Ch 2 - Ibu2 anak2 Bapak2

3.3K 361 43
                                    

"Kemarin suamiku membelikan cincin berlian yang cantik."

"Ah benarkah? Apa secantik dan sebesar bandul berlian yang dihadiahkan suamiku ini??"

Junmyeon sangat kesal sekali pada jiyong yang selalu saja menyainginya dalam hal pamer kekayaan. Tapi dia punya kartu lain yang bisa digunakannya untuk mematikan saingannya yang satu ini.

"Daripada kita membicarakan berlian, lebih baik kita bicarakan anak-anak kita yang adalah laki-laki sejati."

"Oh tapi kudengar salah satu dari ketiga anak itu ada yang kemayu juga."

"Jimin tidak seperti itu. Dia membentuk otot perutnya dengan baik akhir-akhir ini."

"Ternyata aku tidak harus menyebutkan namanya. Ibunya sudah mengakuinya sendiri."

"Tapi kau bilang salah satu dari tiga anak, jiyong-ssi."

"Ada banyak orang disini, junmyeon-ssi. Mungkin saja salah satu dari teman kita juga punya tiga orang anak."

"Ha! Kalau begitu, ajari kedua anak dari total empat orang anak itu untuk merubah dirinya menjadi lelaki sungguhan."

"Kau cari ribut denganku!!"

"Apa aku sedang membicarakanmu? Kenapa kau tersinggung??"

"Aku tidak bodoh, siapa diantara kita yang memiliki 4 orang anak selain aku eoh?!"

"Aku juga tidak bodoh untuk mengetahui kalau hanya aku yang memiliki tiga orang anak. Sementara teman-teman kita yang lainnya hanya punya satu atau dua orang anak saja."

"Teman-teman kita? Mereka sepertinya harus berpikir ulang untuk menjadi temanmu."

"Seharusnya aku yang bicara seperti itu. Berteman dengan istri yang gatal sepertimu adalah kerugian yang memalukan."

"Aku mendapatkan mereka dengan tiga kelahiran. Itu berarti sama denganmu. Jadi kau pun serupa gatalnya denganku, junmyeon. Berkaca dan sadarlah terhadap dirimu sendiri."

"Wah kau-"

"Uh kawan-kawan, kalau orang ini nanti melamar anakku seokjin dan suga, aku benar-benar akan mempertimbangkannya 2 juta kali."

"Oh!! Hati-hati kalau bicara. Jangan-jangan malah keluargamu yang akan mengemis pada keluargaku nanti."

"Kau!!"

"Apa huh?!!"

Lalu mereka saling menjambak satu sama lain. Tidak memperdulikan teman sosialitanya yang mencoba untuk melerai perkelahian itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Oh tidak!! Kenapa mereka ada disini???"

Jimin berjalan mundur dari ruang pendaftaran siswa baru di bighit high school itu.

'Aku harus kabur sebelum mereka menyadari keberadaanku.'

Katanya dalam hati. Masa bodoh dengan keinginan ibunya agar mendaftar di sekolah yang sama dengan hoseok, yang penting dia selamat dari-

"Hai, jimin!!!"

"Wahhh kau hebat taehyung, daya endus mu semakin kuat."

"Kau pikir aku anjing eoh -_-"

"Tapi aku bahkan tidak bisa mencium bau-bau kesempurnaan dari jarak sejauh itu."

"Itu hanya beberapa meter, jungkook. Dan aroma jimin terlalu manis dan memabukkan untuk di-"

Plakkkkk

[End] LalatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang