Bagian Empat

154 4 0
                                    

Akhirnya, bel pulang sudah berdering. Sesuai rencana, gue dan yang lain mau main ke rumah Alex.

"Lo mau naik bareng siapa sa?" Tanya Alex.

"Sama lo aja ya," jawab gue.

"Van! Teresa naik bareng lo ya!" Seru Alex kepada Revan.

"Lex! Apaan sih!" Seru gue marah.

"Kenapa nggak sama lo aja?" Jujur. Gue sebenernya agak kecewa denger Revan ngomong gitu.

"Gue sama anak-anak rencananya mau ke supermarket bentar. Mau beli cemilan," Alex beralasan. Revan hanya ber-oh ria.

"Lo naik sama Revan ya sa! Yaudah gue cabut duluan," ujar Alex berlalu pergi bersama Emilio dan Cam.

"Ayo sa," ajak Revan.

Kenapa jantung gue nggak karuan gini ya. Batin Teresa kepada dirinya sendiri.

"Van, sorry ya ngerepotin lo," ujar gue meminta maaf.

"Selo aja kali sa. Kayak gue bukan sahabat lo aja," jawab Revan tersenyum manis.

Teresa merasa lega. Tapi, jantungnya tetep nggak bisa di kondisikan.

"Sa," panggil Revan ketika sudah di mobil.

"Kenapa van?" Tanya gue.

"Lo sebenernya sadar nggak sih?" Tanya Revan balik.

"Ya iyalah. Buktinya sekarang gue di sini," tawa gue.

"Bukan itu maksud gue."

"Terus?"

"Lo sadar nggak sih, kalo lo itu nggak peka," ucap Revan.

"Nggak peka? Maksud lo?" Tanya Teresa bingung.

"Lo itu harusnya lebih peka sama orang terdekat lo," ujar Revan.

"Gue nggak ngerti–"

"Udah lah. Nggak usah di bahas. Emang lo nggak bakal pernah ngerti," potong Revan.

Malahan lo van yang nggak pernah ngerti perasaan gue. Lo juga nggak pernah peka terhadap perasaan gue ini ke lo yang udah terlalu dalam.

•••

TERESA

Sekarang, gue sama the boys udah sampe di rumah Alex. Karena cuacanya cukup panas, kita berempat langsung capcus ke kamar Alex tanpa ijin dulu. Udah biasa kita kayak gini setiap main ke rumah salah satu dari mereka.

"Nyalaiin AC nya dong lex! Buruan," suruh Emilio, merebahkan dirinya di kasur Alex.

"Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue. Idupin sono ndiri! Udah ah. Gue mau mandi dulu biar tambah cakep. Lo pada juga mandi biar nggak bau asem," ucap Alex meledek.

"Sok kecakepan lo! Masih wangi gini juga boday gue di bilang bau asem!" Seru Emilio, menciumi kedua ketiaknya.

"Tau si Alex so cakep!" Seru gue.

"So wangi!" Seru Cam.

"So i-y-e!" Seru Revan.

"Gue kan bicara fakta bukan H-O-A-X. Jelas lah gue emang cakep, wangi, and iye gitu loh! Udah ya. Alex Matthew yang cakepnya nggak nahan ini mau mandi dulu. Muachh! Jangan rindu padaku," ucap Alex, memberikan kecupan kiss bye kepada mereka berempat.

Uncertain Feeling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang