(CHAPTER 11) Jail

32 6 5
                                        

Dalam kenyataanya, ada kasih dan sayang dalam sebuah persahabatan.


"Indri?" Robi tertegun kaku, senyum menerkah dari bibir nya, dia langsung memeluk indri.

"Indri, Robi dan kawan-kawan kangen banget, kenapa kamu ilang si dri, gak nyangka kita sekolah samaan ya," isak Robi dalam dekapan pelukan.

"Maafin aku ya rob, aku juga kangen kalian. Bingung juga kan mau ngehubungin juga aku belum tau kalian secara jelas. Karena aku belum sempet minta nomor telepon kalian waku itu. Aku seneng banget, Allah mempertemukan kita."

Tangisan buyar dari mata tersedu-sedu mensiasatkan kerinduan yang amat sangat, dalam dekapan peluk hangat mereka merasakan akan Persahabatan yang nyata. Hari Sabtu dan lorong kelas Favorit itu menjadi saksi untuk pertemuan setelah proses pencarian bak sesuatu yang hilang.

********

Indri dan Robi duduk di bangku lorong, memberhentikan Tukang es- Bi Marni yang sering keliling di sekitar lorong sambil mondar mandir dan menanyakan, "apa mau pesen es neng atau aa?" katanya dengan logat sunda yang halus kepada yang duduk di sekitar area lorong. Untuk menghangatkan badan kami memesan dua cangkir teh hangat. Terlihat robi yang sedikit sibuk memainkan handphone mungilnya bermerek Advan 97, dan membuka aplikasi Whatsapp yang sudah dipenuhi beberapa chat sambil memberitahu apa yang sedang terjadi

Chat Group Whatsapp,

Robi : Temuin gue di kantin.

Read 5

Uzu : ada apa?

Fitri : ngapa? Ganggu bae gue masih nyari Indri nih.
Ida : Bentaran baru istirahat.

Juju : Lagi ke kamar mandi dulu jangan ganggu.
Indah : Yaelah makan dulu nih gue laper hahah.

"Dri liat nih perjuangan kita buat nemuin kamu." Robi menyodorkan handphonenya, tertera ruang grup Sahabat sepeda. jarinya dengan lihay mengegerser layar sentuh itu. Untuk memperlihatkan obloran keseharian kami di grup, "kita bikin grup, namanya Sahabat sepeda, karena kejadian kita dulu." Timpal Robi memberitahu Indri.

Sontak wajah Indri terlihat memerah lagi, air mata mulai jatuh di pipinya yang imut itu, giginya sedikit mengigit bibir nya tidak karuan, tak terbayangkan antara senyum ataupun merengek sedih, yang pastinya air matanya mensiasatkan kebahagiaan yang amat sangat.

"Udah ah jangan nangis. Intinya kita rindu banget sama kamu dri." Robi mengusap air mata yang jatuh di pipi indri dengan tanganya.

"Makasih banyak ya, aku gak tau apa yang harus aku lakuin sekarang buat kalian, karena kalian yang terlalu baik sama aku,"

"Udah ah jangan mikirin itu, yang penting jangan pisah dari kita lagi ya. Karena berpisah dengan ketidakjelasan itu sakit,"

Indri tersenyum matanya yang sayu menatap Robi.

"Ohya, OMG. Kebetulan hari ini tanggal 5 agustus Fitri lagi ulangtahun loh, ke 17 gimana kalo kita kerjain?" Terpampang dalam benak Robi, dia terperanjat dari duduknya sambil mondar mandir seperti orang yang sedang bingung, Indri mendongkak heran dengan khayalan Robi yang sedang membayangkan kejahilanya untuk mengerjai Fitri di hari ulangtahunya dan yang hari ini hari yang paling pas untuk mencari kesedihan di hari ulangtahunya, karena sekarang sedang terjadi sikon yang kurang menyenangkan tentang pencarian Indri, mungkin dirinya sendiri pun tidak ingat dengan hari ulang tahunya.

SAHABAT SEPEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang