Bagian Satu

414 7 1
                                    

Gue terus melihat layar ponsel. Sudah jam 06.45. Gue mendelik sebal. Orang yang ditunggu-tunggu sejak setengah jam yang lalu belum datang juga. Tiba-tiba, sebuah mobil mini cooper memasuki pekarangan rumah. Dengan siap siaga, gue langsung menghampiri mobil itu.

Seorang pemuda tampan keluar dari dalam mobil  mengenakan seragam putih abu. Dia Alex, sahabat kecil gue.

"Kok lo baru dateng sih! Setengah jam tau ga sih gue nunggu," gerutu gue kesal kepada Alex yang baru datang.

"Sorry deh. Tadi gue ke siangan hehe," jawab Alex nyengir.

"Yaudah gue maafin. Ayok ah, buruan nanti keburu telat," ujar gue sambil masuk ke dalam mobil dan duduk. Begitu pun dengan Alex yang ikut masuk dan segera melajukan mobilnya dengan kencang.

Sekitar 15 menit, gue dan Alex tiba di sekolah. Untung Alex mengemudikannya dengan cepat. Jadi, kami sampai tepat saat bel berbunyi. Tidak jauh dari kami, terlihat tiga orang cowok yang sedang bercanda ditangga. Mereka adalah Emilio, Revan, dan Cameron.

"Hei guys," ujar Alex menyapa mereka.

"WHOAA ALEX SAMA PRINCESSNYA CUY!" Seru Emilio heboh. Anaknya emang heboh sih, punya suara kayak toa lagi.

"Apa kabar lex?" Tanya Revan. Yang satu ini, emang perhatian banget.

"Eh. Lo udah ngerjain pr kimia belom? Kalo dah, gue nyontek yak!" Seru Cam, si tukang nyontek.

"Suara lo kenceng amat sih kayak toa. Duh, van perhatian banget sih lo, btw gue baik kok. SONTEK WOY YANG BENER BUKAN NYONTEK BWAHAHAHA!" Tawa Alex disertai tawa gue, Emilio, dan Revan.

"Lah, orang-orang aja nyebutnya nyontek bukan s-o-n-t-e-k!" Ujar Cam tidak mau kalah.

"Berarti lo itu nggak berPERIKEBAHASAAN! Yang bener tuh sontek bukan n-y-o-n-t-e-k!" Seru kita berbarengan. Cam yang sudah capek akhirnya mengangkat tangan bertanda menyerah.

Gue mau tanya deh. Kalo misalnya kalian dikelilingi cowok-cowok ganteng gimana rasanya? Pasti melting kan? Gini nih, yang sekarang lagi gue rasain. Alex, sahabat gue sendiri salah satunya. Dia punya wajah yang tampan. Begitu juga dengan sahabat-sahabat cowoknya. Terutama Emilio, ganteng sih tapi, suaraya kayak toa. Yang ketiga ada Revan. Dia salah satu yang paling alim di antara mereka juga ganteng. Terakhir, ada Cameron. Dia juga ganteng tapi sayangnya paling malas. Mereka bertiga termasuk anak hits di sekolah.

Sekarang gue pingin nge deskripsiin mereka ya. Pertama Alex Matthew atau biasa dipanggil Alex. Dia itu paling tinggi di antara kita. Dia juga punya wajah yang cukup tampan. Rambutnya mirip kayak orang habis bangun tidur. Tapi, itu yang ngebuat dia banyak fansnya. Katanya sih 'seksay'.

Selanjutnya Emilio Martinez atau Emilio. Dia anak yang mulutnya kayak toa itu. Wajahnya juga nggak kalah tampan. Rambutnya lebih mirip Nash Grier waktu dia main di film The Outfield. Toa toa gitu dia juga banyak yang suka loh.

Next, Revan Fernaldo atau Revan. Anak yang paling alim di antara kita semua. Wajahnya juga cakep loh! Rambutnya ada jambulnya gitu deh. Bikin meleleh setiap cewek yang liat.

Last, Cameron Alexander atau Cam. Si tukang 'nyontek'. Dia mempunyai wajah blasteran Inggris. Rambutnya mirip artis Cameron Dallas. Yang fansnya Cameron Dallas merapat aja deh.

Oh iya. Gue hampir lupa memperkenalkan diri. Oke oke. Nama gue Teresa Bawden. Orang biasa manggil gue Teresa. Gue cukup dekat dengan keempat pria tampan itu, tapi lebih ke Alex sih. Soalnya Alex itu udah jadi sahabat gue sejak umur 6 tahun. Dan asal kalian tau ya. Gue udah terlanjur jatuh cinta sama salah satu di antara mereka. Alex? Bukan. Tapi Revan. Entah kenapa gue seneng aja kalo lagi deket dia. Nyaman rasanya. Maksud gue, bukan berarti gue nggak nyaman sama Alex. Gue juga nyaman sama Alex malah lebih nyaman. Tapi, gue cuma mau anggep Alex sebatas sahabat aja.

Uncertain Feeling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang