A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini..
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Kisah cinta Taehyung dan Seokjin memang terbilang klise. Mereka tidak pernah pernah pergi berkencan ke tempat-tempat khusus atau melakukan hal-hal istimewa. Keduanya menjalin hubungan dengan cara mereka sendiri—dengan ada satu sama lain.
Sama-sama tumbuh dengan mengarungi dunia remaja yang bengal dan dipenuhi aksi bengis, bagi mereka menghabiskan waktu senggang bersama tanpa melakukan apa-apa sudah cukup istimewa. Sebelumnya, Taehyung tidak pernah menikmati waktunya tidur-tiduran malas di sofa—dengan televisi menyala, semangkuk keripik tortilla serta tangan yang membelai lembut kepalanya selagi berbaring—dan menemukan hal tersebut amatlah sempurna.
Mereka berdua, Kim Seokjin dan Kim Taehyung, terbiasa bertukar perasaan tanpa sepatah kata. Diam adalah cara mereka berbincang dalam kesunyian. Hanya dengan beberapa detik tatapan dan senyum simpul, keduanya menyampaikan isi hati masing-masing.
Karena, mereka saling mencintai. Itu saja sudah cukup. Mereka hanya tahu, tanpa perlu mengungkapkannya.
Seokjin memberikan semua yang tidak pernah Taehyung dapatkan sejak beberapa tahun terakhir. Perlindungan, rasa nyaman, kehangatan, kasih sayang, dan perasaan bahwa dirinya amat berharga—begitu berarti dan penting—setidaknya untuk satu orang ini.
Sementara satu-satunya yang paling disyukuri Taehyung, dan yang pertama sejak dirinya mulai bangkit, adalah kehadiran Seokjin semata. Seokjin menyambutnya saat memasuki dunia nakal anak-anak muda serta membantunya saat ingin keluar, memeluknya saat mencapai ambang kehancuran, menahannya saat akan terjatuh lagi, lalu tersenyum padanya tiap kali menangis.
Laki-laki itu hadir di tiap momen Taehyung, memberikan seluruh cintanya secara melimpah tanpa pamrih.
Bahkan Seokjin tidak ragu-ragu untuk mengenalkan Taehyung pada kedua orang tuanya. Waktu itu masih musim panas. Seokjin mengundang Taehyung ke acara makan malam keluarga, dan ternyata malah mengumumkan hubungan mereka—kepada sang ibu, juga ayahnya yang turut membawa sang istri baru beserta seorang putri.
Acara makan-makan berubah canggung pada malam itu, tapi tak apa. Keterkejutan mereka bisa dimaklumi. Segala sesuatu butuh waktu untuk membiasakan.
Sehabis acara dan seusai berpamitan, Seokjin mengantar Taehyung pulang. Namun sebelum kedua pemuda itu benar-benar pergi, ibu Seokjin sempat menemui keduanya. Wanita itu tiba-tiba saja memeluk Taehyung, lalu dengan suara teramat lembut lantas mengatakan, “Maaf makan malam hari ini tidak begitu menyenangkan. Kapan-kapan datang lagi, ya. Kita bertiga bisa menghabiskan waktu bersama.”
Taehyung tidak mampu berkata-kata pada saat itu. Dia tidak tahu mesti bagaimana mengungkapkan perasaannya dan tak yakin balasan seperti apa yang setimpal untuk diberikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Already | BTS JinV - NamV - MinV [COMPLETE]
FanfictionTaehyung terlalu dingin. Seluruh hatinya beku hingga perasaannya mati. Dia tidak pernah menyadari apa arti dirinya bagi dunia dan apa tujuannya lahir di dunia ini. Di saat-saat terakhir, dia tersadar bahwa dirinya tersesat. Tapi sebelum semua bera...