Pagi ini cuaca hampir menembus angka 27 derajat celcius, untuk negara dengan dua musim, dapat dikatakan bahwa pagi ini sedingin es. Malas mandi.
Tapi aku tetap bersikukuh untuk menemui Nurul, agar hatiku tak ikut beku karena penasaran mengenai begundal itu.
Faktanya, aku benar-benar melupakan kenyataan, bahwa Yoga tidak seperti dahulu lagi. Entah dia sudah resmi menggantikanku dengan yang lain, atau masih menggantungkan perasaanku di sudut-sudut langit.
Terhitung, sebulan sudah semenjak ujian nasional berakhir, Yoga tidak ada kabar. Bahkan di sekolah aku juga tidak bertemu denganya.
Seluruh akun media sosial milik Yoga juga menghilang, raib entah dibawa kemana. Pesan sms ku? bahkan tak ku ketahui setatusnya. Entah tertelan bumi, dibawa lari oleh tikus dan dimakan semut, atau tersangkut layang-layang. aku juga tak tahu.
Dia benar-benar menghilang, Raib entah kemana.
Meninggalkan ruang kosong di sudut hatiku. Sempat terdengar kabar, bahwa Yoga telah pindah rumah, dan sudah bahagia dengan hidupnya yang baru.
Dibuktikan oleh Rendy, dengan selembar foto mereke berdua tersenyum, Yoga dan seorang wanita berparas cantik.
Sedangkan aku? aku dengan bodohnya masih setia menunggu kedatanganya. Berprasangka baik, jikalau mungkin dia sedang sakit? mungkin tiba-tiba handphonenya hilang? atau kejadian yang tidak kuduga lainya.
Mungkin....
.... Lebih tepatnya aku sedang menunggu. Menunggu dia memberi penjelasan atas semua ini padaku. walaupun kutahu aku tak begitu yakin dia akan jujur. Dari dulu aku selalu penasaran, apa alasan sebenarnya dia melakukan ini? Aku benar-benar penasaran.
****
Kau tahu rasanya digantungkan tanpa kejelasan?
Yah.. dia pandai sekali mengantungkan harapan-harapan disudut kota. Selalu datang dan pergi seenaknya saja. Tanpa perduli apakah aku terluka? Apakah aku baik-baik saja? Lalu aku dipaksa untuk mengerti dia.
Mengerti perasaanya yang katanya hanya aku yang mampu mengerti. Aku yakin, dia sengaja membuat teka-teki yang sulit dipecahkan. Untuk membuatku selalu ingin tahu, dan membuatku selalu terikat dengannya. ~
Hari-hari selanjutnya, aku menerima kepergiannya dariku, yang tak terduga. Lantas aku mencoba mencari kebahagian baru tanpanya. Seperti merakit miniatur rumah jepang, yang bikin lupa makan.
"Na, Lihat deh, ini keknya Yoga?" Sahut Gina.
"Eh iya deh kayak'nya"
Pukul 16.00 tepat, saat aku dan Gina barusan selesai merakit miniatur rumah jepang, Gina kebetulan melihat akun media sosial lelaki yang mirip Yoga, akun tersebut sengaja dikunci agar aku tidak bisa melihatnya. Kemudian aku menyuruh Gina mencari tahu tentang kebenaran akun tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Diana [ Berhenti ]
Teen Fiction" aku tahu ribuan kalimat kau tulis untuk memberi tanda bahwa kamu selalu sabar menungguku, yang seolah-olah kauingin mengatakan pada dunia bahwa kamu sangat mencintaiku dan berharap aku mengerti itu. Oke aku tahu tentang tanda-tanda yang kau kirimk...