A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini..
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Saat mendengar bahwa Taehyung tinggal sendirian, Namjoon pikir saat itu anak lelaki tersebut hanya sedang tidak ingin pulang ke rumah—mungkin sedang merajuk dengan orang tuanya atau semacamnya. Pikirnya, anak pasti itu berbohong dengan muka sedatar itu.
Bahkan saat pertama kali Namjoon berkunjung ke rumah Taehyung, dia tidak bertanya karena berpikir orang tua Taehyung mungkin sedang pergi berkerja. Menurutnya wajar jika rumah dalam keadaan sepi pada jam-jam siang saat itu.
Namun di lain kesempatan, Namjoon betul-betul terkejut saat mengetahui bahwa Taehyung ternyata memang tinggal sendirian. Seorang anak laki-laki berumur tiga belas tahun menjalani harinya sendirian dalam di sebuah apartemen nan luas—itu terdengar tak masuk akal.
Saat itu hari minggu dan musim panas mencapai puncaknya. Namjoon dan Hoseok dalam perjalanan pulang seusai dari kelas tambahan, di mana Hoseok mengoceh jika keduanya tidak akan bisa sampai rumah selamat dengan terik sepanas itu. Jadi berakhirlah keduanya dengan mengganti tujuan ke rumah Taehyung.
Kau di rumah?
Terlebih dahulu Namjoon mengirimkan pesan singkat pada Taehyung.
Iya.
Ada apa?Taehyung membalas cepat dan kemudian dibalas dengan cepat pula oleh Namjoon.
Aku ke sana sekarang.
Lalu, tak lama setelah itu bel pintu Taehyung berbunyi mengganggu.
Taehyung merepotkan diri meninggalkan kipas anginnya yang sejuk dan cepat-cepat berlari membuka pintu, hanya untuk mendapati Namjoon dan Hoseok yang hampir terlihat seperti es di bawah terik meleleh. Dua manusia kutub itu datang lebih cepat dari yang Taehyung perkirakan.
“Kalian dari mana?” tanya Taehyung saat ketiganya berjalan masuk.
“Berjuang menghadapi ketidakadilan,” Hoseok bercelatuk. Taehyung mengernyit tak paham akan candaan tersebut, tapi untungnya setelah itu Namjoon meralat jawaban si pemuda kurus.
“Pelajaran tambahan untuk anak kelas tiga.” Namjoon mengulurkan sebuah semangka besar yang terikat tali kepada Taehyung seraya berkata, “Kami membeli ini di perjalanan.”
“Akan kupotong.” Taehyung tersenyum dan lantas berjalan menuju dapur.
Sementara Namjoon dan Hoseok merebahkan diri terlentang di lantai. Keduanya mengatur napas seolah baru saja melakukan marathon.
“Aku punya limun di kulkas, Hyung,” Taehyung berkata dari arah dapur.
Mendengar kata limun, mata Hoseok serta-merta melebar. Secepat kilat dia bangkit dan berlari menuju lemari pendingin. “AC-mu mati, Tae?” pemuda itu bertanya di depan lemari pendingin yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already | BTS JinV - NamV - MinV [COMPLETE]
FanfictionTaehyung terlalu dingin. Seluruh hatinya beku hingga perasaannya mati. Dia tidak pernah menyadari apa arti dirinya bagi dunia dan apa tujuannya lahir di dunia ini. Di saat-saat terakhir, dia tersadar bahwa dirinya tersesat. Tapi sebelum semua bera...