ponsel, lalu kembali fokus dengan dokumen ayahku. Kemudian mataku membelak setelah membaca kalimat yang bertuliskan.
Sampai saat ini kepolisian masih menyelidiki kasus ini, dan mengawasi seseorang
Yang bernama.....
Siang.
"aku kaget saat kau tak masuk sekolah, ada apa sih ?" Wina datang dengan membawa nasi goreng buatannya. "aku sedang menyelidiki sesuatu.." aku segera mempersilahkan dirinya untuk duduk.
"bukankah aku meminta bahwa kau tidak usah mencari tahu hal itu lagi ?" Wina tertunduk, aku menatapnya dengan heran kemudian balik bertanya. "bukankah kau mau jujur denganku, kalau kau selama ini tersiksa ?" sindir diriku.
"bukankah saat itu kita berjanji. Berjanji untuk melindungi satu sama lain ?" nada bicaraku mulai naik, "aku ingin semuanya selesai, aku sudah lelah dengan semua ini" aku membentak Wina.
"maaf, aku hanya tidak ingin.."
"kau hanya tidak ingin Historia menanggung semua ini kan ?, Wina, sekali-kali pikirkan dirimu... biarkan aku yang selesaikan masalah ini dengan Genta kau tak perlu khawatir" aku memegang pundaknya.
"aku tahu kejadian kemarin cukup berat bagimu" aku menghela nafas. "sekarang pulanglah..." aku segera menyuruhnya pulang lebih tepat mengusirnya.
"aku minta maaf" ucap Wina disela-sela tangisannya.
A/N:
Ada yang bingung, kalau begitu selamat... kalian boleh nebak-nebak siapa pelakuknya sebenarnya pelakuknya sih tak terduga fufufu, baca sampai habis jika kalian penasaraan dengan pelakunya. Sekian dan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Gitar Ajie
Misterio / Suspensoketika semua orang mempunyai rahasia, dan dibalik rahasianya itulah ada 3 hal :kebencian, persahabatan, dan rasa saling mencintai satu sama lain.