4

2.4K 80 0
                                    

Sejak kejadian Ibu Angga yang sakit dua hari yang lalu. Angga jadi lebih menjaga kesehatan Ibunya. Ia takut Ibunya akan jatuh sakit lagi karena keteledoran nya dalam menjaga Ibunya. Ia juga meperingatkan adik laki-lakinya nya agar jauh lebih memperhatikan Ibunya. Serta memperingatkan adik perempuan nya agar tidak terlalu merepotkan Ibunya.

Hari ini Angga dan Alana kembali bersekolah. Seperti biasa Angga pergi bersama Alana kesekolah.

Disekolah mereka di kejutkan dengan pengumuman secara tiba-tiba jika tiga hari lagi sekolah nya akan mengadakan pentas seni dalam memperingati hari Kartini. Setiap siswa siswi di wajibkan untuk memakai pakaian adat agar memperingatkan hari Kartini lebih terasa.

Saat ini sedang jam istirahat, seluruh siswa siswi diminta oleh Kepala Sekolah agar mendiskusikan kebakatan apa saja yang akan mereka tampilkan. Maka dari itu, Kepala Sekolah memberikan waktu cukup lama. Dari istirahat hingga pulang. Mendiskusikan bakat apa yang ingin di tampilkan memang membutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu Kepala Sekolah memberikan waktu untuk berdikusi dari mulai jam istirahat sampai jam pulang. Seluruh siswa tidak di perbolehkan keluar kelas. Hanya di dalam kelas saja dan mendiskusikan apa yang ingin di pentaskan pada peringatan hari Kartini nanti.

"Al, lihatlah pengumuman sialan itu. Anak-anak di kelas ini pasti akan menyuruhmu untuk menari dalam pentas seni itu. Menyebalkan sekali!" ujar Angga tiba-tiba dengan sorot mata yang menatap seisi kelas nya dengan kesal.

"Alana Alana! Kau harus menari saat pentas seni nanti! Aku sudah mendaftarkan nama mu dalam catatan ini dan aku akan memberikan nya kepada osis nanti. Tidak ada bantahan! Kau harus setuju!". Ucap salah satu murid mengagetkan Alana setelah itu ia langsung berlalu begitu saja. Ya. Vania. Selaku ketua kelas. Memerintah segalanya dengan semena-mena dan tidak ada satupun yang berani membantah ucapan nya. Karena jika membantah ia akan melaporkan nya pada wali kelas. Setelah itu wali kelas akan menghukum murid tersebut. Maka tidak ada yang berani membantah ucapan Ketua Kelas itu.

Alana yang mendengar nya hanya mendenguskan nafas kasar dan memasang wajah sebalnya.

"Lihat itu! Belum aku selesai bicara sudah ada yang memerintah mu seenak nya seperti itu!" umpat Angga kesal dengan perlakuan Vania selaku ketua kelas yang super kejam.

"Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa membantah nya dan aku hanya bisa menuruti perintah nya. Jika tidak aku akan di laporkan ke wali kelas dan aku akan mendapatkan hukuman. Aku tidak ingin hal seperti itu terjadi." balas Alana dengan penuh penekanan di setiap perkataan nya.

"Kau tahu? Aku tidak pernah suka acara sialan seperti ini. Kau akan memakai pakaian yang akan membuat dirimu jauh lebih cantik. Lalu kau akan menari dan setelah itu akan banyak orang-orang yang menonton dirimu dengan berdecak kagum atas dirimu itu! Aku benci gadis kesayangan ku dan gadis milik ku di tonton oleh orang sebanyak itu!"

Alana yang mendengar penuturan itu hanya tersenyum dan menahan tawanya. Pasalnya, ia tahu sekali. Kekasih nya akan seperti ini dan ia tidak akan berhenti mengomel-ngomel tidak karuan jika Alana tidak menenangkan nya segera.

"Hey, sudahlah. Aku janji saat aku menari nanti hanya kau saja yang akan ku lihat. Anggap saja aku menari hanya seolah ingin dilihat olehmu. Dapatkah kau tenang sekarang? Kekasih mu sudah berjanji. Seharus nya kau tenang sayang." Alana berkata dengan lembut dan penuh ketenangan.

"Tidak tidak. Walaupun begitu tetap saja kau akan di tonton oleh banyak orang Al. Aku tidak bisa membiarkan hal seperti ini terjadi." balas Angga tetap dengan kekesalan nya.

Angga memang keras kepala dan sangat posesif. Jika ia tidak ingin suatu hal terjadi pada kekasih nya maka ia akan melakukan apapun agar hal yang tidak di inginkan nya tidak terjadi.

My Protective Boyfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang