Ch 1 - Tameng

6.3K 505 104
                                    

"Aku tidak mau."

"Aku akan bilang pada ibu kalau kau memakai lipstik lagi ke sekolah."

"Aku tidak memakainya."

"Oh ya? Bagaimana kalau kotak kecantikanmu dikolong kasur itu langsung kuperlihatkan saja pada ibu."

"Hyung!!!"

"Kalau begitu turuti aku, jimin."

"Kau yang akan mendekatinya, kenapa aku harus ikut-ikutan?!"

"Karena yoongi juga akan mengajak adiknya."

"Bilang saja kalau kau tidak punya adik."

Hoseok sudah jengah membujuk jimin daritadi.

"Ibu!!!"

"Yahhh!!! Kenapa hyung memanggil ibu?!"

"Ada apa, hoseok?"

'Gawat!! Ibu sudah ada disini-'

"Aku mau melakukannya!!"

"Kau kenapa jimin? Apa yang mau kau lakukan?"

"A-a-akku akan pergi dengan hoseok hyung ke perpustakaan kota, bu. Iya!! Kami akan pergi kesana."

Hoseok senang mendengarnya. Akhirnya jimin mau bersekongkol dengannya untuk bisa bertemu dengan yoongi.

"Tapi tumben sekali kau mau pergi kesana? Kau tidak akan pergi ke toko kosmetik kan, jimin?"

"Tidak, bu. Mana mungkin aku pergi ke toko seperti itu.."

"Awas saja kalau kau melakukan hal yang aneh-aneh lagi. Sudah cukup ibu malu didepan teman-teman karena wajahmu yang seperti perempuan itu. Jangan kau tambah-tambah dengan memakai pernak-pernik wanita."

"Tapi, bu-"

"Jangan lupa pergi ke gym dengan hyungmu itu. Pokoknya ibu tidak akan memberikan uang jajan tambahan kalau perutmu itu belum kotak-kotak."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jimin benar-benar bosan disini. Kakaknya pasti sudah kehilangan akal untuk datang kesini 3 jam lebih cepat dari waktu yang sudah ditetapkan oleh yoongi.

"Hyung... Aku mau pulang saja~"

"Bilang begitu sekali lagi, hyung akan membakar perkakas kecantikanmu itu."

"Kalau namjoon hyung tahu. Kau akan habis olehnya."

"Kalau dia sampai tahu, kaulah yang akan habis duluan, chim-chim sayang~"

Jimin mencebikkan bibirnya. Sial sekali dia harus terlibat dengan seorang kakak yang penuh ancaman seperti hoseok.

.
.
.

Ini adalah kesialan dengan paket lengkap. Karena begitu yoongi sampai di cafe itu. Mereka benar-benar seperti pemilik seluruh alam semesta beserta isi-isinya, sementara sisanya adalah penyewa yang tidak ada harganya sama sekali.

'Aku jadi lalat.'

Batin jimin.

'Setidaknya aku bukan lalat bodoh seperti mereka.'

Lanjutnya dalam hati sembari menatap sinis pada adik-adik yoongi yang terus saja melihatnya dengan mulut menganga. Jimin hanya tidak tahu saja, bahwa kedua orang itu tengah terpesona padanya.

"Hyung, aku ingin ke kamar kecil."

Dan tidak ada jawaban dari hoseok.

"Ck. Aku pergi."

[End] LalatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang