Tidak ada sangkaan manusia selain dari Takdir Allah swt yang tidak terduga
Pagi menjelang melenyapkan matahari dan suasana fajar subuh tadi, terang akan menyita waktu gelap. Masih teriang difikiran kami tentang kenyataan untuk bersekolah di sekolahan yang sama, meskipun kami tidak satu kelas secara bersama-sama namun, pasti ini mengasikan dan bakal jadi kisah yang indah untuk dijalani dan jadi kenangan indah di masa SMA tentang persahabatan.
Pagi ini sudah seperti biasanya macet, apalagi hari ini hari senin, harinya upacara dan awal kerja, jangan sampai terlambat apalagi dihukum.
Pintu gerbang sekolah sudah hampir ditutup, terlihat Fitri berlarian dari angkot sambil berteriak meminta agar gerbang jangan ditutup dulu kepada Mas Jono - satpam sekolah. Setelah Fitri berhasil lolos dari keterlambatan, dari arah timur terlihat Juju, Ida, Indah, Uju, Robi berlarian juga. Untungnya Fitri melihat mereka dengan sigap, dan akhirnya merayu kembali kepada Mas Jono agar pintu gerbang jangan ditutup dulu.
Saat mereka sudah lolos dari jeratan gerbang , terlihat muka - muka pucat dan napas yang kembang kempis akibat berlarian tadi, keringat pun mengucur membasahi tubuh mereka."Aihh engap banget gue, macet banget tadi." Ucap Uju sambil duduk di bawah deket gerbang, dia tak peduli walaupun yang dia duduki aspal kotor pinggir gerbang.
"Astagfirullah. Iya macet bener terpaksa dah kita turun di deket halte." Ucap Indah sambil berdiri agak membungkuk, terdengar sekali nafas yang ngos - ngosan itu.
"Lohlohloh kok kalian ber-5 bisa bareng deh? Janjian?" Tanya Fitri heran.
"Weisst kaga, kita ber-5 ketemu di angkot Fit." Jawab Juju. Diikuti oleh kami sambil tertawa-tawa lucu. Nyatanya kami memang harus selalu bersama dan berdampingan semenjak tragedi sepeda itu.
"Ayuk ah siap - siap upacara, anak baru gaboleh telat buat barisan lah !" Fitri mengajak dengan semangatnya.
"Oke lah yuk. Makasih Mas Jon." Ucap kami bersamaan sambil berlari kecil menuju ke lapangan upacara.
"Iya." Kata Mas Jono sambil menutup pintu gerbang yang daritadi melongo lambat ditutup akibat kami.
Tiba di lapangan, terlihat oleh mata kami dengan jelas orang-orang yang sudah rapi berbaris. Alamak baru pertama masuk sekolah untuk di hari senin, sudah terlambat begini. Sergap saja kami langsung berbaris dengan gerusukan dibelakang orang - orag yang duluan, sampai - sampai barisan awal menengok semua kebelakang karena tingkah kita yang berisik, panik, lemas. Upacara ikuti dengan khidmat.
******
Upacara selesai, kami berpisah berkubu-kubu, karena berbeda kelasnya. Fitri kelas X1, Ida kelas X2, Indah kelas X3, Uzu kelas X4, Juju kelas X5 dan Robi kelas X6 bahkan kami berbeda jurusan pula. Fitri, Indah, dan Uzu Jurusan IPS sedangkan Juju, Ida, dan Robi duduk di Jurusan IPA. Kami pun berpisah untuk masing-masing masuk ke kelasnya.
*******
Uzu menyusuri ruang kelasnya, kebetulan dia duduk di bangku paling depan, pas sekali berhadapan dengan meja guru. Matanya menderak-derik sekitarnya. Maklum anak baru butuh pemanasan dulu untuk berkenalan.
"Beri salam!" Saat sedang pemanasan untuk berkenalan, teriak dari ujung kiri ada anak lelaki berteriak ala ketua kelas untuk mengucapkan salam. Guru pun datang dengan berjalan tapi seperti berlari, ahh guru ini seperti orang jepang saja kalau jalanya nerobos terus. Setelah perkenalan ternyata beliau bernama Pak Ahmed dan dikelas X ini beliau mengajar bahasa arab.
"Uh hari senin udah ketemu pelajaran bahasa arab. Mampus gue." Batin Uzu menggerutu, memang dia tidak suka pelajaran bahasa arab sejak duduk MTs nya dan kini dia belum bisa menyukai pelajaran bahasa arab itu. Lagi - lagi ketika harus memperkenalkan diri dengan bahasa arab. Uzu pun berdesah pasrah.
"Bapak mau kenal kalian, perkenalanya pake bahasa arab ya. Coba bapak liat absenya. Hmmm Langsung saja bapak panggil Putra. Ayo maju nak." Untungnya Pak Ahmed memanggil lelaki terlebih dahulu, dan yang maju si lelaki yang mengagetkan seperti ketua kelas itu. Uzu hanya melongo memperhatikan lelaki itu.
"Bicarakan nama, alamat, dan kesan saat pertamakali masuk sekolah - belajar efektif.
"Nama saya Putra, saya dari Kp. Rambutan bogor, kesan saya pertama kali sekolah sangat senang dan bahagia." Putra memperkenalkan dirinya dengan bahasa yang fasih, bagaikan orang arab sungguhan. Padahal tidak ada sama sekali tampang orang arab, biasa saja. Tapi sungguh membuat siapa saja terenyuh kagum mendengar suaranya yang khas.
"Uhhhh" Uzu mendesah, kedua tanganya dikepalkan, dagunya ditumpu oleh kepalan tangan tadi. Seperti orang alay ditambah matanya yang melongo, memandangi Putra terus menerus.
Teman sebangku Uzu meringis melihat kelakuanya yang aneh, dan menegur Uzu dengan menepuk bahunya
"Hey knapa lu? Gue Riris.""Eh gue Uzu." Uzu berdecak kaget, saking fokusnya ke si Putra, sampai pertanyaan pertama Riris tak terjawab.
Semua bertepuk tangan heboh, atas perkenalan Putra yang membuat kagum itu.
"Selanjutnya nomor absen 12 yaitu Uzu" Ketika Pak Ahmed memanggil Uzu, dia belum ada persiapan dalam dirinya untuk berbahasa arab didepan orang - orang yang belum dikenalnya. Uzu pun pasrah dan maju kedepan, kala itu bukan wajah melongo yang ditampilkan melainkan wajah bingung.
"Kok diam saja , yuk kenalin diri kamu gausah malu-malu!" Lagi - lagi Uzu terdiam kaku, tanganya melilitkan ujung kerudung saking geroginya.
"Maaf pak saya gak bisa bahasa arab" Akhirnya Uzu jujur.
"Oh gitu! Yasudah ayok putra maju lagi, ajarin Uzu ya buat perkenalan." OMG Pak Ahmed menyuruh Putra untuk mengajari Uzu bahasa arab. Hati Uzu berdebar ketika Putra berjalan maju kedepan dan menghadap wajahnya sambil mengajarkan bahasa arab. Putra sangat pelan - pelan mengajari Uzu, sekali dua kali Uzu salah dan ketiga kalinya baru hafal. Akhirnya Uzu bisa memperkenalkan dirinya dengan bahasa arab, walaupun gemetar dan panas dingin karena berada di depan orang-orang yang belum dikenalnya. Terimakasih Putra. Bahasa arabmu membuatku jatuh cinta !
Menurut kalian gimana pas bagian ini?
Ini novel pertamaku di wattpad, bismillahirrahmanirrahim semoga bisa menyelesaikanya. Vote dan komen kritik saranya jangan lupa yah, soalnya baru penulis pemula. Terimakasih !
Duh..! si Uzu, baru aja masuk sekolah - Belajar efektif, sudah jatuh cinta ke si Putra yang jago bahasa arabnya itu..Hmmmm bagaimana kisah selanjutnya? gimana pengalaman yang lainya ketika pertamakali masuk sekolah - Belajar efektif?
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT SEPEDA
Fiksi RemajaIndri selalu kesepian tanpa para sahabat yang mengiringi hidupnya, karena kenangan pahit dan getir di masa lalunya itulah yang membuat Indri betah dalam kesendirian. Namun apakah setelah datangnya "Sahabat sepeda" itu akan mampu membuat bangun kemba...