Gue dan Alex berjalan menyusuri koridor sambil bercanda ria. Tidak jauh, kami melihat keramaian di depan mading. Sepertinya, ada informasi penting. Karena penasaran, gue dan Alex pergi menuju mading.
"Woy! Sini!" Seru Cam yang menyadari kehadiran gue dan Alex.
"Ini ada apaan sih?" Tanya gue.
"Sekolah ngadain acara prom night. Semua anak wajib ikut," jawab Revan.
"Kapan?" Tanya Alex.
"Minggu depan. Tanggal sepuluh jam delapan malem," ucap Emilio. "GUE NGGAK SABAR!!!"
"Oh iya. Pulang sekolah nanti katanya jangan pulang dulu. Buat ambil nomor," ujar Revan.
"Nomor? Buat apaan?" Tanya gue.
"Buat nentuin pasangan prom night kita nanti," jawab Revan.
"Ditentuin? Serius lo–" belum Alex selesai bicara tiba-tiba bel masuk berdering.
Gue beserta para the boys segera balik ke kelas.
•••
"Diberitahukan kepada semua siswa siswi SMA Pelita Bangsa. Tidak diperkenankan pulang terlebih dahulu karena akan di adakan pemilihan pasangan untuk acara prom night minggu depan dan segera bekumpul di aula sekolah sekarang. Terima kasih," ujar ketua osis melalui speaker.
Setelah mendengar pengumuman itu, semua anak langsung pergi menuju ruang aula begitu juga dengan Teresa, Alex, Emilio, Revan, dan Cam.
Saat sudah sampai, keadaan aula sudah di penuhi oleh banyak anak dari kelas 10, 11, hingga 12.
Mereka mengambil tempat duduk paling pojok. Dekat speaker. Budeg budeg dah.
Seorang perempuan menaiki panggung mengenakan seragam SMA Pelita Bangsa. Ia adalah Sasky, sang ketua osis. "Selamat sore semua."
"Selamat sore kembali," jawab semua anak serempak.
"Sebelumnya, saya minta maaf untuk semuanya karena harus pulang terlambat. Oke saya mulai. Seperti yang sudah kalian tahu, bahwa sekolah kita akan mengadakan acara prom night yang akan di laksanakan pada minggu depan tanggal 10 Agustus di aula sekolah. Saya mengumpulkan kalian di sini, untuk menentukan pasangan prom night kalian. Nanti, setiap kelas akan kita panggil untuk mengambil nomor secara antri. Sebelah kanan untuk pria dan sebelah kiri untuk wanita. Barisan kanan dan kiri memiliki nomor 1 hingga 20. Jika di antara kalian ada yang mendapatkan nomor sama, artinya itu adalah pasangan kalian. Oke, kita mulai dari kelas 10 MIPA 1..."
Sasky memanggil satu persatu setiap kelas. Hingga giliran kelas..."11 MIPA 4!" Seru Sasky.
Dengan gugup kita berdiri.
Dag dig dug. Aduh, deg degan nih. Semoga gue sama Revan, batin Teresa.
Semoga gue sama Teresa! Ujar Alex dalam hati.
Selang beberapa menit, kini semua anak sudah memegang kertas masing-masing. Tinggal menunggu dengan siapa kita akan berpasangan.
15 menit kemudian...
"Sekarang kelas 11 MIPA 4! Urutan 1 di mohon berdiri!" Seru Sasky menyebutkan urutan nomor 1. Ternyata Cam berpasangan dengan Evi. Setiap nomor pun di sebut satu persatu satu.